Jakarta, TopBusiness – PT Astra International Tbk (IDX: ASII) melaporkan kinerja keuangan selama sembilan bulan pertama tahun 2024. Tercatat selama sembulan pertama itu, kendati sektor otomotof menurun, namun raihan laba bersih tetap meningkat.
Menurut Presiden Direktur ASII, Djony Bunarto Tjondro, secara umum laba bersih per saham sedikit meningkat menjadi sebesar Rp647 (tidak termasuk penyesuaian nilai wajar). Dengan penjualan mobil menurun 15%, ini merefleksikan pelemahan pasar mobil nasional. Sementara penjualan sepeda motor meningkat 1%.
Namun untuk peningkatan kinerja bisnis lainnya, terutama divisi jasa keuangan, mengimbangi penurunan divisi otomotif. Lalu peningkatan kinerja bisnis kontraktor penambangan dan pertambangan emas, mengimbangi penurunan penjualan alat berat dan pertambangan batu bara.
“Kinerja Grup sepanjang sembilan bulan pertama tahun 2024 memperlihatkan resiliensi portofolio bisnis kami yang terdiversifikasi dengan baik,” katanya, dalam keterangan resmi ASII kepada wartawan, Kamis (31/10/2024).
“Meskipun pasar mobil masih relatif lemah, namun kami memprakirakan Grup dapat mempertahankan kinerja yang kuat hingga akhir tahun ini. Kami tetap yakin terhadap potensi ekonomi Indonesia dan akan terus menjajaki peluang baru untuk semakin memperkuat portofolio Grup, selaras dengan pertumbuhan jangka panjang Indonesia” lanjutnya.
Secara spesifik, DJony menyatakan, kinerja pendapatan bersih konsolidasian Grup pada sembilan bulan pertama tahun 2024 sebesar Rp246,3 triliun, meningkat 2% dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
Dengan laba bersih Grup, tanpa memperhitungkan penyesuaian nilai wajar atas investasi pada GoTo dan Hermina, mencapai Rp26,2 triliun. Ini sedikit lebih tinggi dibandingkan dengan periode yang sama tahun lalu.
“Jika memperhitungkan penyesuaian nilai wajar pada GoTo dan Hermina, maka laba bersih Grup juga sedikit meningkat menjadi sebesar Rp25,9 triliun,” katanya.
Adapun untuk nilai aset bersih per saham pada 30 September 2024 sebesar Rp5.111, meningkat 4% dibandingkan pada 31 Desember 2023.
Kas bersih, tidak termasuk anak perusahaan jasa keuangan Grup, sebesar Rp9,9 triliun pada 30 September 2024, dibandingkan dengan Rp29 miliar pada akhir tahun 2023.
Utang bersih anak perusahaan jasa keuangan Grup sebesar Rp58,0 triliun pada 30 September 2024 dibandingkan dengan Rp52,2 triliun pada akhir tahun 2023.
Dia pun merinci, berdasarkan divisi bisnis pada sembilan bulan pertama tahun 2024 itu, beberapa segmen lini bisnis mengalami peningkatan, tapi lini bisnis lainya juga menurun.
Untuk laba bersih divisi otomotif Grup menurun 7% menjadi Rp8,5 triliun. “Ini terutama disebabkan oleh dampak penjualan mobil yang lebih rendah di tengah pelemahan pasar mobil nasional, yang mengimbangi peningkatan kontribusi bisnis sepeda motor,” ujarnya.
Laba bersih divisi jasa keuangan Grup meningkat 6% menjadi Rp6,2 triliun pada sembilan bulan pertama tahun 2024. Ini disebabkan terutama oleh peningkatan kontribusi dari bisnis pembiayaan konsumen dengan portofolio pembiayaan yang meningkat.
Laba bersih divisi alat berat, pertambangan, konstruksi dan energi Grup meningkat tipis 1% menjadi Rp9,6 triliun. Hal ini juga didukung oleh peningkatan kinerja pada bisnis kontraktor penambangan dan pertambangan emas yang mengimbangi penurunan penjualan alat berat dan pertambangan batu bara.
Untuk laba bersih divisi agribisnis Grup tercatat stabil sebesar Rp638 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024, didukung oleh harga jual minyak kelapa sawit (“CPO”) yang lebih tinggi, meskipun terdapat penurunan volume penjualan CPO dan produk turunannya.
Divisi infrastruktur dan logistik Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 27% menjadi Rp972 miliar pada sembilan bulan pertama tahun 2024.
Divisi teknologi informasi Grup, PT Astra Graphia Tbk, yang 76,9% sahamnya dimiliki Perseroan, mencatatkan peningkatan laba bersih 21% menjadi Rp116 miliar, terutama disebabkan oleh marjin usaha yang lebih baik.
Divisi properti Grup melaporkan peningkatan laba bersih sebesar 42% menjadi Rp162 miliar, disebabkan kenaikan tingkat hunian di Menara Astra dan peningkatan pendapatan dari bisnis residensial.
Adapun untuk aksi korporasi Astra baru-baru ini di Oktober, Grup telah menyelesaikan akuisisi 95,8% saham Heartology Cardiovascular Hospital dengan nilai investasi sebesar Rp643 miliar.
Heartology merupakan salah satu rumah sakit spesialis jantung swasta terbesar di Indonesia yang berlokasi di Jakarta. Investasi ini adalah bagian dari fokus ekspansi Astra pada sektor kesehatan.
“Jika investasi ini digabungkan dengan investasi sebelumnya di Halodoc dan Hermina, maka total investasi Grup di sektor kesehatan kini mencapai Rp4,2 triliun. Grup tetap berkomitmen untuk memperluas portofolionya di sektor kesehatan dan menciptakan sinergi dengan ekosistem Astra yang luas,” ujar dia.