Jakarta, BusinessNews Indonesia – Di tengah banyaknya saham-saham yang bergerak liar, PT Bursa Efek Indonesia (BEI) kerap hanya melakukan tindakan suspensi atau penghentian laju saham. Namun begitu, ternyata masih saja terjadi ada saham yang lajunya tiba-tiba melonjak tinggi.
Untuk itu, dengan alasan melindungi investor, pihak wasit pasar modal berencana untuk melakukan pengkajian regulasi yang mengatur pergerakan saham-saham yang liar itu.
“Kami masih melakukan review terkait aturan itu (suspensi saham liar). Kira-kira regulasinya masih sesuai atau tidak,” tandas Direktur Utama BEI, Inarno Djajadi, di Gedung BEI, Jakarta, Senin (3/9/2018).
Apalagi ternyata, ungkap dia, saham-saham yang lajunya liar atau unusual market activity (UMA) itu merupakan saham-saham yang berkapitalisasi kecil.
Untuk itu, tentu saja pihak bursa mesti bisa melihat secara pasti alasan-alasan di balik melonjaknya harga saham tersebut. Makanya BEI harus me-review ulang segala regulasi yang sudah ada itu.
“Jadi misal, harga sahamnya hanya Rp 200, tapi dalam waktu cepat harganya sampai Rp 1.000. dan itu ternyata kecenderungannya saham-saham kecil yang harganya naik lumayan tinggi,” ungkap Inarno.
Sejauh ini, kata dia, untuk melindungi investor saham-saham liar itu hanya disuspensi. Langkah ini jugfa untuk melakukan coling down bagi saham itu sendiri.
“Itu harus diingat, kalau misalnya saham tersebut naik-naik terus, biasanya bursa (lakukan) suspense. Itu dalam rangka cooling down ya,” tegas dia.
Sikap BEI tersebut sebagai respon dari beberapa saham yang bekakangan ini melonjak terlalu tinggi. Namun saham yang masuk UMA itu, justru saham dengan kapitalisasi pasar yang relatif kecil. Seperti PT MD Pictures Tbk (FILM) yang sudah naik hingga 635% sejak awal listing pada 7 Agustus lalu. Saham tersebut pun kemudian dihentikan perdagangannya oleh BEI sejak 21 Agustus 2018 lalu.
Kemudian, ada saham PT Andira Agro Tbk (ANDI) yang naik 295% sejak IPO pada 16 Agustus lalu. dan yang terbaru adalah saham PT Majapahit Inti Corpora Tbk (AKSI) juga masuk kategori UMA setelah melesat 91,49% dalam sebulan terakhir.