Jakarta, TopBusiness – Pemulihan ekonomi Indonesia diprediksi bakal semakin cepat. Ini terlihat dari berbagai indikator pertumbuhan ekonomi yang terus mengalami perbaikan dan berada dalam tren positif.
Sekretaris Kementerian Koordinator bidang Perekonomian Susiwijono Moegiarso menjelaskan, sejak kuartal III-2020 terjadi perbaikan dari sisi demand maupun dari sisi supply. “Walaupun kemarin terkontraksi minus 2,07 persen di 2020, namun sinyal positif sudah mulai terlihat sejak kuartal III-2020 sampai dengan saat ini yang memasuki kuartal II-2021,” ujar Susiwijono dalam webinar ‘Pemulihan Ekonomi untuk Sektor UMKM Nasional’, Rabu (28/4/2021).
Menurut Susiwijono, pertumbuhan ekonomi dari sisi demand didorong oleh peningkatan konsumsi, tumbuhnya investasi, dan peningkatan realisasi ekspor. Ketiga hal tersebut didukung konsumsi pemerintah melalui belanja kementerian/lembaga dan program Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN) yang tumbuh positif.
Sementara dari sisi supply, sektor utama yang pulih antara lain industri pengolahan, perdagangan, dan pertambangan. Sementara sektor yang tetap tumbuh positif pada masa pandemi antara lain sektor pertanian, informasi dan komunikasi (infokom), dan jasa kesehatan.
Untuk indikator ekonomi dari sisi konsumsi, perbaikan mulai tercermin dari Indeks Keyakinan Konsumen (IKK) yang per Maret 2021 naik cukup tinggi, yakni berada di 93,40. Pada periode yang sama, beberapa penjualan ritel mengalami kenaikan signifikan sebesar 28,2 persen seiring berbagai kebijakan pemerintah dalam insentif Pajak Penjualan atas Barang Mewah (PPnBM).
“Sebagaimana kita tahu, kebijakan insentif PPnBM untuk otomotif kemarin meningkatkan penjualan otomotif sampai 72,6 persen (mtm). Demikian juga properti, informasi dari REI (Realestat Indonesia), naik 39,6 persen. Jadi saya pikir di Maret-April ini sangat bagus indikator untuk konsumsi,” bebernya.
Selanjutnya indikator dari sisi investasi. Susiwijono menerangkan bahwa beberapa indeks pada sektor produksi dan industri manufaktur yang tercermin lewat Purchasing Managers Index (PMI) Manufaktur periode Maret 2021 berada pada level 53,2. Angka ini masuk pada level ekspansif, dan ini merupakan angka tertinggi dalam beberapa tahun terakhir ini.
Kemudian impor barang modal, bahan baku dan bahan penolong yang naik tinggi pada Maret 2021. Susiwijono menekankan indikator-indikator ekonomi yang berada dalam tren positif tersebut menunjukkan bahwa kegiatan produksi sudah mulai bangkit kembali, pengeluaran pemerintah baik dari realisasi belanja kementerian/lembaga maupun program PEN juga mengalami kenaikan cukup tinggi.
Lalu terkait dengan ekspor, membaiknya harga komoditas di pasar global turut mendorong ekspor Indonesia. Hal tersebut diiringi dengan impor RI untuk barang modal dan bahan baku. “Demikian juga indeks harga beberapa komoditas di pasar global. Ini kira-kira beberapa indikator yang menunjukkan optimisme ekonomi kita di 2021,” ujar dia.