JAKARTA-businessnews.id: Industri perhotelan Indonesia kini menghadapi situasi yang berat. Tidak stabilnya nilai ekonomi saat ini, berdampak pada sektor perhotelan. Juga, keputusan pemerintah membatasi penggunaan hotel untuk rapat dan seminar bagi instansi pemerintahan membuat tingkat hunian hotel mengalami grafik penurunan secara signifikan.
“Bukan hanya di Indonesia saja yang terjadi penurunan okupansi karena peraturan pemerintah. Di China juga terjadi peraturan yang hampir sama, pemotongan pengeluaran pada rapat dan perjalanan dinas dari anggaran pemerintah pusat telah memberi efek yang cepat,” papar Jesper Palmqvist, Area DirectorAsia Pasific STR Global pada acara Hospitality Investment Confrence Indonesia (HICI) 2015 di Jakarta, Rabu, 13 Mei 2015.
Dilanjutkan, yang terjadi saat ini, pendapatan hotel budget terus tumbuh meyakinkan. Tetapi tidak dengan hotel bintang empat dan bintang lima yang makin menurun setelah dikeluarkannya peraturan pemerintah baru.
“Dengan penurunan permintaan akhir-akhir ini, salah satu strategi utama untuk pemulihan dengan mempertahankan nilai dalam level yang masih masuk akal,” jelas Jesper.
Seperti terjadi di Bangkok pada 2014, dimana permintaan dan tingkat hunian jauh merosot dibandingkan di Indonesia. Hotel di Bangkok tidak menurunkan harga kamar terlalu banya da hasilnya ketika permintaan kembali, performa secara keseluruhan kembali ke standar normal dengan cepat.
Hal tersebut tentu memberikan tekanan besar terhadap General Manager di seluruh Indonesia untuk mengatur supaya tetap seimbang dengan kepercayaan diri tinggi, tandasnya.
Diharapkan, kegiatan ini akan menarik lebih dari 150 pengembang properti, operator, pelaku dan pemilik perhotelan serta pemegang saham dan investor untuk membahas potensi di sektor perhotelan dan pariwisata yang terus berkembang di Indonesia. (endy)