Jakarta, TopBusiness – PT Bank Riau Kepri atau BRK mempunyai quick wins yang disebut sebagai 3K yaitu konversi, kinerja dan kultur. Ketiganya akan mengarah pada pembentukan Bank Riau Kepri Syariah.
Saat sesi presentasi materi, Direktur Utama BRK, Andi Buchari, dihadapan Dewan Juri TOP Awards 2021, menyatakan bahwa pihaknya sejak tahun lalu memiliki quick wins yang disebut 3K. Yaitu, konversi, kemudian kinerja dan kultur.
Dijelaskan Andi, konversi ini adalah bagaimana manajemen bisa merealisasikan amanat dari pemegang saham, yang telah memutuskan sejak tahun 2019 yaitu tepatnya di bulan April untuk BRK bisa dikonversi atau melakukan perubahan kegiatan usaha menjadi Bank Riau Kepri Syariah.
“Jadi ini sudah diputuskan, dan pada saat ini kami di Bank Riau Kepri telah sampai pada tahap melakukan submission atau melakukan pengajuan ijin kepada OJK. Sejak bulan April kemarin, atau tepatnya 2 tahun setelah dicanangkan oleh para pemegang saham. Kami pada saat ini sedang menunggu, dan tentu banyak sekali hal-hal yang dilakukan terkait dengan persiapan maupun pelaksanaan konversi untuk mendapatkan ijin konversi ini, baik itu yang sifatnya fisik, seperti perubahan teknologi, kemdian juga penyesuaian SOP, penyesuaian berbagai kebijakan, pedoman bahkan sampai kepada tingkat petunjuk pelaksanaan. Itu harus disesuaikan agar dapat sesuai dengan aturan maupun bagaimana operasionalisasi dari sebuah bank syariah,” katanya, secara daring melalui aplikasi zoom online meeting di Jakarta, Senin.
Dan sudah dapat dipastikan seluruh insan BRK harus bisa menyukseskan agar konversi ini dapat berlangsung dengan lancar. “Dan yang paling menantang adalah bagaimana kita mempersiapkan sumber daya manusia, dimana saat ini jumlah SDM hampir mencapai 2.500 orang agar mereka secara skill, knowledge, juga attitude sesuai dengan harapan kita untuk bisa berkonversi menjadi sebuah bank umum syariah,” katanya.
K yang kedua adalah kinerja. Menurut Andi, selain konversi tentu pihaknya harus menjaga kinerja bahkan meningkatkannya dalam rangka memberikan keyakinan baik kepada pemegang saham (shareholder) maupun para pemangku kepentingan (stakeholders), dan juga para nasabah sendiri agar kinerja yang bisa ditampilkan sesuai dengan ekspektasi mereka. Bahkan lebih lagi terkait dengan harapan sebagai bank umum syariah yang nanti bisa memiliki kinerja yang jauh lebih baik daripada sebelumnya.
Kemudian, K yang ketiga adalah kultur. Ini juga selain terkait dengan konversi BRK menjadi syariah, tentunya perusahaan ingin sebagai bank daerah berstatus BUMD, yang memberikan kontribusi dan menjadi andalan dari daerah, dimana bank secara nyata pada saat ini merupakan salah satu, atau bahkan yang paling diandalkan dalam perolehan pendapatan daerah.
“Nah ini tentu dibutuhkan kultur yang sesuai dan menumbuhkembangkan kultur yang positif. Dan sebaliknya juga kita mengeleminir bahkan menekan perilaku kultur yang kurang sesuai dengan harapan kita menjadi sebuah BUMD yang dapat diandalkan bagi daerah, sekaligus juga kebanggaan bagi masyarakat daerah di kancah nasional. Bahkan internasional, karena kami berbatasan langsung dengan negara-negara yang kalau kita telah mengetahui, sudah lebih dulu mengembangkan perbankan syariah,” katanya.
Dia mencontohkan seperti, Malaysia yang sudah memiliki bahkan mencanangkan sebagai pusat keuangan syariah global. Demikian juga Singapura. “Nah inilah program kami yang saat ini terus lakukan dengan melibatkan seluruh karyawan. Karena kami katakan ini bukanlah program dari manajemen, tapi program dari kita semua. Program dari seluruh atau segenap dari insan dari Bank Riau Kepri untuk bagaimana kita naik ke level yang lebih baik lagi ke depan,” pungkas Andi Buchari.
Foto: dokumentasi