Jakarta, TopBusiness—Menyusul terpilihnya Donald Trump sebagai Presiden Amerika Serikat, salah satu kebijakan yang direncanakan
adalah menetapkan hambatan tarif impor baru untuk beberapa produk yang berasal dari negara China. Adanya kondisi tersebut membuat perusahaan dari China menilai perlunya mencari lokasi-lokasi baru terutama di negara ASEAN untuk merelokasi pabrik.
“Tujuan hal ini agar dapat melakukan ekspor langsung dari negara-negara produksi,” kata pakar properti kawasan industri dari Colliers Indonesia, Rivan Munansa, dalam analisis yang diterima redaksi Majalah TopBusiness (3/2/2025).
Salah satu negara yang memiliki peluang ini adalah Indonesia. Sebagai negara dengan peluang menjadi tujuan relokasi ini, Indonesia harus mampu menangkap kesempatan yang ada.
Sebagaimana yang disampaikan pula oleh Wakil Menteri Perindustrian, Faisol Riza, pada pemberitaan beberapa waktu lalu, kawasan industri di
Indonesia dapat mempersiapkan diri. “Termasuk salah satunya Kawasan Ekonomi Khusus (KEK) di Batam,” Rivan menganalisis.
Apa yang membuat KEK di Batam dinilai sesuai atau cocok sebagai lokasi bagi perusahaan asal China yang ingin merelokasi pabrik mereka ke Indonesia? Rivan berkata, Batam merupakan salah satu wilayah Indonesia yang secara lokasi memang cukup strategis, terlebih karena berseberangan dengan negara seperti Singapura. Batam sendiri juga sudah dikenal sebagai wilayah bisnis yang ramai dengan jenis industri seperti semi konduktor, galangan kapal, hingga industri yang berhubungan dengan minyak dan gas.
Saat ini tren relokasi perusahaan China memang sudah mulai terasa, bahkan sekitar satu tahun belakangan ini terjadi progres yang cukup siginifikan. “Colliers melihat bahwa KEK di Batam berpotensi cukup baik bagi perusahaan seperti dari industri elektronik.”
Hal itu karena banyak perusahaan semi konduktor dan turunannya yang memang sudah sebelumnya berada di willayah ini. Namun di luar dari itu, dengan status nya sebagai KEK, insentif fiskal dan non-fiskal juga memiliki pengaruh, karena ini akan memberikan keuntungan yang cukup signifikan bagi perusahaan yang akan berinvestasi di sana.
Rivan menganalisis pula bahwa, selain di Batam, kawasan industri di Jabodetabek atau Subang, Jawa Tengah, Surabaya, juga memiliki potensi yang cukup baik untuk perusahaan-perusahaan China yang ingin melakukan relokasi pabriknya.
Seperti di Jawa Tengah, untuk wilayah Semarang dan Kendal, diketahui juga sudah ada investasi pabrik untuk industri garmen, tekstil, dan industri padat karya lainnya.
Sedangkan untuk wilayah lain, seperti Brebes dan Tegal, berpotensi perluasan untuk perusahaan dengan bidang usaha padat karya.
“Bagi perusahaan dengan bidang usaha seperti electric vehicle (EV) bisa melirik wilayah Subang, sedangkan perusahaan yang bergerak di bidang fast-moving consumer goods (FMCG), bisa memertimbangkan wilayah Surabaya,” papar Rivan.