Jakarta, TopBusiness – PT Bank Pembangunan Daerah Kalimantan Barat atau Bank Kalbar bekerja sama dengan MSI Institute menggelar In House Training tentang Manajemen Pengendalian Risiko dalam Perbankan.
Pelatihan yang berlangsung selama dua hari, 30 September hingga 1 Oktober 2025 di Gedung Dapen Bank Kalbar, Pontianak ini diikuti 36 peserta yang berasal dari berbagai divisi di Bank Kalbar.
Acara pelatihan dibuka dengan sambutan oleh Direktur Pemasaran dan UUS Bank Kalbar, Yuse Chaidi Amzar, S.E., M.E. yang mewakili direktur utama dan sambutan CEO MSI Group, M Lutfi Handayani, MM., MBA.
Selama dua hari, para peserta mendapat berbagai materi pelatihan yang diberikan oleh dua pakar GRC (Governance, Risk, & Compliance) yang juga anggota dewan juri TOP BUMD Awards dan TOP GRC Awards, yakni Benyamin De Haan BSc. Text., S.H, MM, CGRCOP dan Dwinda P. Ruslan, SE, CGRCOP, QRMP.
Ben De Haan dalam paparannya menjelaskan soal pentingnya Risk Management Culture bagi perusahaan atau korporasi. Untuk itu, perusahaan perlu membangun GRC Competency berdasarkan frame work ISO dan standar yang dapat menjadi rujukan.
Setidakya ada tiga ISO yang bisa dijadikan rujukan untuk membangun GRC Competency di perusahaan, yakni ISO 37000 untuk Governance, ISO 31000-2018 untuk Risk Management, dan ISO 19600 untuk Compliance.
Ben De Haan juga memaparkan soal fakta atau kenyataan terkai kondisi budaya risiko dan budaya manajemen risiko dalam korporasi saat ini. Ada beberapa fakta atau kenyataan terkait kondisi budaya risiko dalam korporasi, antara lain masih terdapat banyak korporasi yang menerapkan Majamen Risiko secara terpisah atau secara silo-silo, atau penerapan secara bertahap.
Fakta lainnya adalah informasi yang diperoleh secara parsial atau sebagian tidak lengkap dan komprehensif atau terjadi fragmented TI-Digital.
Selain itu, ada keterbatasan pemahaman organisasi atas suatu konsep risiko dan kurangnya petunjuk serta arahan pimpinan tertinggi dalam Organisasi – Korporasi – Tone at The Top terkait risiko.
”Keempat adalah belum membudayanya pemahaman risiko dalam korporasi secara utuh,” kata Ben De Haan.
Kondisi yang hampir sama juga terjadi dalam budaya manajemen risiko korporasi.

Kepada para peserta, Ben De Haan juga memaparkan soal upaya untuk membangun budaya sadar risiko di perusahaan. Budaya sadar risiko merupakan hal fundamental dan sekaligus kritikal bagi keberhasilan penerapan manajemen risiko di suatu organisasi.
Keberhasilan implementasi manajemen risiko sangat dipengaruhi oleh perilaku dan kompetensi sumber daya manusia (SDM) atau human capital (HC). “Perilaku dan budaya SDM secara signifikan mempengaruhi semua aspek manajemen risiko pada semua tingkat dan tahap,” ucapnya.
Dia juga menjelaskan soal ERM Risk Culture Framework dan juga terkait 4 pilar budaya risiko, yakni Transparansi, Tantangan, Kerendahan Hati, dan Rasa Ingin Tahu. Selain itu, Ben juga menjelaskan tentang mekanisme whistleblowing system atau WBS untuk menciptakan lingkungan kerja yang Transparan, Akuntabel dan Berintegritas, serta membantu mencegah dan memberantas praktik Korupsi, Kolusi dan Nepotisme (KKN).
Di akhir materi, Ben memaparkan tentang Pengukuran Kinerja Pegawai serta terkait pengawasan dalam penerapan manajamen risiko.
Pelatihan ini mendapat sambutan antusias dari para peserta, terlihat dalam sesi diskusi dan tanya jawab di setiap akhir materi.
MSI Institute merupakan unit bisnis di bidang konsultasi dan pelatihan dari MSI Group. Insitusi ini rutin menggelar pelatihan-pelatihan terkait CSR, GRC (Governance, Risk Management dan Compliance Management), Cyber Security, dan Pelatihan Public Speaking yang diikuti kalangan pofesional baik dari perusahaan swasta maupun BUMN dan BUMD.