Jakarta, TopBusiness – Ekonom Senior Institute for Development of Economics and Finance (Indef), Nawir Messi menilai, laju impor dinilai akan sulit dihentikan oleh siapapun presiden yang terpilih. Itu terjadi karena industri dalam negeri yang tak mampu memenuhi kebutuhan seluruh masyarakat Indonesia.
Tingkat ketergantungan industri terhadap impor masih tinggi. Bahkan impor bahan baku menyumbang 70 persen dari keseluruhan impor.
“Ini menunjukan bahwa industri kita masih tergantung pada bahan baku impor karena lemahnya industri hulu domestik. Siapapun presidennya, impor pasti dan akan tetap jalan,” ujar Nawir dalam diskusi Indef di ITS Tower, Jakarta, Kamis (11/4).
Saat ini kontribusi impor konsumsi sudah mencapai 9 persen dalam tiga tahun terakhir. Padahal selama 16 tahun sebelumnya, impor di sektor tersebut masih berada di posisi 7-8 persen terhadap total impor.
Sebab itu, untuk menghentikan impor merupakan sesuatu hal yang muskil. Apalagi saat ini output pertanian dan peternakan terus menurun, sementara jumlah penduduk terus meningkat.
“Impor menjadi suatu yang pasti, menghentikannya adalah sesuatu yang utopis (khayalan). Sekarang output di sektor pertanian dan peternakan rendah, sementara pertumbuhan penduduk, terutama kelas menengah, terus meningkat. Sektor industri juga masih mengandalkan bahan baku impor,” kata dia.