Jakarta, BusinessNews Indonesia—Sampai tahun 2017, PLN dapat menurunkan emisi CO2 melalui clean development mechanism sebesar 157.550 ton CO2. Dan sebesar 3.721.025 ton CO2 melalui mekanisme verified carbon standard. Hal itu dijelaskan oleh Direktur Pengembangan Dan Niaga PT Indonesia Power, Adi Supriono, di Jakarta belum lama ini.
Adi mengatakan, PLN (perusahaan induk dari Indonesia Power—red.) selain menurunkan emisi dalam bentuk pengembangan pembangkit EBT (energi baru-terbarukan), juga menempuh fuel switching, efisiensi energi, dan penghijauan.
“PLN juga melakukan upaya penurunan emisi melalui mekanisme karbon kredit,” ujar Adi.
“Unit Pembangkitan Suralaya menjadi pembangkit pertama di Indonesia yang secara suka rela telah menerapkan sistem measurement, reporting, and verification (MRV) untuk aksi mitigasi perubahan iklim,” kata dia lagi.
Indonesia Power melalui Unit Pembangkitan Suralaya telah menerima penghargaan dari menteri lingkungan hidup dan kehutanan (LHK) atas kontribusi dalam registri aksi dan sumber daya pada Sistem Registrasi Nasional Pengendalian Perubahan Iklim (SRN-PPI).
Menteri LHK Siti Nurbaya menyerahkan langsung penghargaan tersebut kepada Adi Supriono, di Jakarta belum lama ini.
Adi mengatakan bahwa penghargaan ini merupakan bentuk pengakuan pemerintah atas kontribusi pihaknya terhadap upaya pengendalian perubahan iklim di Indonesia terutama dalam penurunan emisi gas rumah kaca.