Jakarta, TopBusiness – Pemerintah Indonesia dan Filipina sepakat memperkuat kerja sama perdagangan di tengah pandemi Covid-19. Upaya penguatan kerja sama tersebut ditempuh dalam forum bilateral “The Joint Working Group on Trade, Investments, Handicrafts, and Shipping (JWG-TIHS)” yang diadakan secara virtual pada Selasa (11/8/2020).
“Covid-19 membuat ekonomi Indonesia dan Filipina mengalami kontraksi. Oleh sebab itu, pada JWG kali ini kedua delegasi sepakat memperkuat kolaborasi dan kerja sama, termasuk mencari jalan keluar dari permasalahan dagang yang dihadapi selama ini,” kata Direktur Jenderal Perundingan Perdagangan Internasional Kementerian Perdagangan (Kemendag) Iman Pambagyo dalam keterangan resminya yang dikutip Kamis (13/8/2020).
Iman menjelaskan, dalam pertemuan JWG ini dibahas enam inisiatif kerja sama dan dialog, yaitu MoU on Investment Promotion Cooperation, MoU on Halal, MoU on Creative Economy Cooperation, MoU on Marine and Fisheries Cooperation, Dialog Industri Tembaga, dan Dialog Industri Tekstil. Pada pertemuan itu juga dibahas berbagai isu dagang yang dihadapi masing-masing negara.
Dia mengungkapkan, Indonesia mengangkat tiga isu, yaitu penggunaan instrumen special safeguard (SSG) terhadap kopi instan Indonesia, rencana investigasi safeguard atas impor kendaraan bermotor, dan isu pendaftaran produk obat pada food and drug administration (FDA) Filipina selama masa pandemi Covid-19.
Sementara itu, Filipina mengangkat isu eksportasi produk pertanian, peternakan, dan minuman olahan ke Indonesia. “Melalui pembahasan dalam pertemuan ini, diharapkan arus perdagangan kedua negara semakin lancar dan ekonomi Indonesia dan Filipina dapat bangkit kembali pasca Covid-19,” ujar Iman.
Dia menyebut, total perdagangan Indonesia dan Filipina pada 2019 mencapai US$ 7,6 miliar dengan surplus bagi Indonesia sebesar US$ 5,9 miliar. Pada periode Januari-Juni 2020, total perdagangan tercatat US$ 2,9 miliar dengan nilai ekspor Indonesia sebesar US$ 2,6 miliar dan impor sebesar US$ 283 juta, sehingga surplus Indonesia sebesar US$ 2,3 miliar.
Produk ekspor utama Indonesia ke Filipina pada 2019 adalah
batu bara (US$ 1,5 miliar), mobil (US$ 1,1 miliar), sepeda motor (US$ 681
juta), konsentrat dari kopi dan teh (US$ 455 juta), dan minyak kelapa sawit
(US$ 230 juta). Produk impor utama Indonesia dari Filipina pada 2019 adalah
tembaga dimurnikan (US$ 86 juta), polimer dari propilena (US$ 65 juta), bagian
dan aksesoris kendaraan bermotor (US$ 63 juta), mesin cetak (US$ 65 juta), dan
ketel uap air (US$ 45 juta).