Jakarta, TopBusiness – PT Pos Indonesia (Persero) terpilih sebagai Finalis ajang TOP GRC Awards 2021 yang diselenggarakan Majalah Top Business. Saat ini, Pos Indonesia menjalankan aktivitas bisnis utama kurir, logistik, jasa keuangan, dan properti.
Perusahaan yang berdiri sejak 1746 dengan jaringan pelayanan yang tersebar dari Sabang sampai Merauke ini, sedang menjalankan transformasi meliputi bisnis, produk dan jaringan (channel), proses, sumber daya manusia, teknologi, organisasi dan budaya.
Strategi di Masa Pandemi
Sebagai Finalis TOP GRC Awards 2021, Pos Indonesia telah mengikuti tahapan Presentasi dan Tanya-Jawab dengan dewan juri yang diselenggarakan secara online pada Jumát, 23 Juli 2021.
Mewakili perusahaan dalam kesempatan ini Addin Jauharudin selaku Komisaris Independen; Endy Abdurrahman selaku Direktur Keuangan dan Manajemen Resiko; Endang Wahyudi selaku SVP Financial; dan Yosef Taufiq Hidayat selaku VP GRC.
Dalam presentasinya kepada dewan juri, Yosef Taufiq Hidayat menjelaskan strategi yang dijalankan Pos Indonesia di masa pandemi COVID-19.
“Sebagai induk perusahaan, kami menjalankan program pemerintah yaitu mendistribusikan Bantuan Sosial Tunai (BST), dan fokus pada Pos Instan untuk mendukung UMKM. Sedangkan di anak perusahaan, mendistribusikan Alat Pelindung Diri (APD) dan barang (sembako). Serta dooring dan fulfillment center di induk dan anak perusahaan”
“Sistem yang diterapkan untuk distribusi bantuan sosial dengan menggunakan aplikasi Pospay sehingga dapat dipantau secara real time melalui dashboards. Distribusi sembako, vaksin, dan APD tenaga kesehatan menggunakan sistem track and trace,” tambahnya.
Implementasi GRC
Terkait penerapan Governance Risk Compliance, diutarakan Yosef bahwa Pos Indonesia telah memiliki struktur yang mendukung penerapannya, baik di Dewan Komisaris dan Dewan Direksi.
Perusahaan pun telah menggunakan sejumlah peraturan dari Kementerian BUMN tentang Penerapan Tata Kelola yang baik pada BUMN. Juga sejumlah peraturan di lingkup internal berupa SK Komisaris, SK Direksi, Peraturan Perusahaan, dan Peraturan Direksi.
Dalam kesempatan ini, kepada dewan juri Ade mengungkapkan skor penilaian GCG yang diraih Pos Indonesia, “Tahun 2019 skor 88,365 (predikat Sangat Baik) dengan assessor self assesment dibantu Pusat Pengembangan Akuntansi dan Keuangan. Untuk tahun 2020 skor 85,46 (predikat Sangat Baik) dengan assessor BPKP Provinsi Jawa Barat.
Bukan hanya itu, Whistle Blowing Systems pun tersedia dimana pegawai dapat melapor melalui website wbs.posindonesia.co.id.
Sejumlah Pengembangan dalam Implementasi GRC yang telah dijalankan Pos Indonesia, menurut Yosef, “Dukungan TI terhadap implementasi GRC berupa Pembuatan dan Pengembangan Aplikasi Review Naskah Implemantasi GCG oleh Tim IT Pos Indonesia. Aplikasi Web Base dengan alamat: http://asesmengcg.posindonesia.”
“Kemudian, Pembuatan dan Pengembangan Sistem Manajemen Risiko berupa Aplikasi Web Base dengan alamat : http://simaris.posindonesia.co.id/login/index.php).”
Inovasi dan Terobosan
Kepada dewan juri, Yosef memaparkan inovasi dan terobosan terkait GRC yang telah dijalankan Pos Indonesia.
“Ada aplikasi SIMARIS (Sistem Informasi Manajemen Risiko) dan ARNIGCG.”
“Lalu, transformasi digital layanan kurir, berupa, O-Ranger berupa layanan menjemput barang di pelanggan. Kantor Pos tetap buka di hari Sabtu-Minggu, Halo Pos, dan masih banyak lagi.”
“Transformasi digital layanan keuangan, berupa aplikasi POSPAY dengan berbagai program menarik bagi penggunanya. Aplikasi ini jadi platform utama perusahaan untuk memenuhi keinginan pelanggan berupa keceptan dan ketepatan layanan. ”
“Transformasi logistik, di supply chain berupa transportasi dan pergudangan, menangani berbagai proyek dalam negeri dan proyek cargo internasional.”
“Berikutnya, Q-Posin berupa digitalisasi front-end untuk pick up activity dan back end untuk proses delivery activity.”
Di bagian akhir presentasinya, Yosef mengungkap keberhasilan terkait GRC di Pos Indonesia yang dinilai membanggakan dalam 1-2 tahun terakhir.
“Pertama, perolehan Sertifikat Sistem Manajemen Anti Penyuapan ISO 37001: 2016 dari PT TUV Nord Indonesia.”
“Kedua, Perolehan nilai Assessment GCG yang meningkat dari tahun 2018 dari kategori “Baik” menjadi “Sangat Baik” di tahun 2020 lalu.”
Terkait hal-hal yang dinilai dapat dicontoh oleh perusahaan lainnya sebagai benchmark, Yosef menyatakan pertama, aplikasi Review Naskah Implementasi GCG, aplikasi untuk memudahkan proses asesmen GCG dan pengumpulan data serta dashboard implementasi GCG di Pos Indonesia. “Manajemen PT Phapros Tbk., telah melakukan benchmarking pada aplikasi ini,” terangnya.
Kedua, Sistem Informasi Manajemen Risiko (SIMARIS), aplikasi yang memuat profil risiko unit kerja di Pos Indonesia, termasuk Risk Register seluruh Kantor Pos, Kantor Regional, dan Kantor Pusat.
Penulis: Teguh