Jakarta, TopBusiness—Sebanyak 20.000-an merchant telah terhubung dengan sebuah aplikasi digital dari Bank BPD DIY. Aplikasi digital tersebut bernama QUAT (QRIS Ultimate Automated Transaction).
“Ada keuntungan yang muncul dari merchant yang menggunakan aplikasi tersebut,” kata Direktur Utama Bank BPD DIY, Santoso Rohmad, hari ini, dalam presentasi virtual untuk Dewan Juri Top BUMD Awards 2021—ajang penilaian/penghargaan untuk BUMD yang digelar oleh Majalah TopBusiness bersama sejumlah lembaga seperti Institut Otonomi Daerah, Dwika Consulting, Yayasan Pakem, Lembaga Kajian Nawacita, dan lainnya-lainnya.
Santoso menjelaskan bahwa QUAT merupakan aplikasi digital yang berfungsi memudahkan transaksi nontunai untuk merchant yang menggunakannya. Dengan aplikasi tersebut transaksi nontunai langsung masuk ke rekening merchant.
“Dan masuknya transaksi tersebut ke rekening [merchant], secara real time. Maka dengan demikian sangat memudahkan pembukuan para merchant,” papar Santoso.
Santoso mengatakan bahwa QUAT merupakan salah satu contoh terobosan dan inovasi yang digelar oleh Bank BPD DIY. Adapun contoh lainnya adalah layanan tarik tunai pada mesin ATM, tanpa harus menggunakan kartu. Layanan tersebut bisa digunakan oleh nasabah yang sudah menggunakan mobile banking keluaran Bank BPD DIY.
Kemudian, terobosan dan inovasi berikutnya, adalah: pengembangan digitalisasi transaksi penerimaan pemerintah daerah. Dalam hal tersebut, ada pengembangan layanan pembayaran PBB (pajak bumi dan bangunan), pajak-pajak daerah, retribusi. “Dalam hal tersebut,” Santoso mengatakan, “Bank BPD DIY bekerja sama dengan pihak lain. Yakni Tokopedia, GoPay, dan LinkAja.”
Tetap Laba
Pada kesempatan tersebut, dirut Bank BPD DIY tersebut juga menjelaskan sejumlah hal tentang kinerja untuk tahun 2020. Sekalipun ada dampak Covid-19, Bank BPD DIY tetap mencatatkan laba, yakni sebesar Rp312 miliar. “Laba tersebut berkurang -15,06% year on year, karena adanya program restrukturisasi kredit untuk debitur yang terdampak Covid-19,” kata Santoso.
Adapun untuk sejumlah indikator keuangan yang lain, ada hasil baik. Total aset tercatat Rp 14,7 triliun; DPK (dana pihak ketiga) Rp 11,7 triliun; kredit disalurkan sebesar Rp 8,9 triliun. Sebanyak 48% dari total kredit merupakan kredit produktif. Sementara itu, sebesar 52% merupakan kredit konsumsi.
Rasio BOPO (biaya operasional berbanding pendapatan operasional) Bank BPD DIY tercatat sebesar 74,07%. Pencapaian ini lebih baik daripada target yang di 81,4%.
Angka NPL net untuk tahun 2020 pada 0,43%: lebih baik daripada target yang dipatok di 3,50%.
Rasio CAR (capital adequacy ratio/rasio kecukupan modal) pada tahun 2020 pada 26,82% sementara targetnya adalah 24,50%.
Santoso menjelaskan bahwa tingkat kesehatan Bank BPD DIY tahun 2020, pada level ‘sehat’ atau peringkat komposit 2. Hal tersebut mengacu kepada ketentuan OJK (Otoritas Jasa Keuangan) dan BI (Bank Indonesia).