Jakarta, TopBusiness—Ketua Umum Asosiasi Logistik Indonesia (ALI), Zaldy Ilham Masita, mengatakan di Jakarta bahwa subsidi pelayaran dalam berjalannya Program Tol Laut, tidak efisien. Sebab, itu hanya bagus untuk jangka pendek.
“Subsidi tersebut ibarat ongkos kirim gratis. Dan ketika subsidi itu tidak lagi ada, maka harga bahan di daerah tujuan tol laut itu bisa naik lagi,” kata dia di Jakarta (11/12/2019).
Zaldy mengatakan pula bahwa sebaiknya subsidi tersebut dialihkan ke infrastruktur yang tahan lama yang terkait tol laut. Misalnya, ada subsidi kepada infrastruktur pelabuhan.
Sejatinya, ada cara yang lebih radikal terkait tol laut. Yakni, adanya kebijakan bahwa barang impor yang masuk ke Indonesia, tidak boleh langsung dikirim ke pelabuhan di Pulau Jawa. Namun, lebih dulu dikirim ke pelabuhan luar Jawa, misalnya ke bagian timur Indonesia.
“Sehingga, kapal barang dari pelabuhan luar Jawa, ketika kembali bisa terisi oleh barang impor itu. Maka, biaya logistik kapal itu bisa menurun,” kata dia.
Lebih lanjut, Zaldy mengatakan bahwa pemerintah Indonesia perlu memerhatikan tentang sektor logistik di Indonesia yang belum efisien. Ini antara lain karena bentuk Indonesia yang banyak diisi kepulauan.
“Biaya logisitik ke Indonesia itu, yang termahal, khususnya di bagian timur Indonesia. Yang memikul adalah warga di sana, sementara pendapatan mereka kan lebih rendah,” papar dia.
Zaldy meminta agar pemerintah Indonesia lebih memikirkan hal tersebut. Oleh sebabnya, satu faktornya yang bisa membuat Indonesia tidak bisa lepas dari jebakannya middle income trap, adalah biayanya logistik yang mahal.
(Adhito)