Jakarta, TopBusiness – PT Transportasi Gas Indonesia (TGI) atau yang dikenal Transgasindo merupakan perusahaan patungan (joint venture) antara PT Perusahaan Gas Negara Tbk dengan Transasia Pipeline Company Pvt. Ltd. dengan kepemilikan saham 40%.
Transasia sendiri merupakan konsorsium beberapa pemain gas di dunia seperti Conoco Phillips (namun belum lama ini sudah diakusisi Medco), lalu Petronas, Singapore Petroleum, dan lainnya sebagai pemegang saham di TGI itu.
TGI sendiri bergerak di bidang transportasi gas atau pengangkutan (penyaluran) gas bumi melalui pipa transmisi. Hingga kini panjang pipa transmisinya mencapai 1.005 km. Ini terdiri dari dua jalur pipa yakni Grissik (Sumatera Selatan)-Duri (Riau) sepanjang 536 km. Jalur ini terdiri dari 14 gas metering station. Dengan sumber gasnya dari Corridor Block, PHE Jambi Merang and EMP Bentu. Dengan kapasitas pipanya sebanyak 427 mmscfd dan yang free flow 310 mmscfd.
Dan jalur kedua adalah Grissik-Singapura sepanjang 468 km. Jalur ini terdiri dari 6 gas metering station dengan pipeline capacity-nya sebanyak 465 mmscfd dan yang free flow 401 mmscfd. Adapun sumber gasnya dari Corridor Block, PHE Jambi Merang, dan PetroChina (Jabung).
“Perpipaan kami melewati empat provinsi yakni Sumsel, Jambi, Riau dan Kepulauan Riau. Dan melintas 135 desa dengan 19 desa di antaranya merupakan ring 1,” terang Emil Ismail, Corporate Secretary Transgasindo. “Ditengok dari kondisi itu, maka strategi bisnis kami adalah menjadi Gas Transporter pilihan pelanggan di area Sumbagteng (Sumatera Bagian Tengah) dengan keunggulan availability dan reliability asset yang optimal.”
Pernyataan Emil itu disampaikan di acara penjurian TOP CSR Awards 2022 yang digelar Majalah TopBusiness, pada Jumat (18/3/2022), secara virtual. Dalam pemaparan terkait program CSR-nya, Emil diampingi Benny Kurniawan selaku Investor Relation & Social Responsibility.
Menilik dari bisnis operasional yang dilakukannya itu, kata Emil, pihaknya tak pernah lupa untuk melaksanakan kewajibannya dalam program-program pertanggung jawaban sosial atau Corporate Social Responsibility (CSR).
“Sebagai perusahaan joint venture, meski kami ini slim dalam struktur organsiasinya, tapi kami tetap menjalankan kewajiban-kewajiban kami terutama dalam program CSR,” katanya.
Program CSR yang besutnya itu memang sesuai dengan visi-misi Transgasindo. Dilanjutkan Benny, visi perusahaan adalah, “Untuk menjadi ‘Transporter Pilihan’ gas alam yang melayani pelanggan di pasar domestic Sumatera dan Batam, serta pasar ekspor Singapura dan Malaysia.”
Dengan misinya adalah, pertama, untuk meningkatkan pemanfaatan gas alam di Indonesia; kedua, untuk memastikan pengiriman gas alam yang aman dan andal kepada pelanggan untuk kepentingan pemegang saham, karyawan, dan masyarakat dimana kami beroperasi; dan ketiga, untuk mengadopsi praktik bisnis yang transparan dan etis di semua bidang kegiatan kami.
Komitmen pada Isu Keberlanjutan
Dalam menerapkan bisnisnya, kata Benny, Transgasindo senantiasa taat untuk melaksanakan pembangunan berkelanjutan. Dan hal ini sudah menjadi komitmen perusahaan seperti yang ada di visi-misi itu.
“TGI sebagai gas transporter pilihan di Sumbagteng berkomitmen pada transisi energi bersih, operational excellence dan pertumbuhan bisnis yang bertanggung jawab serta berkontribusi positif pada masyarakat dan lingkungan dan isu perubahan iklim,” katanya.
Selain itu, TGI juga ikut membangun masyarakat di sekitar wilayah operasional perusahaan melalui program pemberdayaan ekonomi, pemenuhan kebutuhan masyarakat melalui donasi, pembangunan infrastruktur dan program pemberdayaan kelestarian lingkungan.
Isu keberlanjutan ini memang tak lepas sebagai penopang pertumbuhan kinerja bisnis perusahaan dalam jangka panjang. Kondisi itu pun sejalan dengan meningkatnya concern masyarakat dunia terhadap energi terbarukan menjadikan gas alam sebagai komoditi pilihan sebagai sumber energi. Sebab gas alam merupakan sumber energi transisi yang bebas polusi. “Jadi kita siap menuju pemanfaatan energi terbarukan secara penuh pada 2040-2050 nanti,” ujarnya.
Dengan begitu, lanjut dia, TGI secara rutin melakukan pengukuran dampak dan risiko melalui dokumen RKL RPL dan profil risiko secara berkala. Juga membuat rumusan tujuan pengelolaan tanggung jawab sosial dalam mendukung strategi bisnis berkelanjutan. Dan perusahaan yang merupakan bagian dari PGN Grup berpedoman tagline “Energi Bersih, Energi Baik” dalam melaksanakan seluruh aktivitasnya dalam rangka mendukung isu keberlanjutan itu.
Benny pun menjelaskan beberapa contoh dampak keputusan bisnis yang ditimbulkan perusahaan. Seperti, kejadian force majeur semisal terjadinya kebocoran pipa gas, pemetaan dampaknya terhadap para pemangku kepentingan (stakeholders), memburuknya citra perusahaan dan berkurangnya kepercayaan customer.
“Berdasar dari kondisi itu maka dirumuskan program CSR yang tepat sasaran. Karena CSR sebagai salah satu tools bagi perusahaan untuk mengelola dampak yang ditimbulkan melalui pemetaan risiko dampak setiap tahunnya yang digunakan sebagai input dalam perumusan rencana kegiatan CSR.”
Beberapa yang dilakukan adalah, melakukan pendampingan dan pemberdayaan masyarakat untuk tumbuh bersama-sama secara ekonomi dan sosial. “Maka dari CSR TGI memfokuskan kegiatannya pada slogan #energibaik yang sejalan dengan bisnis utama perusahaan, mengalirkan energi yang minim polusi. Pasalnya, kedekatan strategi CSR dengan strategi bisnis saat ini dapat memberikan keuntungan bagi perusahaan yang memicu inovasi, memotong biaya perusahaan dan upaya-upaya diferensiasi,” beber dia.
CSR Unggulan
TGI pun sudah menggelar banyak inisiatif program CSR yang menjadi andalan perusahaan. Pertama, Ekonomi Mapan dan pelatihan keterampilan. Program CSR di bidang ekonomi ini untuk mendukung potensi ekonomi daerah sekitar wilayah operasional perusahaan guna meningkatkan penghasilan masyarakat setempat.
“Beberapa yang sudah dilakukan adalah pemberdayaan petani madu Betara. Ini sudah berlangsung 7 bulan dan nilai SROI-nya sebesar 0.71. Lalu pemberdayaan masyarakat pulau untuk menanam Durian Musangking di Batam. Dan dilakukan pelatihan kerajinan lidi sawit, menjahit, pengelasan, dan lainnya,” tutur Benny. “Program ini menambah penghasilan bagi masyarakat di sekitar area operasional perusahaan.”
Kedua, Online Training Digital Skill untuk masyarakat terdampak pandemic. Program ini di bidang pendidikan yang ditujukan untuk masyarakat terdampak pandemic secara langsung seperti kelompok masyarakat yang terkena PHK dan fresh graduated yang belum mendapat pekerjaan.
“Pelatihan yang diberikan adalah pembuatan website komersil (landing page, wordpress, dan lain-lain) dan digital marketing (fb ads, IG ads). Dan kami di 2021 lalu juga sudah melaksanakan bimbel online pembahasan soal-soal ujian seleksi PTN di Belilas, Indragiri Hulu, Riau. Ini bisa efektif dan efisien dari sisi biaya serta menambah skill set sebagai alternatif penghasilan,” dia menambahkan.
Ketiga, Renewable Energy for Community di bidang ekonomi. Ini bisa meningkatkan penggunaan energi alternative di tengah masyarakat, khususnya di wilayah yang kesulitan akses listrik seperti di pulau terpencil. Dua pulau terpencil yang merupakan area TGI berada di Pulau Tanjung Kubu dan Pulau Pemping.
Dengan program ini, sekaligus bisa membantu pemerintah meningkatkan rasio elektrifikasi dan bauran energy terbarukan sebesar 23% di tahun 2025 nanti.
Keempat, program Air Bersih masyarakat. Program lingkungan ini untuk menyediakan akses air bersih dan air siap minum untuk masyarakat di daerah terpencil untuk mendukung pencapaian SDG Pilar Lingkungan Nomor 6. Sehingg, bisa memastikan masyarakat mendapatkan akses air bersih yang layak pakai.
Kelima, program Penanaman Mangrove. Program ini salah satu program pelestarian lingkungan yang rutin dilakukan PT TGI terutama untuk area Batam yang dikelilngi pesisir. TGI rutin setiap tahunnya melakukan penanaman mangrove di Pulau Buluh. Pelatihan pengolahan mangrove juga sempat dilakukan pada tahun 2019 lalu.
“Ini cukup bermanfaat bagi masyarakat sekitar. Yakni menahan arus laut yang menyebabkan abrasi dan dapat dimanfaatkan sebagai kayu bakar atau obat2an, plus bisa menjadi ekowisata,” katanya.
Keenam, pembangunan fasilitas atau infrastruktur masyarakat, termasuk sarana pendidikan dan ibadah. Program sosial ini untuk mendukung perbaikan dan membantu masyarakat memiliki fasilitas umum yang memadai, seperti akses jalan, mushola, balai pertemuan, bangunan sekolah, puskesmas dan lain-lain.
“Dalam hal ini juga program tersebut sudah adopsi prinsip CSV (Creating Shared Value). Seperti untuk pembangunan akses jalan semuanay diuntungkan, karena digunakan bersama oleh perusahaan dan masyarakat. Bagi perusahaan akses jalan ini untuk Unit Operasi PT TGI dan masyarakat di Pulau Tanjung Kubu sendir mendapatkan akses jalan yang layak. Sekaligus juga memastikan adanya hubungan yang harmonis antara perusahaan dan masyarakat,” terangnya.
CSR di Era Kenormalan Baru
Tak sampai di situ, TGI juga turut menyukseskan program pemerintah dalam mengatasi pandemic Covid-19 ini. Melalui TGI Peduli Covid-19, pihaknya sudah melakukan banyak hal seperti dengan menyediakan sembako & vitamin untuk masyarakat sekitar dan karyawan.
Lalu menyediakan APD, dukungan vaksinasi, juga tabung oksigen sebanyak 395 tabung, serta pemasangan wastafel portable di fasilitas umum (sebanyak 24 unit).
Seperti pihaknya sudah menggelontorkan Rp1,3 miliar untuk sembako sebagai bantuan sosial bagi masyarakat terdampak pandemi. Juga senilai Rp1,1 miliar untuk APD, penyelenggaraan vaksin dan vitamin untuk masyarakat.
“Plus, sudah dikeluarkan Rp750 juta dalam rangka pengadaan tabung oksigen dan wastafel portable. Lalu sebanyak Rp615,8 juta anggaran untuk program ekonomi mapan & pelatihan selama mas pandemic itu,” pungkasya.
FOTO: Istimewa
