Jakarta, TopBusiness – PT Bank Mandiri (Persero) Tbk (BMRI) akan terus melakukan ekspansi bisnis guna memperkuat perseroan menjadi salah satu yang terbesar di Asia Tenggara. Bank pelat merah tersebut memang memiliki target untuk menjadi one stop financial services yang terkemuka di kawasan ASEAN itu. Selama ini sudah ramai disebut bahwa perseroan akan melalukukan akuisisi terhadap salah satu bank besar, yakni PT Bank Permata Tbk (BNLI).
Menurut Senior Vice President Corporate Secretary Group BMRI, Teddy Y. Danas, pihak perseroan memang senantiasa membuka peluang ekspansi bisnis ke lembaga keuangan untuk merealisasikan target dan aspirasi tersebut.
Dan salah satu penjajakan ekspansi bisnis tersebut, jelas dia, antara lain dengan melakukan akusisi secara langsung atau tidak langsung terhadap lembaga keuangan, termasuk bank. Yang terpenting proses akuisisi itu dapat membawa sineregi dengan perseroan.
“Jadi untuk merealisasikan aspirasi menjadi one stop financial services yang terkemuka di Asia Tenggara itu, salah satunya dengan akuisisi lembaga keuangan. Terdapat beberapa lembaga keuangan yang saat ini menjadi target akuisisi perseroan, di mana salah satunya adalah bank,” tutur Teddy dikutip dari keterbukaan informasi Bursa Efek Indonesia (BEI), di Jakarta, Rabu (13/3/2019).
Namun begitu, rencana tersebut masih berupa kajian di internal BMRI. Sehingga rencana detailnya pun belum bisa diungkapkan saat ini ke publik.
“Ini masih tahap kajian. Makanya perseroan belum dapat memberikan keterangan lebih lanjut mengenai rencana akuisisi tersebut. Nanti jika sudah diperoleh kepastian atas pelaksanaan transaksi akuisisi tersebut baru bisa diumumkan ke publik dan dilaporkan ke Bursa,” kata dia menyola surat klarifikasi dari BEI No. S-01215/BEI.PP1/03-2019 tertanggal 8 Maret 2019 lalu.
Seperti diketahui, belakangan ramai diberitakan bahwa BMRI menjadi prioritas utama sebagai pembeli saham Bank Permata Tbk. Bahkan bank BUMN itu dikabarkan sudah menaikkan harga penawarannya menjadi 1,8x dari price to book value (PBV) BNLI.
Pihak Bank Mandiri yang mendapat prioritas tersebut soalnya secara regulasi akan lebih mudah. Apalagi bank yang dikomandoi Kartika Wirjoatmodjo itu telah menggandeng konultan Morgan Stanley dan telah melakukan due dilligence untuk merampungkan pembelian tersebut.
Saat ini, saham Bank Permata dimiliki PT Astra International Tbk (ASII) dan Standard Chartered yang masing-masing mengantongi 44,6 persen saham di BNLI, dan sisanya saham milik publik. Kedua pihak tersebut kabarnya lebih memberikan prioritas ke Bank Mandiri. Sebab jika dibeli investor asing, sesuai Peraturan Otoritas Jasa Keuangan (POJK), akan butuh beberapa tahapan.
Penulis: Tomy