Jakartra, TopBusiness – Perusahaan yang mengelola pergudangan, PT Bumi Benowo Sukses Sejahtera Tbk (BBSS) pagi ini menggelar pencatatan perdana saham perseroan secara virtual di Bursa Efek Indonesia (BEI). Hal ini dilakukan tanpa ada seremoni karena masih di tengah pandemic Covid-19 itu.
Perseroan sebagai perusahaan tercatat ke-25 di tahun ini sekaligus menjadi perusahaan tercatat ke-690 di bursa sepanjang masa ini me-listing sahamnya melalui skema penawaran umum perdana saham (Initial public offering/IPO). Dalam proses IPO itu, BBSS melepas sebanya 1,3 miliar lembar saham baru atau setara dengan 27% dari modal ditempatkan dan disetor penuh perseroan setelah IPO.
“Saham baru tersebut ditawarkan pada harga Rp120 per lembar saham, sehingga keseluruhan dana IPO yang dikumpulkan perseroan mencapai Rp156 miliar,” kata Direktur Utama Bumi Benowo, Felix Soesanto, di Jakarta, Rabu (15/4/2020).
Selain menerbitkan saham, perseroan juga menerbitkan 650.000 waran sebagai pemanis (sweetener) bagi investor IPO perusahaan, dengan rasio 2:1 atau berarti setiap pembeli 2 lembar saham BBSS, investor akan mendapatkan 1 lembar waran. Waran tersebut akan diterbitkan dengan harga pelaksanaan Rp200 dan dapat dieksekusi/exercise oleh investor antara bulan Oktober 2020 sampai dengan April 2021.
Di tengah kondisi pasar saham yang kurang kondusif tercermin dari harga saham dan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) sejak awal tahun sudah turun sebesar 26,2% hingga akhir pekan lalu, namun ternyata target dana raihan BBSS di atas Rp150 miliar yang ditetapkan di awal periode IPO tetap dapat tercapai.
Kata dia, tingginya antusiasme masyarakat terhadap IPO Perseroan menunjukkan kepercayaan dan harapan masyarakat yang tinggi terhadap pasar modal pada umumnya dan secara khusus pada prospek usaha Perseroan. “Dengan hasil pooling di mana terdapat nilai oversubcribe 25,44x, kami meyakini proses listing perusahaan akan berhasil,” ujar Felix.
Dari dana tersebut, kata dia, sebanyak 88% akan dialokasikan untuk membeli tanah seluas 58.719 m2 di Kebomas, Gresik, Jawa Timur, yaitu senilai Rp 130,61 miliar, dan sisa dana tersebut akan digunakan untuk kebutuhan modal kerja pengembangan usaha. “Pembelian tanah yang akan dilakukan BBSS merupakan upaya menambah persediaan lahan (landbank) dan nantinya akan dibangun menjadi pengembangan area pergudangan,” katanya.
Pada 2019, perseroan baru menambah landbank sebanyak 6.683 m2 dan 2.250 m2, sehingga setelah IPO total landbank milik Perseroan menjadi sekitar 10 hektar.
Untuk kinerja keuangan hingga akhir September 2019 lalu, perseroan memiliki aset senilai Rp106,59 miliar yang terdiri dari aset lancar Rp83,55 miliar dan aset tidak lancar Rp23,04 miliar. Untuk ekuitas BBSS tercatat sebesar Rp102,1 miliar dan liabilitas Rp4,49 miliar, ini menunjukkan rasio utang terhadap ekuitas (debt to equity/DER) sangat rendah.
Pada periode yang sama, BBSS mencatatkan penjualan Rp20,36 miliar dan laba kotor Rp5,49 miliar, sedangkan laba bersihnya Rp3,94 miliar. Pendapatan tersebut naik 427,56% dari perolehan per akhir September 2018, di mana laba bersihnya naik 442,67%. “Tahun ini kami menargetkan kenaikan penjualan 579,1% dan kenaikan laba bersih 808,3%. Sehingga manajemen berani memberikan target pembagian dividen sebesar maksimal 20% dari laba bersih 2020,” janjinya.