Jakarta, TopBusiness – Indeks harga saham gabungan atau IHSG hingga sesi akhir perdagangan hari ini di Bursa Efek Indonesia diperkirakan bergerak flat. Pasalnya, pelaku pasar menanti keputusan penetapan suku bunga acuan alias BI Rate.
Dalam riset harian samuel sekuritas Indonesia di website samuel.co.id, Rabu ini, memperlihatkan bahwa bursa saham Amerika pada perdagangan semalam bergerak mix. Dow ditutp turun 0,24%, namun S&P 500 berhasil naik 0,23% dan Nasdaq 0,73%. Laju bursa saham ditopang laporan keuangan emiten-emiten besar, seperti, Home Depot dan Walmart yang melaporkan kinerja keuangan yang baik. Sentimen negatif datang dari politik, dimana menteri keuangan AS mengatakan sangat sulit bagi partai Demokrat untuk mengkompromikan program-program stimulus baru. Padahal anggota senat dari partai Republik berencana mengajukan program bantuan yang memasukkan bantuan senilai USD 10 miliar untuk Kantor Pos AS.
Dari dalam negeri, laju IHSG didukung data neraca perdagangan Indonesia 2Q20 surplus USD 9,2 miliar. Surplus ini merupakan yang tertinggi sejak kuartal kedua tahun 2011. Didukung defisit transaksi berjalan USD 2,9 miliar atau setara 1,2% dari GDP, membaik dari kuartal sebelumnya 1,4% dari GDP. Defisit di 2Q20 menjadi yang paling rendah sejak 2017. Sementara itu, BPS menyampaikan ekspor Indonesia mengalami kontraksi 9,9% yoy atau tercatat sebesar USD 13,73 miliar, sementara impor mencapai USD 10,47 miliar turun 32,55% yoy sehingga neraca dagang RI bulan Juli surplus USD 3,26 miliar.
“Hari ini IHSG diperkirakan akan bergerak flat, dimana investor akan mencermati hasil rapat dewan gubernur BI tentang suku bunga BI7DRR serta kemungkinan stimulus-stimulus tambahan lain. Konsensus memperkirakan suku bunga akan bertahan di level 4,0%,” demikian tersebut.
Fotographer: Rendy MR