Jakarta, TopBusiness – Komitmen Pertamina Patra Niaga Fuel Terminal (FT) Rewulu dalam implementasi Corporate Social responsibility (CSR) tak diragukan lagi. Hal ini nampak dari ragam inovasi program Tanggung Jawab Sosial dan Lingkungan (TJSL) yang telah dilakukan, salah satunya yakni Puspaloka, Pusat Pangan Lokal.
Program tersebut diklaim memiliki keterkaitan erat dengan Asta Cita dan program prioritas Kabinet Merah Putih. “Kami memiliki program CSR yang memiliki kaitan dengan 8 Asta Cita dan 7 program Prioritas kabinet Merah Putih tahun 2024-2029. Program tersebut adalah Pusaka Pangan Lokal (Puspaloka) dan pengelolaan sampah menjadi Briket Arang Biomass,” ungkap Community Development Officer (CDO), Zukhruf Arifin saat mengikuti wawancara penjurian TOP CSR Awards 2025 secara daring, Kamis (27/2/2025).
Inisiatif CSR ini, kata Arifin, sebagai upaya mendukung ketahanan pangan nasional yang didasarkan pada potensi lokal sehingga dapat meningkatkan nilai daya jual yang lebih tinggi. “Jadi itu merupakan program kolaborasi kita berusaha membentuk sebuah ketahanan pangan yang berdasarkan dengan potensi lokal, di mana singkong merupakan salah satu pangan lokal, komoditas lokal di Yogyakarta,” katanya.
“Kita upgrade untuk secara nilai jual lebih tinggi dan juga sebagai alternatif bahan pangan seperti tepung, tepung singkong untuk menggantikan tepung terigu dan beras analog dari singkong untuk substitusi atau pengganti dari beras dari padi,” lanjutnya.
Dalam presentasinya berjudul Strategi Bisnis Berkelanjutan: Peran CSR dalam Pemanfaatan Pangan Lokal untuk Ketahanan Pangan dan Energi, Ia menjelaskan secara komprehensif terkait program yang selaras dengan program ketahanan pangan ini dari hulu hingga hilirnya.
Di sektor hulu, lanjut Arifin, Pertamina Patra Niaga FT Rewulu melakukan budidaya singkong dengan pupuk organik mineral. Pola ini diklaim dapat meningkatkan bobot hasil panen hingga 14%.
“Pada sektor hulu, kita menerapkan sistem budidaya singkong dengan pupuk organik mineral yang mampu meningkatkan bobot panen singkong hingga 14%. Pada prosesnya kita menggunakan briket arang biomass dalam pengelolaan singkong menjadi tepung dan beras analog sebagai alternatif bahan pangan pengganti tepung terigu dan pengganti beras,” bebernya.
Untuk hilirnya, masih kata Arifin, pemasaran produk dengan aplikasi localfood journey yang mengefektifkan proses penjualan dan mengefisienkan proses distribusi produk. “Pada sektor Hilir, kita melakukan pemasaran produk dengan aplikasi localfood journey yang merupakan adopsi dari aplikasi yang teknologinya ada di Terminal (FT) Rewulu untuk mengaktifkan sistem penjualan dan distribusi produk ke konsumen,” katanya.
Dengan visisnya menjadi perusahaan Commercial dan Trading berkelas dunia di bidang energi. Pertamina Patra Niaga FT Rewulu berkomitmen ikut serta dalam mewujudkan Asta Cita dan program prioritas pemerintah melalui program tersebut.
“Keterkaitan program kita ada pada Asta Cita nomor dua terutama tentang mendorong Kemandirian Bangsa melalui Swasembada Pangan dan Energi. Keterkaitan dengan program prioritas Kabinet Merah Putih nomor satu ya, tentang Swasembada Pangan, Energi dan Ekonomi Hijau,” tegasnya.
Melalui program tersebut, Pertamina Patra Niaga FT Rewulu berhasil membina masyarakat Yogyakarta dalam memanfaatkan singkong sebagai alternatif bahan pangan.
“Dampak dari program CSR kami, mendorong pemanfaatan singkong sebagai pangan lokal sebagai alternatif bahan pangan seperti tepung singkong yang menggantikan tepung terigu atau tepung gandum dan beras analog dari singkong yang bisa menggantikan beras dari padi,” terangnya.
Tak hanya itu, melalui program tersebut juga meningkatkan nilai jual singkong sehingga pendapatan petani menjadi naik.
“Meningkatnya nilai jual singkong sehingga meningkatnya pendapatan petani dan pemanfaatan biomassa sebagai energi terbarukan untuk mendukung proses produksi singkong yang dan kebutuhan masyarakat,” ujarnya.