Jakarta, TopBusiness – PT Pos Indonesia (Persero) baru saja mencatatkan penawaran umum berkelanjutan surat utang dalam bentuk Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 di Bursa Efek Indonesia. Pencatatan surat utang ini senilai Rp1 triliun.
Aksi korporasi ini merupakan bagian dari upaya perusahaan untuk memperkuat struktur keuangan dan mendukung rencana ekspansi serta pengembangan bisnis jangka panjang.
Menurut Direktur Utama Perseroan, Faizal Rochmad Djoemadi, perseroan telah mendapat surat izin efektif dari Otoritas Jasa Keuangan (OJK) secara resmi pada tanggal 27 Desember 2024 lalu. Pencatatan Sukuk Ijarah Berkelanjutan ini merupakan momen penting bagi Perseroan, yang mencerminkan kemampuan dan komitmen Perusahaan dalam mengelola keuangan perusahaan secara transparan dan berkelanjutan.
“Alasan kita menerbitkan sukuk ijarah adalah selain fleksibel, juga untuk mengembangkan pasar syariah. Karena pasar syariah selama ini sangat positif. Jadi alhamdulillah di hari yang berkah ini kitab isa menerbitkan sukuk ijarah. Apalagi ini sukuk ijarah pertama di tahun 2025 ini,” terang Faizal di Gedung BEI, Jakarta, Jumat (10/1/2025).
Dia menambahkan, dengan dukungan dari investor dan masyarakat, Perusahaan berharap dapat terus meningkatkan kualitas layanan dan memperluas jangkauan Perusahaan untuk memberikan kontribusi positif bagi perekonomian Indonesia.
Sukuk Ijarah ini diterbitkan dengan tujuan untuk memperoleh dana yang akan digunakan untuk berbagai keperluan korporasi, termasuk pengembangan infrastruktur, untuk menjalankan program kerja perusahaan seperti pengembangan digitalisasi bisnis perusahaan pengembangan sistem Customer Relationship Management (CRM), perbaikan IT Infrastruktur dan Inovasi Bisnis Digital.
Selain itu Sukuk Ijarah ini akan digunakan untuk menambah modal kerja Perseroan untuk memenuhi kegiatan usaha Perseroan termasuk beban operasional, beban pemasaran, beban pengembangan usaha atas kegiatan jasa keuangan, kegiatan usaha surat pos dan paket pos, dan/atau beban lainnya yang berkaitan dengan kegiatan usaha Perseroan.
“Jadi secara detail, sebesar Rp100 miliar akan digunakan pelunasan utang pokok ke Bank Neo Commerce. Dan sebesar Rp350 miliar untuk belanja modal (capital expenditure/capex) tahun 2025. Tanpa capex kita tak akan sustain secara jangka panjang. Dan investasinya itu yang paling banyak di IT dan digitalisasi,” terang dia.
Dan sisanya, akan digunakan untuk penanaan di tahun 2026 dan mungkin hingga tahun 2027 saja dana itu masih akan tersisa. “Kenapa kita happy di sana (digital)? Karena sejauh ini semua digital. Saat ini Pos Indonesai memang sudah punya platform super apps Pospay. Juga ada platform digital untuk UMKM dan korporasi. Tapi kita akan tetap terus mengembangkan platform digital itu,” jelas dia.
Penawaran Umum Sukuk Ijarah ini juga mencerminkan komitmen PT Pos Indonesia untuk menyediakan instrumen investasi yang sesuai dengan prinsip syariah kepada masyarakat dan investor. Sebagai bagian dari Penawaran Umum Berkelanjutan, Sukuk Ijarah Berkelanjutan I Pos Indonesia Tahap I Tahun 2024 merupakan langkah awal dalam rangka penerbitan sukuk berkelanjutan yang direncanakan dalam beberapa tahap.
Hal ini memberikan peluang bagi para investor untuk berpartisipasi dalam investasi yang aman dan sesuai dengan syariah, serta mendukung pertumbuhan dan perkembangan PT Pos Indonesia (Persero) di masa depan.
“Penawaran Umum Sukuk Ijarah Berkelanjutan ini diharapkan dapat memberikan dampak positif yang signifikan bagi perkembangan pasar modal syariah Indonesia serta membuka kesempatan bagi para investor untuk turut serta dalam mendukung perusahaan BUMN yang berperan penting dalam perekonomian nasional. Dan tentu saja secara kinerja akan berdampak positif ke kinerja Perseroan ke depannya,” tegas dia.
Perseroan juga berkomitmen untuk terus menjalankan prinsip-prinsip tata kelola yang baik dan transparansi dalam setiap tahapan pengelolaan dana yang diperoleh dari penerbitan sukuk ini. PT Pos Indonesia (Persero) berharap ke depannya Perusahaan dapat semakin memperkuat posisinya sebagai perusahaan BUMN terkemuka yang memberikan manfaat luas bagi masyarakat
Hingga saat ini, PT Pos Indonesia telah membangun jaringan yang luas, terdiri dari 3.976 kantor layanan, 23 Mobile Pos Service, 12.816 Agen Pos Kurir, 101.324 Agen Pos Jaskug serta 5.645 Oranger yang tersebar di seluruh wilayah Indonesia.
Selain itu, PT Pos Indonesia juga telah memperluas jangkauan bisnisnya melalui kepemilikan saham di sejumlah anak perusahaan, seperti PT Pos Logistik Indonesia, PT Pos Financial, dan PT Pos Properti. Keberadaan anak-anak perusahaan ini semakin memperkuat posisi PT Pos Indonesia dalam memberikan layanan terbaik kepada masyarakat dan memperkokoh keberadaannya di pasar nasional. Memasuki akhir tahun 2023, PT Pos Indonesia berkomitmen untuk terus berinovasi dan bertransformasi, terutama dalam bidang logistik.
Sebagai bagian dari upaya ini, perusahaan meluncurkan rebranding dan perubahan logo menjadi POSIND Logistik Indonesia, yang mencerminkan komitmen PT Pos Indonesia dalam memenuhi kebutuhan logistik yang terus berkembang, sekaligus memperkuat daya saing di industri logistik nasional.