
Tanaman Sorgum memiliki nilai ekonomi sangat tinggi. Tanaman dengan batang mirip tebu ini dapat menghasilkan bioetanol sangat tinggi, dan memiliki kandungan tetes gula. Sedangkan buahnya dapat dimanfaatkan sebagai tepung untuk pakan, bahkan residunya dapat diolah sebagai pakan ternak dengan nilai gizi tinggi.
Sorgum merupakan tanaman multimanfaat. Buahnya dapat menghasilkan tepung, dimanfaatkan sebagai pangan. Manfaat lainnya yakni dapat menghasilkan produk substitusi energi terbarukan.
Batang tanaman sorgum dapat menghasilkan bioetanol. Persisnya, 1 hektar lahan akan menghasilkan 5 ton batang sorgum, dan menghasilkan Bioetanol sebanyak 4.200 liter.
Nah, harga Bioetanol di pengumpul saat ini sudah mencapai Rp 10.000 per liter. Walhasil, satu hektar lahan yang diisi sorgum akan menghasilkan Rp 42 juta dari produksi bioetanol.
Dr. Herman Subagio, kepala Balit Sereal, Maros, Sulawesi Selatan, bercerita tentang sorgum ini. Itu ia katakan di acara Gelar dan Temu Teknologi Pekan Nasional (Penas) Petani dan Nelayan Indonesia ke XIV Tahun 2014 di Kepanjen, Malang, Jawa Timur (7 /6/2014).
Ia mengatakan, “Saat ini kami sudah menciptakan varietas unggul sorgum. Varietas 1 dan 2 ini sudah sudah terbukti keunggulannya. Varietas 1 dan 2 ini sudah siap untuk dikembangkan dalam skala bisnis untuk menghasilkan bioetanol. Lagi pula varietas ini sudah siap untuk dikembangkan oleh petani kecil di Nusantara agar dapat meningkatkan pendapatan dan kesejahteraan petani.”
Lanjut Herman, petani tidak usah khawatir dalam pemenuhan benih varietas 1 dan 2 sorgum ini, petani dapat membudidayakan dan mengembangkan benih sendiri dan terus-menerus. Sementara apabila benih sorgum dari Jepang, petani bisa tergantung terus kepada Jepang untuk membeli benih.
Herman mengatakan lagi, pengusaha yang akan memproduksi bioetanol dengan tingkat ekonomi secara besar-besaran tidak perlu ragu menaman sorgum ini. Pasalnya, hasil penelitian yang terus dilakukan telah membuktikan keunggulan sorgum.
Dia menjamin, sorgum sudah menjawab tantangan dalam menghasilkan bioetanol. Lagi pula, tanaman ini merupakan pertanian ramah lingkungan yang sesuai dengan Strategi Induk Pembangunan Pertanian (SIPP) 2013 sampai 2045— yang menjadi landasan pertanian masa depan Indonesia yang berkelanjutan serta tidak merusak lingkungan hidup.
Dus, apa yang perlu diragukan dari si sorgum ini? (Albarsyah)
Editor: Achmad Adhito