
Jakarta, businessnews.id — Bank Indonesia memprediksi bahwa di April 2014 akan terjadi deflasi sebesar 0,08-0,1 persen (bulan ke bulan). Sementara, di Maret lalu, ada inflasi 0,08 persen.
Menurut Gubenur Bank Indonesia Agus Martowardojo di Jakarta hari ini, secara umum bisa dikatakan: sampai minggu kedua April, bisa terjadi deflasi. Sehingga, inflasi April 2014 sendiri secara tahunan juga diprediksi menurun dari 7,32 persen ke 7,18 persen. “Estimasi deflasi April tersebut dapat tercapai apabila kondisi ekonomi perekonomian di dalam negeri relatif konsisten,” dia mengatakan.
Masih menurut Agus, harga cabe merah dan beras memberikan kontribusi yang tinggi kepada deflasi.
“Cabe merah terlihat di Jawa Timur setelah erupsi Gunung Kelud. Banyak yang menanam cabai dan membuat terjadinya koreksi harga cabai dan beras, didukung oleh mulai ada panen yang melimpah.”
Agus menambahkan, selain mengendalikan inflasi agar sesuai dengan target 2014 sebesar 4,5 persen plus-minus 1 persen, Pemerintah Indonesia juga perlu menjaga neraca transaksi berjalan ke level yang lebih sehat.
“Secara umum, Indonesia harus memelihara moneter yang ketat, dan ini adalah untuk meyakini bukan hanya agar inflasi terjaga di target tersebut. Tapi juga untuk mendorong terciptanya current account yang lebih sehat.” (ZIZ)
EDITOR: DHI