Jakarta, TopBusiness – Bank Perkreditan Rakyat BKK Kebumen terpilih menjadi salah satu BUMD yang diundang untuk mengikuti sesi penjurian oleh Dewan Juri TOP BUMD 2019 yang diselenggarakan oleh Madani Group.
BPR BKK Kebumen terbentuk pada 11 Oktober 2008 sebagai hasil penggabungan 19 BPR BKK yang ada di Kabupaten Kebumen. BPR BKK Kebumen mendapat legalitas formal penggabungan usaha pada 20 Agustus 2008 dari Bank Indonesia.
“Menjadi bank yang profesional, terdepan dan terpercaya adalah visi kami,” kata Sutrisno S.E., Direktur Utama BPR BKK Kebumen, saat penjurian TOP BUMD 2019 di Jakarta, Jum’at (15/3/2019).
Sutrisno menjelaskan bahwa kegiatan usaha BPR yang dipimpinnya, saat ini fokus pada 3 aktivitas yaitu pertama, menghimpun dana masyarakat. Kedua, memberikan kredit kepada masyarakat. Ketiga, menempatkan dana pada bank lain.
“Sedangkan untuk jenis produk yang kami kelola, terbagi dua yaitu Tabungan meliputi Tamades Umum, Tamades Pelajar/Simpel, Tamades Haji, Tamades Harapan, Tamades Plus, dan Deposito Berjangka.”
“Produk kedua adalah Kredit yang terdiri dari kredit umum/modal usaha, personal loan/pegawai, kredit perangkat desa, kredit mikro bersama, kredit profesi. Juga ada KMB dan KOMPAK.”
Saat ini, BPR BKK Kebumen memiliki jaringan 1 kantor pusat dan 19 kantor cabang yang tersebar di Kabupaten Kebumen.
“Untuk pegawai, kami telah menerapkan kebijakan career path sehingga setiap pegawai memiliki kesempatan untuk promosi. Juga ada training atau pelatihan untuk meningkatkan kualitas SDM. Ini berguna untuk regenerasi jajaran manajemen BPR BKK Kebumen.”
Mayoritas tingkat pendidikan pegawainya adalah sarjana strata 1 (S1) sebanyak 110 orang dari total 220 orang pegawai.
Untuk sertifikasi jenjang karier, BPR ini memiliki komposisi:
- Tingkat Dasar: 16 orang
- Tingkat Menengah: 20 orang
- Tingkat Lanjutan: 17 orang
Sedangkan pegawai yang memiliki sertifikasi direktur berjumlah 15 orang.
Capaian Kinerja Tahun 2018
Laba BPR BKK Kebumen selalu meningkat mulai dari Rp 12.353.705.000,- di tahun 2014 sampai akhir 2018 yang tercatat Rp 15.314.789.000,-. Terkecuali laba tahun 2015 yang hanya Rp 6.689.320,- akibat adanya kasus hukum yang melibatkan nasabahnya.
“Untuk tahun 2018, BPR BKK Kebumen termasuk 5 besar BPR di Jawa Tengah berdasarkan laba,” kata Sutrisno.
Asetnya mulai tahun 2012 tercatat Rp 256.761.533.000 terus berkembang tinggi. Dan di akhir tahun 2018 tercatat Rp 454.289.619.723,-. Namun, beban kerja pegawainya cukup tinggi dan berat karena adanya pegawai yang pensiun secara normatif dan mengajukan pensiun dini atau meninggal. Sampai akhir 2018, jumlah pegawai sebanyak 220 orang dengan beban kerja pegawai Rp 2.064.952.817,-.
“Dalam dua tahun terakhir, 2017 dan 2018, ada tiga hal yang dapat kami banggakan. Pertama, peningkatan kesejahteraan pegawai berupa kenaikan gaji 10 persen setiap tahun. Kedua, kebijakan penurunan suku bunga dari 15 persen turun ke 11 persen untuk dapat bersaing dengan lembaga keuangan lain di Kabupaten Kebumen. Ketiga, penyaluran kredit KOMPAK kepada para pedagang kecil di pasar atau UKM. Kredit ini dapat menolong mereka dari jeratan para rentenir,” jelas Sutrisno kepada Dewan Juri TOP BUMD.
Penulis: Teguh Imam Suyudi