Jakarta, TopBusiness – Wilmar Padi Indonesia (WPI) mendukung swasembada pangan nasional melalui program pendampingan petani, Farmer Engagement Program (FEP).
Rice Business Head PT WPI Saronto mengatakan, tahun ini pihaknya menargetkan kemitraan FEP seluas 30 ribu ha di Jawa dan Sumatera seiring bertambahnya daerah yang menjalin kerjasama dengan perusahaan.
Program tersebut mendapatkan respon positif petani. Tahun lalu pihaknya mampu merealisasikan kemitraan lahan seluas 20 ribu ha yang dikelola 20 ribu petani di Jawa Timur, Jawa Tengah, Jawa Barat, Banten, Sumatera Selatan, dan Sumatera Utara.
Total luas lahan kemitraan terbesar di Jawa Timur seluas 14 ribu ha. “Petani telah merasakan manfaat kemitraan, sehingga program kami dapat diterima dengan baik,” ujar Saronto melalui siaran pers, Senin (10/3/2025).
Saronto menuturkan, WPI menantangani Memorandum of Understanding (MoU) dengan Kementerian Pertanian untuk pembelian gabah di tingkat petani seharga Rp 6.500 per kilogram.
Pihaknya juga membantu Bulog memasok beras public service obligation (PSO), sebagai cadangan pangan pemerintah yang akan disalurkan sepanjang Februari hingga April 2025.
Pihaknya juga menyediakan fasilitas tolling atau maklon untuk membantu Bulog menggiling gabah di lima pabrik dengan kapasitas 1.000 ton per unit per hari selama musim panen raya (Maret-April 2025).
“Kami turut membantu Bulog dalam mengidentifikasi daerah panen dan kelompok tani yang siap menjual gabahnya,” jelas Saronto.
Kolaborasi Strategis Dengan Pemerintah
Sejak 2024 WPI telah menjalin kerja sama dengan Kementerian Imigrasi dan Pemasyarakatan dalam program budidaya padi di Nusa Kambangan, Jawa Tengah, untuk meningkatkan produksi pangan, dan memberdayakan warga binaan dengan keterampilan bertani.
Pihaknya juga bekerjasama dengan pemerintah Kabupaten Blora berupa penanaman padi seluas 500 ha, dan program tanam bersama TNI-Polri di 30 lokasi di Jawa dan Sumatera dan membantu menghidupkan kembali lahan tidur di Sidoarjo dan Palembang. “Pemanfaatan lahan tidur bisa menjadi alternatif untuk menambah produksi pangan,” ujar Saronto.
Perusahaan juga membantu menghubungkan petani dengan komunitas peralatan pertanian agar lebih mandiri dan memperpendek rantai peralatan pertanian. “Akses kepada peralatan pertanian perlu dibuka agar petani memiliki jalur sendiri, sehingga lebih mandiri,” katanya.