Jakarta, TopBusiness – Pandemi Covid-19 yang melanda dunia, termasuk Indonesia sangat mempengaruhi kehidupan sosial-ekonomi seluruh lapisan masyarakat. Tidak terkecuali dunia usaha. Tidak sedikit perusahaan yang terpaksa harus mengalami kondisi yang sangat tidak diinginkan.
Namun banyak juga perusahaan yang mampu mengidentifikasi peluang bisnis tambahan. Mereka mampu mengidentifikasi peluang bisnis yang berpotensi baik untuk dilakukan di tengah situasi global yang kurang baik, selektif, dengan tetap fokus pada core business. Perusahaan-perusahaan inilah yang berhasil survive dengan tetap menjalankan bisnis perusahaan sesuai dengan prinsip-prinsip best practice.
Salah satu perusahaan di Indonesia yang berhasil melakukan mitigasi pandemi Covid-19, bahkan mengembangkan bisnis baru adalah PT Sucofindo (Persero). Sucofindo adalah perusahaan inspeksi pertama di Indonesia yang berdiri pada tahun 1956. Perusahaan ini memiliki core business di bidang inspeksi, pengujian, sertifikasi, konsultansi dan pelatihan.
Dalam sesi presentasi dan wawancara dengan Dewan Juri TOP GRC 2020 yang dilakukan secara online pada Rabu, 8 Juli 2020, Direktur Utama Sucofindo, Bachder Djohan Buddin menjelaskan bahwa di tahun 2019 lalu Sucofindo telah menerapkan sejumlah strategi untuk menjalankan RKAP.
“Pertama, pertumbuhan bisnis diarahkan pada semua portofolio umumnya/khususnya yang memberikan laba optimal pada Perusahaan serta pembukaan unit layanan baru (Tangerang, BeneteNTB, Morowali). Kedua, melakukan inovasi bisnis untuk mendukung pertumbuhan Perusahaan berkelanjutan. Ketiga, digitalisasi Proses Bisnis untuk mendukung efisiensi dan efektivitas kegiatan produksi dan memberikan nilai tambah bagi pelanggan.”
“Keempat, Sinergi Anak Perusahaan dalam mendukung pertumbuhan bisnis Perusahaan. Kelima, pengembangan Kapasitas dan kapabilitas sumber daya(SDM, Investasi, dan Keuangan) dalam mendukung pertumbuhan dan inovasi bisnis yaitu: SDM–Perekrutan Management Trainee; dan Investasi di 6 lokasi tanah dan bangunan, peralatan operasional.
Dalam kesempatan yang sama, Direktur Keuangan dan Perencanaan Strategis Sucofindo, Budi Hartanto menjelaskan sejumlah peluang bisnis tambahan yang digarap Sucofindo di tengah pandemi aat ini. Bisnis tersebut antara lain.
Pertama, pengujian farmasi: Memberikan informasi kepada Kementerian Kesehatan dan BPOM mengenai kapabalitas dan kapasitas pengujian BUMN Jasa Survey dalam rangka mendukung ketersediaan bahan-bahan farmasi untuk kebutuhan Rumah Sakit Pemerintah dan Puskesmas di seluruh Indonesia.
Kedua, Remote audit: dan Inspection Layanan audit dan inspeksi jarak jauh dengan menggunakan teknologi informasi sebagaimana telah teruji penggunaannya pada periode pandemicCovid-19. Hal ini dapat memberi nilai efisiensi bagi pelanggan karena imbal jasa audit dan sertifikasi yang lebih ekonomis.
Ketiga, JasaE-Learning: Pemanfaatan infrastruktur dan kapabilitas IT perusahaan dalam mendukung pembelajaran terkait berbagai standar kesisteman di berbagai sektor industri.
Keempat, Digital Survey and Inspection Pengembangan jasa survey dan inspeksi secara online berbasis drone dan camera (Unmanned Aerial Solution Services).
Kelima, Digital TIC Services: Pengembangan sistem mitigasi bencana terintegrasi secaraonline, baik untuk bencana alam maupun penyakit.
Enam, Sertifikasi ARISE Pemastian kesiapan pelaku usaha untuk bangkit kembali berusaha dengan menerapkan protocol New Normal untuk perlindungan konsumen.Contoh untuk Industri Pariwisata, Perhotelan, Perkantoran, dll.
Tujuh, Survey kelayakan BantuanCOVID-19: Memberikan data survey lapangan kepada pemerintah terkait perencanaan pemberian bantuan langsung maupun tidak angsung yang diperhadapkan dengan kelayakan penerima sehingga program pemerintah tepat sasaran sesuai kriteria.
Delapan, Sertifikasi Alat Pelindung Diri (APD) Medis. Bekerjasama dengan kementerian kesehatan memberikan layanan sertifikasi produk Alat Pelindung Diri (APD) yang saat ini banyak diproduksi masal oleh konveksi-konveksi umum agar tetap sesuai standard kesehatan WHO.
Budi Hartanto juga memaparkan implementasi GRC pada keberlangsungan usaha saat pandemi COVID-19 yang meliputi:
1. Rapat BOD dan BOC terkait KKU
2. Revisi RKAP 2020 oleh Direksi yang disetujui oleh Dewan Komisaris
3. Laporan kepada pemegang saham terkait dengan KKU akibat Dampak Covid-19
4. Identifikasi Risiko Dampak Covid
5. Mitigasi Risiko untuk KKU
6. Kebijakan untuk KKU :
- Percepatan implementasi digitalisasi proses bisnis perusahaan
- Publikasi Kebijakan GCG, SMAP dan terkait COVID-19
- Efisiensi Biaya (Biaya Perjalanan Dinas, Biaya Pegawai, Biaya Operasional)
- Evaluasi Prioritas Investasi (Tunda, Batal dan Laksanakan terbatas)
- Mitigasi Risiko K3 dengan Protokol Pencegahan Covid-19
- Penyesuaian Jasa-jasa Sucofindo sesuai Protokol Covid (Contoh Remote Audit, Online Traning dan Konsultasi, prioritas Jasa Fumigasi dan Pengujian Sanitizer dan uji ALAT KESEHATAN)
- Jasa-jasa Baru Sucofindo membantu pelaku Usaha menghadapi New Normal (Sertiikasi ARISE
7. Internalisasi budaya baru menghadapi New Normal yang adaptif dan lincah.
8. Penerapan Sangsi pelanggar Protokol Covid-19
Program Mendukung GRC Tahun 2019 & 2020
Sucofindo telah menjalankan sejumlah program yaitu:
- Implementasi dan Sertifikasi Sistem Manajemen Anti Penyuapan sesuai ISO/IEC 37001 : 2016
- Sistem Manajemen Keamanan Informasi ISO 27001 : 2013
- Resertifikasi Sistem Manajemen Mutu menjadi versi 2015
- Sistem Manajemen Kelangsungan Usaha ISO 22301 : 2014
- Terbentuknya Sistem Manajemen Kepatuhan dan Komite Kepatuhan yang beranggotakan perwakilan unit kerja
- Penyempurnaan Implementasi Whistle Blowing System (WBS) dengan: Revisi Pedoman WBS sesuai Pedoman KNKG dan pemenuhan ISO 37002, Penyempurnaan Tim WBS; dan Pembaruan saluran pelaporan pelanggaran
- Penyempurnaan Implementasi Keterbukaan Informasi Publik dengan penyempurnaan Website Sucofindo
- Implementasi Aplikasi ERMS (Entreprise Risk Management System)
- Implementasi Aplikasi EAudit oleh Satuan Pengawasan Intern dan untuk Audit Internal Kesisteman (Confirmity) yang terintegrasi dengan aplikasi ERMS
Penulis: Teguh Imam S