Jakarta, TopBusiness – BPR Artha Kanjuruhan di bawah manajemen baru terus menunjukkan perbaikan kinerja bisnis, keuangan, serta layanan kepada nasabah. Sebagai nakhoda baru, PY Santoso yang menjabat sebagai direktur utama sejak Agustus 2023 banyak melakukan langkah terobosan sehingga BPR ini mampu keluar dari status Bank Dalam Pengawasan (BDP) oleh OJK hanya dalam waktu enam bulan.
“Saya bergabung dengan Artha Kanjuruhan itu di bulan Agustus 2023. Artha Kanjuruhan dalam kondisi yang buruk, sangat parah kondisinya karena terkait dengan fraud dan tersangkut masalah hukum yang sekarang sedang diproses. Sehingga saya membuat tagline 2024 is Mine. Ini untuk membangkitkan kembali rasa percaya diri teman-teman semua untuk bangkit dari kondisi yang sangat buruk ini,” kata PY Santoso saat mengawali presentasi dalam rangka penjurian TOP BUMD Awards 2025 yang dilakukan secara daring, Kamis (30/1/2025).
Saat awal masuk, kata Santoso, yang ia lakukan pertama adalah membuat visi dan misi baru sebagai pondisi perusahaan. Visinya adalah Menjadi BPR Kepercayaan Masyarakat Untuk Solusi Keuangan, sedangkan misi BPR Artha Kanjuruhan adalah Memberikan pelayanan yang Cepat, Tepat dan Bersahabat. “Karena BPR mempunya nilai lebih dalam hal kearifan lokal, sesuai kondisi masing-masing daerah,” kata Santoso dalam presentasinya yang membawakan materi berjudul 2024 is Mine.
Tiga Strategi Bisnis
Dia menjelaskan, ada tiga strategi bisnis yang dijalankan manajemen BPR Artha Kanjuruhan untuk keluar dari kondisi Perusahaan yang terpuruk saat itu. Pertama, berfokus kepada penyelesaian kredit bermasalah. Kondisi BPR saat ia masuk memiliki NPL growth sampai 67 persen.
“Kemudian kita kembali ke khittah sebagai BPR yakni pengembangan bisnis ke ultra mikro dan mikro kecil. Karena penyumbang NPL di kami adalah kredit besar,” kata Santoso.
Strategi bisnis ketiga adalah mengarahkan ke bank digital. Tapi karena perusahaan punya keterbatasan, sehingga manajemen menggandeng partner dari bank umum supaya lebih cepat prosesnya.
Berkat upaya tersebut, kata Santoso, kinerja bisnis BPR tahun 2024 meningkat signifikan di hampir semua lini. Untuk rasio permodalan atau KPMM pada 2023 tinggal 13,13 persen, kemudian pada akhir 2024 meningkat jadi 25,23 persen.
“Saya bergabung di bulan Agustus 2023, kemudian di bulan Oktober dapat informasi BPR ini masuk dalam BDP atau Bank Dalam Pengawasan oleh OJK. Akhirnya di bulan Maret 2024, kita bisa mengeluarkan BPR ini dari status BDP sehingga di akhir 2024, KPMM-nya bisa 25,23 persen,” ujarnya.
Sementara itu, NPL gross pada Agustus 2023 sebesar 67 persen, kemudian turun menjadi 55,53 persen pada akhir 2023, dan turun kembali menjadi 49,96 persen pada akhir 2024. Demikian pula ROA dari -9,36 persen pada 2023, kemudian membaik jadi -2,39 persen atau progres kenaikannya mencapai 392 persen.
BOPO turun dari 202,48 persen pada 2023 menjadi 118,9 persen pada 2024. LDR juga turun dari 121,24 persen menjadi 86,94 persen. Selanjutnya cash ratio turun dari 18,73 persen pada 2023, menjadi 11,63 persen pada akhir 2024.
“Kunci dari progres ini adalah pemetaan dan analisa permasalahan serta right man on right place. Ini memang revolusi yang memakan banyak korban, tapi tetap kita jalankan sesuai aturan main yang sudah kita tetapkan di awal,” tuturnnya.
Dari sisi kinerja keuangan BPR Artha Kanjuruhan juga membaik, meskipun pada akhir 2024 masih merugi Rp 970,78 juta. Namun kerugian ini jauh di bawah saat Santoso baru masuk September 2023 yang rugi Rp 3,72 miliar. Sedangkan aset turun dari Rp 40,6 miliar pada September 2023, menjadi Rp 38,55 miliar.
Sebagai BPR dalam status BDP pada 2023, BPR Artha Kanjuruhan tahun lalu lebih selektif dalam memberikan kredit sehingga kredit yang diberikan (KYD) pada akhir 2024 turun menjadi Rp 29,3 miliar dibandingkan pada akhir 2023 sebesar Rp 31,45 miliar.
Untuk realisasi pendapatan, BPR Artha Kanjuruhan pada 2024 membukukan Rp 4,98 miliar, meningkat dibandingkan realisasi pendapatan 2023 sebesar Rp 4,05 miliar. Demikian pula jumlah pelanggan atau nasabah meningkat dari 18.800 pada 2023 menjadi 22.471 nasabah pada 2024.
“Kenapa ini naik, karena pertama kita melakukan pembukaan rekening Tabungan Pelajar dengan system jemput bola. Awalnya semuanya menunggu dari dinas, kita ubah jemput bola ke lapangan, buka rekening di situ, langsung aktif sehingga menjadi nilai tambah,” ujar Santoso.
Terobosan lainnya adalah Pembukaan Tabungan Pasar Plus dengan skema Arisan Berhadiah. Upaya ini membuahkan hasil dengan adanya penambahan nasabah sekitar 400 orang. “Kami juga melakukan kerja sama dengan bank syariah seperti dengan Bank Muamalat dan Bank Mega Syariah untuk kegiatan haji, nama programnya Seporsi Sewu,” ujar dia.
Peningkatan Kompetensi SDM
Dari sisi sumber daya manusia (SDM), menurut Santoso, pihaknya melakukan Proses Assesment yang terdiri dari communication skill dan behaviour. Selain itu, manajemen juga melakukan Perombakan Struktur Organisasi dan Penempatan sesuai hasil assessment.
“Kemudian evaluasi berkala, pemberian reward dan punishment berdasarkan Kinerja. Say no to fraud, setiap kali ada pelanggaran langsung kita eksekusi dan tidak ada tolerasni,” tegas Santoso.
Sedangkan upaya peningkatan kompetensi SDM, direksi, komisaris/pengawas, BPR Artha Kanjuruhan meningkatkan jumlah pelatihan baik yang in house training, online maupun offline dari hanya 7 kali pelatihan dalam setahun pada 2023 menjadi 43 kali di tahun 2024.
“Kewajiban karyawan yang mendapatkan training adalah membuat resume dan di share di group karyawan serta menjadi salah satu materi untuk meeting koordinasi setiap bulan. Sesuai dengan kondisi perusahaan saat ini pelatihan mayoritas dalam bentuk online,” ujar dia.
BPR Artha Kanjuruhan sudah memiliki key performance indicator (KPI) yang disusun berdasarkan kepada target utama yang melibatkan seluruh unsur di perusahaan. “Sesuai dengan kondisi BPR saat ini yang berfokus kepada perbaikan kualitas kredit, KPI disesuaikan dengan memasukkan unsur penanganan kredit dari hulu hingga hilir,” tuturnya.
Digitalisasi Bank
Dalam presentasinya, Santoso juga memaparkan digitalisasi yang dilakukan di BPR Artha Kanjuruhan. Pada 2023, Perusahaan mengubah core banking sistem dengan yang baru, yaitu e BPR yang berbasis cloud system. “Kelebihannya ini adalah real time, akses bisa dimana saja selama ada internet. Kemudian, keputusan berjenjang, security sytem dengan ISO/IEC 27001:2022,” ujar dia.
Untuk eksternal atau konsumen, BPR Artha Kanjuruhan bekerja sama dengan Bank Permata sejak 2023 mengimplementasikan virtual account (VA) & API. Selain VA, ada pula EDC dan ATM. Solusi bisnis ini digunakan untuk transaksi secara elektronik dengan mekanisme host to host antara nasabah. Sistem digital ini bisa mengurangi human error dan transaksi bisa dilakukan secara real time.
Terkait kontribusi terhadap pemerintah daerah dan pembangunan daerah, kata Santoso, BPR Artha Kanjuruhan menjadi fasilitator dan nara sumber dalam pengembangan Lembaga Keuangan Mikro Pertama di Indonesia yaitu LKM “Artha Desa” Malang yang merupakan konsorsium dari BUMDES se Kabupaten Malang. Selain itu, BPR Artha Kanjuruhan menjadi penyalur Tabungan Pelajar dengan pencapaian 92 persen.