Jakarta, TopBusiness – PT BPR Subang Gemi Nastiti (Perseroda) kembali masuk nominasi peraih penghargaan TOP BUMD Awards 2025. Terpilihnya Bank Subang ini tak lepas dari inovasi layanan yang telah dikembangkan guna meningkatkan kinerja bisnis Perusahaan, salah satunya yakni Subang Urang.
Direktur Utama Bank Subang, Anton Abdul Rasyid menyadari pentingnya inovasi bisnis dalam meningkatkan kinerja. Sebab itu, pihaknya menghadirkan aplikasi dompet digital, Subang Urang. Aplikasi tersebut dibuat untuk menjangkau nasabah lebih luas dengan mudah, khususnya bagi pelaku industri kecil dan menengah (UMKM).
“Subang Urang adalah aplikasi dompet digital serba bisa dengan fitur yang sangat lengkap, yang mampu memenuhi segala macam kebutuhan nasabah, cukup dari smart phone saja,” ungkap Anton dalam presentasi saat mengikuti wawancara penjurian TOP BUMD Awards 2025, Senin (10/2/2025).
“e-Wallet Subang Urang diperuntukan bagi nasabah UMKM sehingga memudahkan transaksi dan diharapkan mampu meningkatkan jumlah nasabah dan volume transaksi,” lanjutnya.
Masih menurut Anton, aplikasi tersebut masih dalam tahap pengembangan namun telah diterapkan di selurung jaringan, khususnya nasabah Bank Subang. “Kita lakukan trial and error, masih pelan-pelan kita lakukan, takut masih ada kendala. Tapi sudah mulai dibuka kepada nasabah,” tegasnya.
Subang Urang, lanjut Anton, telah dimanfaatkan oleh 700 nasabah. “Sekarang yang sudah menggunakan itu ada 700 akun dan yang aktif itu sekitar setengahnya 50% Pak. Pengertian aktif itu ada saldo dan ada transaksi,” katanya.
“Melakukan transaksi itu sekitar 400 orang yang aktif nih pak yang aktif selalu transaksi karena kita juga dipasang ke semua pegawai, itu yang aktif Pak. Nah orang ada saldonya itu sekitar 700 orang, sudah dibuka ke nasabah,” imbuhnya.
Ia juga mengaku akan terus menyempurnakan aplikasi tersebut agar bisa dimanfaatkan oleh Masyarakat, khususnya nasabah. “Ini kita masih trial and error Pak. Jadi kita belum soft opening nanti rencananya ketika Bupati baru sudah definitif, kami akan Grand Launching untuk aplikasi ini,” tegas Anton.
Selain itu, Subnag Urang juga ini dikalim memiliki biaya admin yang lebih murah dibanding produk dompet digital lainnnya, seperti OVO, GoPay, ShopeePay, Dana, LinkAja dan sebagainya. Bahkan, Subang Urang juga disebut lebih murah dari layanan transfer bank dan minimarket. Top.
Dalam kesempatan tersebut, Febrizal Effendi selaku dewan juri dari Aspiluki (Asosiasi Piranti Lunak Telematika Indonesia) mengapresiasi upaya yang dilakukan Bank Subang dalam transformasi digital layanan. Ia berharap Bank Subang bisa memanfaatkan peluang secara maksimal di daerahnya, khususnya terkait pengembangan aplikasi melalui ragam kerjasama bisnis.
“Adanya penetrasi yang cukup besar terutama misalnya yang (teknologi/aplikasi) berbasis transportasi ya (seperti), Grab, Gojek gitu kan, (dengan masuknya industri itu) Bank Subang dapat apa sih?. Kan enggak kebagian. Padahal kan teman-teman punya instrumen-instrumen, apa bisa Perda atau bisa Perbup gitu,” sarannya.
“(lewat instrument itu) Akhirnya kan bisa nyolek Gojek, bisa nyolek OVO atau yang lain sehingga kerjasamaanya bisa lebih menarik,” tambahnya.
Tata Kelola SDM
Selain implementasi teknologi informasi (TI), Bank Subang juga berkomitmen menjalankan tata kelola perusahaan yang baik guna meningkatkan kinerja bisnis, salah satunya yakni peningkatan kualitas sumber daya (SDM), mulai dari jajaran Direksi, Komisaris atau pengawas hingga pegawai secara umum.
Peningkatan mutu pegawai tersebut dilakukan melalui berbagai ragam Pendidikan dan pelatihan. “Upaya peningkatan kompetensi SDM, Direksi dan Komisaris adalah dengan melaksanakan pelatihan-pelatihan, sertifikasi bagi pegawai secara bertahap, dan melakukan assessment terhadap pegawai,” bebernya.
Dalam presentasinya berjudul Tata Kelola dan Digitalisasi dalam Membangun Kinerja Bisnis dan Layanan BUMD, Anton juga menjelaskan secara komprehensif bahwa Bank Subang telah menerapkan Sistem Manajemen Kinerja, KPI (Key Performance Indicator), Reward and Punishment dan sebagainya.
Ada tiga perspektif penilaian kinerja pegawai yaitu, Perspektif Keuangan atau Pengembangan Bisnis, Perspektif Manajemen Risiko dan Perspektif Proses Bisnis Internal yang meliputi penilaian kualitatif maupun kuantitatif.
Dari hasil penilaian KPI ini dijadikan dasar bagi pemberian promosi, remunerasi, reward dan punishment. Anton menyebut telah memberikan reward and punishment kepada pegawai yang telah memenuhi indikator tersebut.
“Kebanyakan yang dikasih punishment oleh kami adalah orang-orang yang memang punya masalah di tempat kerjanya, kalau yang cukup berat itu untuk kesejahteraan seperti gaji ke-13 itu ada pengurangan sesuai dengan tingkat kesalahannya,” tegasnya.
Selain itu, hasil penilaian KPI ini dijadikan dasar bagi pemberian promosi, remunerasi, reward bagi pegawai.
“Nah untuk reward-nya ini biasanya kita ada kenaikan promosi kalau dia memang bagus kerjanya. Kita promosikan yang memang kita prioritaskan bagi orang-orang yang bagus kerjanya Pak dan atau kenaikan golongan,” pungkasnya.