Jakarta, TopBusiness – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (USD) pada perdagangan hari ini kemungkinan akan berbalik menguat usai kemarin terperangkap di zona merah. Hal ini karena adanya sentiment dalam negeri berupa peningkatan cadangan devisa (cadev) yang ada di Bank Indonesia.
Mengutip Bloomberg pagi ini, rupiah sendiri dibuka di posisi Rp 14.155 atau menguat tipis 12 poin dari penutupan kemarin di level 14.167. Tren rupiah juga terus di teritori positif hingga ke tangga Rp14.149.
Sebelumnya, mata uang NKRI itu sempat melemah di awal pekan terimbas dari sentiment global yang kurang kondusif. Tercatat, berdasarkan data Bloomberg, pada penutupan perdagangan Senin (8/4) kemarin, rupiah terdepresiasi 0,24% atau turun 34 poin menjadi Rp14.167 per USD.
Menurut analis pasar uang dari Monex Investindo Futures, Faisyal mengatakan, pada perdagangan sebelumnya lebih didorong oleh sikap investor yang menjauhi mata uang yang berisiko, termasuk rupiah itu.
“Pelemahan ini terjadi di tengah kabar buruk dari kisruh geopolitik Libya, masih adanya ketidakpastian Brexit, serta kekhawatiran adanya krisis finansial dari Italia,” ungkap Faisyal di Jakarta, Selasa (9/4/2019).
Diharapkan, rupiah akan terangkat karena danya sentiment dari cadev itu yang mulai direspon positif pasar. Meski di pedagangan kemarin, kata dia, penambahan cadev pada akhir Maret lalu belum mampu mendorong naiknya laju rupiah.
Posisi cadev sendiri per akhir Maret 2019 meningkat menjadi US$ 124,5 miliar, lebih tinggi dibandingkan dengan posisi US$ 123,3 miliar pada akhir Februari 2019. Hal ini didorong oleh penerimaan devisa minyak dan gas (migas) dan penerimaan valuta asing (valas).
Dengan posisi cadev ini, berarti setara dengan pembiayaan 7,0 bulan impor atau 6,8 bulan impor dan pembayaran utang luar negeri pemerintah, serta berada di atas standar kecukupan internasional sekitar 3 bulan impor.
Pihak BI sendiri menilai cadev tersebut mampu mendukung ketahanan sektor eksternal serta menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan.
Tommy