Jakarta, TopBusiness – Pergerakan nilai tukar rupiah terhadap dollar AS (US) pada perdagangan hari ini diprediksi kembali melanjutkan pelemahannya. Hal ini karena dipicu oleh sentiment The Fed yang akan menurunkan suku bunganya. Bahkan di sesi pagi saja, rupiah dibuka melemah.
Mengutip Bloomberg pagi ini, rupiah dibuka di level Rp14.179/USD. Angka tersebut melemah 63 poin dari penutupan kemarin di tangga Rp14.116/USD. Posisi mata uang Garuda itu juga masih di zona merah dalam dua jam pertama ke posisi Rp14.210/USD atau atau anjlok 94 poin alias 0,67%.
Menurut analis pasar uang dari Samuel Sekuritas Indonesia, Ahmad Mikail dengan kondisi dollar Index yang diperkirakan naik, maka laju rupiah pun akan bergerak melemah. Dollar indeks diperkirakan akan naik ke level 98.8-98,9 terhadap hampir semua mata uang utama lain.
“Penguatan indeks dollar yang cukup tajam tersebut didorong oleh pernyataan Powell (Jerome Powell-Gubernur The Fed) yang cukup hawkish di saat The Fed memutuskan menurunkan tingkat suku bunga sebesar 25 bps menjadi 2,0%-2,25%,” tandas dia di Jakarta, Jumat (2/8/2019).
Kata dia, pernyataan Powell terkait pemotongan suku bunga ini adalah penyesuaian kebijakan The Fed terhadap kenaikan suku bunga tahun lalu. Akan tetapi, kata dia, pemotongan suku bunga kali ini bukan berarti The Fed akan secara agresif menurunkan tingkat suku bunganya.
“Pernyataan tersebut mendorong investor menempatkan dananya dalam dollar di tengah kemungkinan pemotongan suku bunga yang akan lebih agresif dilakukan bank sentral lainya,” tuturnya.
Dengan kondisi tersebut, dia memperkirakan, Rupiah kemungkinan melemah akibat penguatan dollar indeks. “Rupiah pun kami proyeksi melemah ke level Rp14.080/USD-Rp 14.100/USD,” tandas dia.
Penulis: Tomy