Untuk total aset, per akhir Maret 2019 Perseroan membukukan Rp415,84 miliar atau menurun 8,4% persen dibandingkan dengan Kuartal I-2018 yang sebesar Rp453,98 miliar. Liabilitas LMAS di akhir kuartal pertama tahun ini sebesar Rp285,26 miliar atau menurun 12,87 persen (year-on-year).
Ekuitas LMAS pada Kuartal I-2019 sebesar Rp130,58 miliar juga meningkat 3,14 persen dibandingkan periode yang sama di 2018 yang sebesar Rp126,61 miliar.
“Kami optimistis tren ekonomi yang membaik akan mendorong kinerja keuangan Perseroan dengan target pertumbuhan pendapatan yang realistis,” tutur Sekretaris Perusahaan LMAS, Baso Amir usai Rapat Umum Pemegang Saham Tahunan (RUPST) LMAS di Jakarta, Rabu (19/6/2019).
Dengan kondisi seperti itu, perseroan menargetkan pertumbuhan pendapatan hingga akhir 2019 naik sebesar 7 persen di 2019. “Penopangnya tetap dari lini usaha bidang jasa konsultasi teknologi informasi untuk perusahaan telekomunikasi, minyak dan gas bumi serta pembangkit tenaga listrik. Target itu bukan pesimis, tapi realistis,” tegasnya.
Dia menyebutkan, sebagian besar pendapatan di tahun ini akan disumbang oleh anak usaha LMAS, PT Geotech System Indonesia yang mencapai 90 persen. “Kinerja di 2019 terbilang sudah pulih dibandingkan dengan 2018. Hal ini tercermin dari kinerja Kuartal I-2019. Dan ini akan menyamai kondisi di 2017 yang positif,” ucapnya.
Sebagaimana diketahui, pada 2018 LMAS mencatatkan rugi tahun berjalan di 2018 sebesar Rp1,32 miliar dengan nilai penjualan bersih konsolidasi sebesar Rp167,1 miliar atau menurun 11,7 persen (year-on-year) yang disebabkan oleh penjualan dari usaha sewa dan jasa pemeliharaan entitas anak merosot 21,62 persen menjadi Rp119,98 miliar.
“Penjualan langsung Perseroan berasal dari layanan data dan informasi keuangan StockWatch, Limas Mobile, Limas Feed dan portal keuangan e-Bursa,” pungkas dia.