Jakarta TopBusiness – PT Angkasa Pura I (Persero) atau AP I mengandalkan GCG guna memitigasi risiko bisnis. Dampaknya, kinerja keuangan terdongkrak.
Dalam konteks seperti itu, perseroan yang mempunyai produk utama aeronautika dan non aeronautika tersebut telah mencapai predikat sangat baik, lantaran penerapan GCG tahun 2017.
Widya Widagdo yang merupakan VP Compliance and Risk Management AP I, saat presentasi penjurian TOP GRC di Merchantile Atletic Club, World Trade Center 1, di Jakarta, Selasa, menyebutkan bahwa pihaknya telah mencapai predikat sangat baik dalam capaian GCG tahun 2017 lalu.
Beberapa aspek yang diuji dalam GCG tahun 2017. Pertama, komitmen terhadap penerapan tata kelola secara berkelanjutan mendapat nilai 5,5670 dengan capaian 79,53 persen dan berpredikat baik.
Kedua, pemegang saham dan RUPS dapat nilai 8,0195 dengan capaian 89,11 persen berpredikat sangat baik.
Ketiga, aspek pengujian untuk dewan komisaris mencapai nilai 34,1226 dengan capaian presentase 97,29 berpredikat sangat baik. Keempat, direksi meraih poin 33,5864 dengan capaian 95,96 persen berpredikat sangat baik.
Kelima, pengungkapan informasi dan transportasi bernilai 7,5480 dengan presentase 83,87 berpredikat baik.
Sementara, aspek lainnya mendapat nilai 2,5000 dengan capaian 50,00 persen. Sehingga, total nilai sebesar 91,3435 dengan presentase 91,34 persen dan berpredikat sangat baik.
Menurut dia, penilaian terhadap performa GCG di perseroan berlangsung dalam kurun waktu 2 tahun sekali dan dilaksanakan lenbaga eksternal. “Tahun 2019 ini akan dilakukan penilaian kembali,” katanya.
Hasil nyata dari implementasi GCG terlihat dari laporan keuangan. Per 31 Desember 2018, AP 1 melaporkan pendapatan usaha yang teraudit Rp 8,521 triliun atau naik 18 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 7,194 triliun. Laba usaha Rp 2,916 triliun atau naik 48 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,974 triliun.
Dengan begitu, laba tahun berjalan Rp 2,005 triliun, atau naik 41 persen dibandingkan tahun sebelumnya Rp 1,420 triliun.
Penulis : Agus H