Jakarta, TopBusiness – PT BPR Syariah Magetan (Perseroda) atau BPRS Magetan mempunyai sistem manajemen sumber daya manusia (SDM) yang selaras dengan strategi bisnis sehingga tercipta bisnis proses dan tercapai kinerja keuangan dan layanan sesuai harapan.
Sehubungan dengan pengelolaan insan-insan di BPRS, maka penciptaan talenta yang profesional, kompeten dan terintegritas menjadi sebuah keniscayaan. Pada gilirannya, kepercayaan terbangun dari para nasabah dan masyarakat.
“Jadi bahwa tata kelola sistem manajemen yang bagus akan mendukung strategi bisnis. Hal ini sudah dilakukan oleh PT BPRS Magetan (Perseroda),” kata Direktur Utama Endah Kundarti, saat memaparkan materi presentasi berjudul ‘Perkuat Tata Kelola PT BPR Syariah Magetan (Perseroda) Semakin Tangguh dan Agile’, kepada Dewan Juri TOP BUMD Awards 2025 secara online melalui aplikasi zoom meeting, di Jakarta, hari ini.
Selain orang nomor satu BPRS Magetan, tampak hadir Wangkot Margono sebagai Direktur Bisnis, kemudian Slamet Pramono (Kepala Bagian Marketing), Crhistina Widiastuti (Kepala Bagian Operasional) dan Kurniawan Eka Saputra dari bidang IT.
Sedangkan Dewan Juri terdiri dari Dwinda Ruslan dari Yayasan Pakem, sekaligus bertindak sebagai moderator. Lalu, ada Satya Arinanto sebagai Guru Besar Fakultas Hukum Universitas Indonesia, ada Febrizal Efendi (Aspiluki) dan Amni Zarkasyi Rahman (Universitas Diponegoro Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik).
Dalam kaitannya untuk lebih meningkatkan keselarasan antara sistem manajemen SDM dan strategi bisnis, BPRS Magetan telah melakukan sejumlah poin penting. Menurut Endah, yang pertama bahwa pihaknya telah melakukan perbaikan kebijakan. “Kami melakukan revisi seluruh SOP (Standard Operating Procedure). Kami membuat sistem analisa baru untuk nasabah pembiayaan yang disesuaikan dengan skala usaha nasabah. Untuk karyawan kami membuat job grade, job specification, skala gaji upah dan renumerasi,” kata dia.
Selanjutnya yang kedua, manajemen mengkomunikasikan rencana bisnis bank atau RBB kepada seluruh karyawan, dan untuk dilakukan monitoring intens terkait capaian RBB.
Dikatakan Endah, poin ketiga dilakukan oleh manajemen adalah merubah sistem kinerja marketing. “Yang dulu marketing berjalan itu sesuai dengan keinginannya. Jadi, kadang tidak sesuai dengan yang diharapkan oleh perusahaan. Sekarang dirubah, nanti kabag menentukan arah dari marketing tersebut. Jadi, target prospek nasabah baru, nasabah lancar dan macet ditetapkan oleh kabag. Jadi, harapannya sesuai dengan dari manajemen,” ungkap dia.
Poin selanjutnya adalah BPRS Magetan akan berfokus pada prospek bisnis dan sasaran lokasi dan nasabah yang akan dicapai. “Kita membuat tim khusus prospek, baik funding maupun lending untuk lokasi baru, dimana kita mendapatkan nasabah yang benar-benar baru. Kita targetkan satu minggu itu, ada dua instansi yang harus disosialisasikan atau menjadi targetnya,” ujar Endah.
Dalam konteks mendapatkan talenta yang mumpuni dan bisa menciptakan nilai tambah bagi BPRS, manajemen mempunyai kegiatan-kegiatan pelatihan. “Tentunya kami juga sama dengan BPRS lain,” ucap Endah.
Dijelaskan Endah, upaya yang dilakukan untuk meningkatkan kompetensi SDM, direksi, komisaris atau pengawas adalah memberikan pelatihan softskill, hardskill, study referensi maupun sertifikasi.
“Pelatihan tersebut baik dilaksanakan oleh OJK, asosiasi, DSN MUI maupun in house training. Dan kami menargetkan satu bulan sekali in house training baik terkait dengan POJK maupun materi-materi baru yang kita sosialisasikan kepada seluruh karyawan dan pengurus,” kata dia.
Selain, lanjutnya, pada waktu doa pagi dan sore, rapat rutin dengan seluruh pengurus. Setiap bulan juga diadakan istigotshah bulanan. “Pada kesempatan tersebut juga dibicarakan kebijakan beserta isu strategis terkait dengan BPRS Magetan,” pungkas Endah.