Jakarta, TopBusiness – Perumda BPR Bank Kota Kediri kembali menjadi nominator penerima penghargaan TOP BUMD Awards 2025. Berkat kinerja apiknya selama dua tahun terakhir, BPR milik Pemerintah Kota Kediri, Jawa Timur itu terpilih untuk mengikuti proses penjurian TOP BUMD Awards 2025.
Dalam proses penjurian tersebut, Direktur Utama, Poppy Setyaningrum yang hadir langsung menyampaikan materi itu mengaku tahun ini adalah tahun terakhirnya menjabat Direktur Utama. Karena per Oktober 2025 nanti, masa baktinya genap lima tahun.
“Oktober 2025 ini saya terakhir. Dan harapan saya di masa terakhir jabatan saya bisa berbuat yang terbaik buat kota saya, Kota Kediri. Dan insya Allah, tanggal 18 pelantikan walikota baru Bu Virnanda (Vinanda Prameswati) yang baru berusia 26 tahun. Semoga bisa memberi penghargaan baru untuk walikota baru ini,” katanya, mengawali penjurian.
Dalam masa lima tahun dirinya memimpin BPR Kota Kediri ini, dirinya telah berjuang dari BPR yang terus-menerus merugi dan dalam dua tahun kepemimpinannya itu sudah bisa untung sampai saat ini. Pada tahun 2022 bisa ada laba sebesar Rp340 juta, lalu di tahun 2023 laba meningkat lagi menjadi Rp1,2 miliar, dan di tahun 2024 juga sudah laba sebesar 1,4 miliar.
“Jadi Ketika BPR ini akan berubah menjadi Bank perekonomian Rakyat dan berubah status menjadi Perseroda, maka saya berharap bisa memberi kontribusi buat BPR saya, tempat saya mengabdi lima tahun ini. Saya berharap bisa (mendapat penghargaan) Bintang 5 ini (di TOP BUMD Awards 2025). Semoga saya (dengan penghargaan itu) bisa memberi kebanggaan kepada kota saya,” harap Poppy.
Berdasar kinerja, kata dia, memang performa bisnis BPR Kota Kediri ini sudah sangat bagus. Ditopang dengan digitalisasi, bisa mengangkat kinerja perbankan menjadi lebih baik. Baik dari sisi intermediasinya yakni penyaluran kredit, kepercayaan masyarakat dengan masih tingginya simpanan, bahkan dari raihan laba juga positif.
Dengan laju kredit pada 2024 sebesar Rp38,41 miliar atau naik 14,81% dibanding tahun 2023 yang di angka Rp33,46 miliar. Atau dari sisi target 2024 tercapai 94,65%. Lalu untuk Tabungan sebesar Rp25,92 miliar atau tercapai 87,23% dari target. Dan deposito tercapai Rp20,27 miliar di 2024, bahkan tercapai 115,54% dari target.
“Sehingga untuk asset tercapai Rp58,26 miliar sepanjang tahun 2024 atau naik 4,78% atau tercapai 87,72% dari target. Sedangkan untuk laba yang berhasil di raih adalah Rp1.417.270.000 atau melonjak 33,52% atau tercapai 100.01% dari target. Dengan NPL yang relative terjaga di 7,89% (net),” katanya.
Poppy menjelaskan, untuk NPL ini sejatinya dirinya sudah mengusulkan untuk adanya kebijakan dihapus buku, cuma karena ada pertimbangan lain belum juga diterima Pemkot. Sehingga di awal tahun 2024 di RBB itu target NPL-nya rendah di angka 4,205.
Namun begitu, beberapa rasio perbankan dari BPR Kota Kediri ini masih positif. Yakni, untuk modal dalam KPMM sebesar 32,04%, BOPO juga masih terkendali di 83,09%, LDR juga masih bagus di 83,15%, berarti banyak dana yang disalurkan untuk kredit. Dengan CR atau cash ratio juga yang masih apik di 30,28%.
“Ini cash ratio kami masih positif karena masih adanya kepercayaan dari masyarakat yang masih tinggi, dan masih mau nabung di tempat kami, di tengah berita-berita miring tentang BPR. Sehingga cash ratio itu 30,28%. Jadi masih masuk bank sehat,” ujarnya.
Adapun beberapa terobosan, inovasi, dan prestasi di bidang pemasaran yang sudah dilakukan BPR Kota Kediri ini adalah pertama, meraih kepercayaan di kredit ASN dan kontrak; kedua, BPR telah dilakukan kerja sama dengan Instansi di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri (54 Instansi); ketiga, BPR telah dilakukan kerja sama dengan Instansi, selain di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri (2 Instansi).
Lalu keempat, BPR telah melakukan Kredit Pengadaan Langsung di Lingkungan Pemerintah Kota Kediri (sebesar Rp1,2 milyar); kelima, BPR telah mengadakan kredit promo suku bunga murah; dan keenam, BPR telah bekerja sama dengan Asuransi
Tata Kelola dan Digitalisasi
Dalam perjalanannya, BPR Kota Kediri ini telah terbukti mengimplementasikan tata kelola dan digitalisasi dalam menggenjot kinerjanya. Bahkan. Disebut Poppy, dirinya sudah membuktikan soal tata Kelola itu.
“Tata kelola itu penting. Ini yang saya bangun, makanya dari awal (menjabat) saya perkuat tata kelolanya. Dan dua tahun itu (saya menjabat) dari rugi terus bisa saya jadikan untung. Dan itu sudah saya buktikan. Jadi, ketika kita sendiri membenahi internal, membenahi tata kelola, itu bisa meningkatkan bisnis kita,” tandasnya.
Dan beberapa tata kelola yang masih diterapkan adalah Optimalisasi pemberlakuan KPI, Reward sudah berlaku berupa insentif penjualan dan penagihan serta tunjangan kinerja akhir tahun, Rotasi pegawai minimal 2 tahun sekali untuk menghindari Fraud, dan Penyesuaian (update) CBS sesuai ketentuan OJK dan temuan LHP misalkan Otorisasi berjenjang menggunakan mobile.
Sementara itu terkait dengan digitalisasi, BPR Kota Kediri juga sudah melakukan transformasi digital. Untuk internal ada MOTO (Mobile Otorisasi) yang diimplementasikan tahun lalu dan dikembangkan oleh pihak eksternal. Ini berupa aplikasi yang digunakan untuk approval transaksi tunai sesuai kewenangannya. Dengan fitur sesuai kebutuhan BPR. “Ini sangat bermanfaat karena mempermudah pelayanan operasional, tapi dengan tetap memperhatikan risiko,” katanya.
Lalu untuk eksternal ada aplikasi Speedcash Co-branding (harmony pay). Baru diuji coba tahun 2024 dan tahun ini akan dilaksanakan. Ini sebagai Aplikasi Keuangan Digital Serba Bisa dengan fitur yang sangat lengkap, yang mampu memenuhi segala macam kebutuhan Anda, cukup dari smart phone saja.
“Fitur unggulannya adalah semua aktivitas terkait keuangan dilakukan secara NON TUNAI dan bisa terintegrasi ke berbagai aktivitas pembayaran di masyarakat khususnya Kota Kediri. (ex: menggunakan QRIS, Pembayaran Pajak STNK). Sehingga sangat bermanfaat yaitu untuk meningkatkan PAD melalui kemudahan dan transparansi pembayaran, menambah nasabah dan Promosi,” pungkas Poppy.