Jakarta, TopBusiness – Sepanjang hari ini, indeks harga saham gabungan atau IHSG di Bursa Efek Indonesia diestimasikan bergerak negatif. Pasalnya, potensi terjinya tensi geopolitik antara Amerika dan China.
Dalam riset harian dari laman samuel.co.id, di Jakarta, hari ini, memperlihatkan bahwa National People’s Congress (NPC) China telah mengesahkan Undang-Undang Keamanan baru untuk Hong Kong pada Kamis (28/05), yang dapat meningkatkan kendali Beijing dengan menahan segala bentuk aksi penarikan diri, subversi terhadap pemerintah, dan membahayakan keamanan negara. Hal ini kembali meningkatkan tensi geopolitik antara Amerika dan China, dan dikhawatirkan dapat kembali menimbulkan sanksi politik yang berdampak pada rantai perdagangan internasional. Sekretaris Negara AS, Mike Pompeo berpendapat hal ini dapat berdampak negatif pada status Hongkong sebagai pusat keuangan global.
Selain, perdagangan pasar saham Amerika semalam terkoreksi menyusul pengesahaan UU baru China, S&P 500 turun 0.21%, Dow Jones 0.58%, dan nasdaq 0.46%, sementara yield 10Y US Treasury masih bergerak sideways di level 0.682%. Rilis data ekonomi AS semalam Durable Goods Orders MoM periode April turun 17.2% MoM (prev: -16.6% MoM; cons: -19% MoM) lebih baik dari konsensus pasar, sementara Trump menyatakan akan mengumumkan kebijakan terhadap China menyusul pengesahan UU keamanan baru pada Jumat (29/05) waktu AS.
Riset pun memperlihatkan bahwa perdagangan bursa domestik IHSG kemarin ditutup menguat 1.61% ke level 4,716.2, dengan investor asing mencatatkan net buy sebesar Rp 437 miliar.
Pada jumpa persnya kemarin, Gubernur Bank Indonesia, Perry Warjiyo, yakin bahwa capital inflow pada pasar saham dan SBN akan semakin deras seiring dengan meningkatnya kepercayaan investor asing terhadap langkah-langkah yang diambil pemerintah dalam menghadapi risiko dari pandemi.
“Pasar regional Nikkei dan Kospi melemah pagi ini masing-masing minus 0.25% dan 0.40%, sementara IHSG turut berpotensi terkoreksi pagi ini,” demikian riset menyebutkan.
Foto: Rendy MR