Jakarta, TopBusiness – PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) atau SMF, perusahaan pelat merah yang berada di bawah Kementerian Keuangan memiliki kewajiban untuk menlunasi surat utangnya atau obligasi yang bakal jatuh tempo pada 18 Mei 2021 nanti. Perseroan pun disebut bakal mengandalkan kas internal untuk melunasi surat utang itu.
Hal ini seperti disampikan oleh PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) yang baru saja menyematkan peringkat “idAAA” untuk Obligasi Berkelanjutan IV Tahap IV Tahun 2018 Seri B milik PT Sarana Multigriya Finansial (Persero) itu.
Menurut analis Pefindo, Kreshna Dwinanta Armand surat utang tersebut senilai Rp408,0 miliar dan akan segera dilunasi dengan mengandalkan sumber dana dari kas internal perseroan.
“Pefindo telah memberikan peringkat “idAAA” untuk obligasi itu yang akan jatuh tempo pada tanggal 18 Mei 2021. Dan perusahaan akan melunasi instrumen tersebut menggunakan dana internal, dengan kas dan setara kas SMF sebesar Rp4,9 triliun di akhir November 2020 lalu,” tutur dia dalam keterangan resmi Pefindo yang diterima media, di Jakarta, Rabu (3/2/2021).
Efek utang dengan peringkat idAAA, dinilai Kreshna, merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh perusahaan pemeringkat tersebut.
“Karena [dengan periangkat ini] kemampuan obligor untuk memenuhi kewajiban keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut dibandingkan obligor Indonesia lainnya adalah superior,” jelasnya.
SMF adalah Badan Usaha Milik Negara (BUMN) yang membawa misi khusus untuk meningkatkan kepemilikan rumah di Indonesia dengan cara mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan.
Cara yang dilakukan perserian adalah dengan memberikan pembiayaan kepada penyalur Kredit Pemilikan Rumah (KPR) sepertibank dan perusahaan pembiayaan, dengan jaminan aset KPR yang telah dimiliki. SMF dimiliki secara penuh oleh Pemerintah Indonesia.
PT SMF sendiri memiliki visi untuk mendukung kepemilikan rumah yang layak dan terjangkau bagi keluarga di Indonesia. Adapun untuk misi PT SMF untuk membangun dan mengembangkan pasar pembiayaan sekunder perumahan dan meningkatkan tersedianya sumber dana jangka panjang bagi sektor perumahan agar kepemilikan rumah menjadi terjangkau bagi setiap keluarga Indonesia.
FOTO: Istimewa
