Jakarta, TopBusiness – PT Pemeringkat Efek Indonesia (Pefindo) menegaskan peringkat PT Bank Permata Tbk atau BNLI di “idAAA” dan peringkat “idAA” atas Obligasi Subordinasi Berkelanjutan II Tahap II/2014 senilai Rp700 miliar yang akan jatuh tempo pada 24 Oktober 2021.
Kesiapan untuk membayar obligasi yang akan jatuh tempo tersebut didukung oleh posisi kas dan penempatan Bank sebesar Rp38,3 triliun per 30 Juni 2021. Prospek atas peringkat perusahaan adalah “stabil”.
“Obligor berperingkat idAAA merupakan peringkat tertinggi yang diberikan oleh PEFINDO. Kemampuan obligor untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjangnya, relatif terhadap obligor Indonesia lainnya, adalah superior,” tutur analis Pefindo, Danan Dito, dalam keterangannya, Rabu (8/9/2021).
Efek utang dengan peringkat idAA, kata dia, memiliki sedikit perbedaan dengan peringkat tertinggi yang diberikan. Kemampuan emiten untuk memenuhi komitmen keuangan jangka panjang atas efek utang tersebut, dibandingkan dengan emiten lainnya di Indonesia, adalah sangat kuat.
“Peringkat tersebut mencerminkan kemungkinan dukungan yang sangat kuat dari Bank Permata dari induknya, Bangkok Bank Public Company Limited (Bangkok Bank, diperingkat “BBB+/stabil” oleh Standard & Poor’s), posisi pasar yang yang sangat baik, juga profil permodalan dan likuiditas yang sangat kuat. Kekuatan ini sebagian diimbangi oleh profil kualitas aset di bawah rata-rata dan ukuran profitabilitas yang cukup,” paparnya.
Namun begitu, peringkat dapat diturunkan jika PEFINDO menilai ada penurunan dalam tingkat dukungan dari pemegang saham, yang dapat timbul dari penurunan signifikan pada posisi pasar atau profil keuangan Bank. Peringkat dapat pula diturunkan jika PEFINDO menilai adanya penurunan kemampuan maupun tingkat dukungan dari pemegang saham.
“Kami berpandangan bahwa pandemi Covid-19 telah meningkatkan profil risiko industri perbankan secara keseluruhan, yang menyebabkan penurunan bisnis yang substansial di hampir semua sektor, dan mengakibatkan melemahnya permintaan pinjaman dan layanan perbankan lainnya,” kata dia.
Selain itu, perlambatan bisnis telah melemahkan kapasitas pembayaran debitur, yang menyebabkan penurunan kualitas aset dan memberikan tekanan lebih lanjut pada indikator profitabilitas dan likuiditas bank.
Namun, dampak Covid19 terhadap profil kredit Bank Permata secara keseluruhan akan tetap terkendali, didukung oleh dukungan yang sangat kuat dari Induk, juga profil permodalan dan likuiditas yang sangat kuat. “Faktor-faktor ini dapat memitigasi tekanan pada kualitas aset karena melemahnya kemampuan pembayaran debitur khususnya yang kegiatan usahanya terkena dampak pandemic,” sebutnya.
Bank Permata didirikan pada tahun 1954 dan menjadi perusahaan terbuka pada tahun 1990. Sejak tahun 2020 lalu, Bangkok Bank telah menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan saham mencapai 98,7% per 30 Juni 2021, sementara sisanya dimiliki oleh masyarakat.
Pada 30 Juni 2021 Bank Permata memperkerjakan 7.134 karyawan dalam menawarkan produk dan jasanya kepada para nasabahnya melalui 294 kantor dan 905 unit ATM milik sendiri, yang terkoneksi secara on-line dengan enam jaringan ATM gabungan dengan jumlah lebih dari 100.000 unit.
FOTO: Istimewa