Jakarta, TopBusiness – Lembaga Kajian Nawacita (LKN) Komite Maritim hari ini (Jumat, 5/3/2021) menggelar Dialog Nasional secara virtual bertema “Mewujudkan Ketahanan Ekonomi Maritim Melalui Optimalisasi Peran Bela Negara bagi Industri Maritim”.
Keynote Speaker Dialog Nasional ini adalah Ir Samsul Hadi, Ketua Umum Lembaga Kajian Nawacita (LKN) dan Brigjen TNI Dr Jubei Levianto SSos MM (Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan). Sambutan juga disampaikan Ketua LKN Komite Maritim Ferdinand Andries Luntungan.
Sedangkan pembicara dalam acara ini adalah Capt Lely Farida Mahadi SSos MMar MM MSi (Han), Sekjen LKN Komite Maritim. Prof Dr Med dr AB Susanto (Guru Besar UPNVJ Manajemen Bela Negara), Laksamana Pertama TNI Hadi Pranoto, Msi(Han) (Kepala Kamla Zona Barat Maritim Bakamla).
Pembicara lainnya adalah Laksamana Muda TNI R. Estu Prabowo., M.Sc (Tenaga Ahli Pengajar Bidang Studi Geopolitik dan Wawasan Nusantara Lemhannas RI), Capt. Zainal Arifin, (Indonesia National Ship Owner Assosiation/INSA), dan DR Sri Tutie Rahayu (Direktur Politeknik Maritim Negeri Indonesia). Selaku moderator acara adalah DR Nikson Willem Sitompul, MMar, APU (Wakil Ketua LKN Komite Maritim) dan host acara M. Lutfi Handayani MBA.
Dalam sambutanya, Ketua Umum LKN Samsul Hadi berharap, Dialog Nasional ini bisa menghasilkan materi rumusan yang terbaik dalam peran bela negara di industri maritim. “Atas nama seluruh pengurus LKN mengucapkan terima kasih untuk Komite Maritim yang telah membuat program kegiatan dalam pemikiran dan implementasi di bidang maritim terutama untuk SDM unggul maritim,” ujar Samsul.
Susun Perpres Bela Negara
Sementara itu, Direktur Bela Negara Kementerian Pertahanan (Kemenhan) Brigjen TNI Dr Jubei Levianto SSos MM dalam sambutan tertulisnya menyatakan bahwa dalam rangka menghadapi berbagai ancaman baik ancamana militer maupun non militer, nilai bela negara perlu disosialisasikan kepada seluruh warga negara. Nilai tersebut adalah cinta tanah air, sadar berbangsa dan bernegara, setia kepada pancasila sebagai ideologi negara, rela berkorban untuk bangsa dan negara, serta mempunyai kemampuan awal bela negara.
Menurut Jubei, Kemenhan sedang menyusun Peraturan Presiden (Perpres) tentang kebijakan pembinaan kesadaran bela negara. Saat ini perpres tersebut dalam tahap harmonisasi. Perpres tersebut memuat rencana iniduk pembinaan kesadaran bela negara, dengan goalnya adalah terwujudnya sikap mental dan karakter bela negara yang tangguh bagi seluruh warga negara Indonesia.
“Ini merupakan capaian tertinggi pembinaan kesadaran bela negara secara nasional untuk mendukung terwujudnya SDM yang unggul,” kata dia.
Perpres tersebut akan melengkapi kebijakan terkait bela negara yang sudah ada saat ini, yaitu Undang-Undang (UU) No 23 Tahun 2019 tentang Pengelolaan Sumber Daya Nasional untuk Pertahanan Negara yang dijabarkan pelaksanaannya dalam Peraturan Pemerintah (PP) No 3 Tahun 2021.
Ketua LKN Komite Maritim Ferdinand Andries Luntungan dalam sambutannya menyatakan, kegiatan Dialog Nasional ini diselenggarakan untuk lebih mensosialisasikan masalah bela negara. Menurut dia, untuk bela negara tidak berarti masyarakat harus menjadi militer, tentara atau polisi. Namun, setiap warga negara harus sadar bahwa mereka wajib membela negara.
“Sebagai contoh pelaut-pelaut Indonesia yang berangkat ke luar negeri mengelilingi dunia, mereka harus sadar bela negara, jika seandainya di negara lain ada omongan-omongan atau pendapat yang kurang baik mengenai negara kita, maka merekalah sebagai laskar paling depan yang bisa bela negara,” kata Ferdinand.
Menurut dia, bela negara harus disosialisasikan mulai dari tingkat SD, SLTA bahkan sampai tingkat perguruan tinggi. “Karena kita sadar bahwa pemerintahan Pesiden Jokowi menghendaki adanya perubahan mental. Maka kita mulai dengan sosialisasi mengenai bela negara. Mudah-mudahan sekolah pelayaran atau maritim bisa bekerja sama untuk sosialisasi bela negara,” ujar Ferdinand.