Jakarta, TopBusiness – PT Pan Brothers Tbk yang didirikan pada 1980 dan tercatat di Bursa Efek Indonesia (BEI) sejak tahun 1990, kini terus bertumbuh. Visinya jelas yakni menjadi pemasok pakaian berkelas dunia (to be an integrated and worldwide apparel supplier).
Untuk mencapai visi tersebut, perseroan memiliki fokus menggarap pasar ekspor terutama ke Amerika Serikat, Eropa, Asia, Kanada, Australia, dan Selandia Baru. PT Pan Brothers juga memiliki hubungan yang panjang dengan berbagai top global fashion dan berbagai apparel brands.
Saat ini, sejumlah brand global ternama sudah menjadi pelanggan Pan Brothers, antara lain Adidas, Ralph Lauren, UNIQLO, The North Face, Spyder, Kathmandu, Stella, Oakley, Wilson, Orvis, Salomon, Arcteryx, Atomic, Coin, Columbia, Prada, Disentis, Scoth&Soda, Hunter, Lacoste, Mavic, J.Crew, IKEA, Burton, LLBean, macy’s, UARMADA, Dillard’s, strellson, Betabrand, Descente, Duluth, serta Dakine.
Didukung oleh pabrik-pabrik yang berlokasi di Banten, Jawa Barat, dan Jawa Tengah, emiten dengan kode saham PBRX ini memasang target kapasitas produksi sebesar 130 juta potong garmen per tahun setara polo shirt pada 2021. Tak hanya garmen, di masa pandemi ini perseroan memproduksi pakaian untuk alat pelindung diri (APD) seperti hazmat/jumpsuit dan masker untuk pasar domestik dan ekspor.
Hal itu terungkap dalam sesi Presentasi dan Wawancara Penjurian TOP GRC Awards 2021 yang menghadirkan finalis dari PT Pan Brothers Tbk pada Senin (12/7/2021). Tim dari PT Pan Brothers Tbk yang hadir dalam penjurian yang dilakukan secara daring ini; Nurdin Setiawan (GM HRM), Iswar Deni (GM Corporate Secretary), Alvius Nimin Darma (Deputy GM Government Relations and Sustainability), Denny Henry Samboh (Senior Manager HRM), Hudya Indah Panggita atau Gita (Manager Corporate Secretary), Yusi Hersanty (Manager HRM Jateng), dan Edo Kurniadi (GM IT).
Dalam presentasinya, Hudya Indah Panggita menyampaikan bahwa secara bisnis kinerja PT Pan Brothers Tbk dalam empat tahun terakhir (2017-2020) tumbuh cukup bagus. Itu terlihat dari sisi kinerja penjualan, EBITDA, dan laba netto yang terus meningkat.
Tahun 2017, penjualan PT Pan Brothers Tbk masih sebesar US$ 549,4 miliar, kemudian berturut-turut naik menjadi US$ 611,4 miliar (2018), US$ 665 miliar (2019), dan US$ 684 miliar (2020). Sedangkan EBITDA juga meningkat dari US$ 42,2 miliar (2017), kemudian US$ 52,1 miliar (2018), US$ 60,7 miliar (2019), dan US$ 67,9 miliar (2020). Laba bersih PT Pan Brothers naik dari US$ 7,8 miliar (2017), kemudian US$ 16,3 miliar (2018), US$ 17,1 miliar (2019), dan US$ 19,4 miliar (2020).
Total aset PT Pan Brothers Tbk tahun 2020 mencapai US$ 693,1 miliar dengan total utang US$ 313,2 miliar, sedangkan cash US$ 45,7 miliar.
Saat ini, mayoritas atau 72,02 persen saham PT Pan Brothers Tbk dikuasai publik, sisanya dimiliki PT Trisetijo Manunggal Utama dengan porsi 27,98 persen. Perseroan saat ini memiliki13 anak usaha yang tersebar baik di dalam maupun di luar negeri seperti Singapora, Hong Kong, dan Belanda.
Ekspansi Pasar dan Manufaktur
Menurut Gita, pertumbuhan bisnis PT Pan Brothers Tbk didukung oleh empat pilar, yakni di hulu dengan integrasi vertikal. Perseroan melakukan ekspansi sektor baru, seperti pabrik kain (kain tenun sintetis) dengan target kolaborasi dengan pabrik kain. Selain itu, di hilir dengan perluasan jaringan. Perseroan melakukan ekspansi merek secara berkelanjutan, ZOE Label / ZOE Black, Sokya, SnP, FTL, Asylum dan Wastu. “Kami juga kolaborasi dengan merek lokal dan luar negeri, serta menjalankan sektor e-commerce,” kata Gita.
Pilar ketiga adalah ekspansi manufaktur yang dilakukan di dalam negeri/domestik dan regional. Di dalam negeri antara lain joint venture ekspansi dengan Mitsubishi (ESGI) di Jawa Tengah, TPG (Teodore Pan Garmindo) ekspansi di Jawa Barat. “Kami juga melakukan otomatisasi dalam beberapa proses produksi di semua fasilitas garmen. Tahun 2022 total kapasitas pabrik kami ditargetkan 130 juta pcs garmen per tahun,” ujarnya.
Sedangkan ekspansi regional antara lain dilakukan kolaborasi dengan manufaktur garmen di negara lain untuk meningkatkan akses pasar dan memanfaatkan keunggulan kompetitif lokal. Perseroan menargetkan pasar Vietnam dan negara prospek lainnya.
Pilar keempat adalah optimalisasi dalam beberapa proses, misalnya dengan melakukan digitalisasi serta meningkatkan kapabilitas di fasilitas bordir garmen, fasilitas pencetakan garmen, dan fasilitas cuci garmen/binatu.
“Secara terus-menerus meningkatkan pabrik yang ada ke pabrik garmen Industri 4.0 untuk meningkatkan efisiensi, keunggulan kualitas, dan produktivitas,” tutur Gita.
Antisipasi Risiko Bisnis
Sebagai institusi bisnis, PT Pan Brothers menghadapi berbagai risiko antara lain risiko nilai tukar mata uang asing dari berbagai mata uang yang digunakan, karena penghasilan perusahaan mayoritas dalam dolar AS.
Selain itu, menurut Gita, PT Pan Brothers Tbk juga menghadapi risiko tingkat bunga, karena perseroan memiliki pinjaman dengan tingkat bunga variabel. Untuk mengantisipasi kenaikan tingkat bunga, PT Pan Brothers Tbk memonitor pergerakan suku bunga dan memastikan bahwa perusahaan mempunyai perhitungan margin yang memadai untuk pembayaran bunga.
PT Pan Brothers juga menghadapi risiko kredit, walaupun perusahaan tidak memiliki konsentrasi risiko kredit yang signifikan. Perusahaan memiliki kebijakan untuk memastikan bahwa penjualan barang dan jasa hanya dilakukan kepada konsumen yang memiliki sejarah kredit yang baik.
“Selain itu, posisi piutang pelanggan dipantau secara terus menerus untuk mengurangi kemungkinan piutang yang tidak tertagih,” ujar Gita.
Risiko lainnya yang dihadapi PT Pan Brothers Tbk adalah risiko likuiditas. Perusahaan mempunyai pinjaman yang berupa pinjaman modal kerja jangka panjang.
“Kami mengantisipasi risiko likuiditas ini dengan penggunaan sesuai order yang di terima, dan memastikan tersedianya kas dan setara kas dalam jumlah yang memadai untuk melunasi pinjaman yang jatuh tempo, juga mencadangkan dana untuk pembayaran bunga atas pinjaman,” paparnya.
PT Pan Brothers Tbk juga sudah memiliki mekanisme pelaporan pelanggaran (whitleblowing system). Pelaporan pelanggaran ini merupakan bagian dari Kode Etik Perusahaan dan Karyawan. Ruang lingkup yang saat ini diutamakan meliputi: informasi mengenai permasalahan pengendalian internal, akuntansi, auditing, pelanggaran peraturan, dugaan kecurangan dan/atau dugaan korupsi, dan pelanggaran kode etik.
“Seluruh pelaporan yang masuk akan diperiksa oleh team internal audit, untuk ditindak lanjuti secara internal dan dilanjutkan ke Direksi dan Komite Audit jika diperlukan tindakan lebih lanjut,” tutur dia.
Menurut Gita, mekanisme pelaporan dilakukan melalui SMS dan Email, yang dijaga kerahasiaannya. Program pelaporan pelanggaran (whistleblower) juga telah disosialisasikan dan telah dipahami oleh karyawan. Bagi pelapor internal, kata dia, direksi memberikan jaminan perlindungan tidak akan dikenai pemecatan; penurunan jabatan atau pangkat; pelecehan atau diskriminasi dalam segala bentuknya.
Aktif Melaksanakan Program CSR
PT Pan Brothers Tbk aktif melaksanakan program tanggung jawab sosial perusahaan (CSR), baik sebelum maupun semasa pandemi covid-19 ini. Beberapa program CSR yang dijalankan perusahaan antara lain Menyediakan Pelatih Menjahit ke Pusat Pelatihan Kejuruan, Menyelenggarakan Olimpiade Sains dan Teknologi secara rutin, Pemberian Beasiswa kepada 3.000 siswa SMA berprestasi dari Jawa Tengah, Pemberian Beasiswa kepada 100 Mahasiswa Universitas Indonesia Program Sarjana (2017-2021).
Program CSR lainnya adalah menyelenggarakan program Ketenagakerjaan tentang investasi bekerja sama dengan madrasah dan Pondok Pesantren, menerima mahasiswa magang baik teknis maupun manajemen. Selain itu juga mensponsori perjalanan medis ke Papua yang diselenggarakan oleh “The HOPE”.
“Kami juga menyelenggarakan pendidikan kesehatan melalui program kesadaran untuk kanker, HIV, dan lainnya. Kami juga melakukan donasi untuk korban bencana alam,” ujar Gita.
Di masa pandemi ini, PT Pan Brothers juga memberikan donasi APD kepada tenaga kesehatan serta menyelenggarakan donor darah secara teratur.
PT Pan Brothers Tbk Tangerang bahkan menjadi sentra vaksin untuk kegiatan vaksin Gotong Royong. Tahap 1 kegiatan vaksinasi ini dilaksanakan pada 18-19 Mei 2021, sedangkan tahap 2 dilaksanakan tpada 9-10 Juni 2021. Kegiatan vaksinasi untuk karyawan ini masih berlangsung melalui Sentra Vaksinasi bekerja sama dengan HIPPINDO dan SVS Serviam.
Berdasarkan data sampai 12 Juli 2021, dari total karyawan PT Pan Brothers Tbk sebanyak 32.824 orang, yang sudah vaksin mencapai 4.542 orang atau 13,84 persen. Sisanya masih dalam tahap lanjut untuk divaksinasi.
Dalam melaksanakan program CSR ini, PT Pan Brothers memastikan keberlanjutan dengan mendukung pengembangan masyarakat lokal dan ekonomi nasional dan menggunakan bahan baku secara bertanggung jawab dan ramah lingkungan. Selain itu, meningkatkan penggunaan sumber-sumber energi terbarukan, dan memenuhi SDGs melalui berbagai inisiatif sosial, ekonomi, serta lingkungan.
“Sehingga menciptakan pendekatan tiga cabang yang berfokus pada People, Planet, dan Profit (Triple Bottom Line) yang bertujuan untuk memberi manfaat dan kontribusi positif bagi semua pemangku kepentingan termasuk komunitas, lingkungan, dan usaha,” tutur Gita dalam presentasinya.