Jakarta, TopBusiness – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di PT Bursa Efek Indonesia masih rawan terkoreksi.
Melalui mncsekuritas.id, riset MNCS Daily Scope Wave 5 November 2024 memperlihatkan paparan IHSG kembali terkoreksi 0,34% ke 7.479 disertai dengan adanya peningkatan volume penjualan, koreksi dari IHSG pun sempat menembus support di 7,449 dan telah mencapai area koreksi minimal yang kami berikan di 7,444. Kami memperkirakan, posisi IHSG saat ini sedang berada pada bagian dari wave v dari wave (c) dari wave [iv] pada skenario hitam, atau wave (c) dari wave [ii] pada skenario merah. Hal tersebut berarti, IHSG masih rawan terkoreksi ke 7.355-7.366 sekaligus menutup area gap.
Support: 7.366, 7.207
Resistance: 7.595, 7.675
BMRI – Buy on Weakness
BMRI menguat 1,50% ke Rp6.750 disertai dengan munculnya volume pembelian, penguatannya pun mampu menembus MA200. Kami perkirakan, posisi BMRI sudah menyelesaikan wave [c] dari wave 2, sehingga saat ini sedang berada di awal wave [i] dari wave 3.
Buy on Weakness: Rp6.625-6.725
Target Price: Rp7.000, Rp7.300
Stoploss: below Rp6.525
INCO – Spec Buy
INCO terkoreksi 0,79% ke Rp3.770 dan masih didominasi oleh volume penjualan. Saat ini, posisi INCO saat ini sedang berada di akhir wave (c) dari wave [b], sehingga koreksinya akan relatif terbatas.
Spec Buy: Rp3.700-3.750
Target Price: Rp3.900, Rp4.110
Stoploss: below Rp3.610
JPFA – Buy on Weakness
JPFA menguat 2,57% ke Rp1.795 disertai dengan munculnya volume pembelian. Kami perkirakan, posisi JPFA saat ini sedang berada pada bagian dari wave [ii] dari wave 5, sehingga pergerakannya masih rawan terkoreksi.
Buy on Weakness: Rp1.590-Rp1.700
Target Price: Rp1.875, Rp2.000
Stoploss: below Rp1.525
ARTO – Sell on Strength
ARTO terkoreksi 2,86% ke Rp2.720 dan masih didominasi oleh volume penjualan, koreksinya pun sempat menembus MA200. Kami perkirakan, saat ini posisi ARTO sedang berada pada bagian dari wave (c) dari wave [ii] sehingga ARTO masih rawan melanjutkan koreksinya ke rentang area Rp2.400-2.560.
Sell on Strength: Rp2.780-2.820 per unit saham.