Jakarta, TopBusiness—Ekspor produk pertanian dalam bentuk raw material maupun processed material makin mengalami peningkatan dari waktu ke waktu.
Berkaca pada pencapaian tahun lalu, tercatat nilai ekspor belasan jenis makanan olahan mencapai 95,64 persen dari total nilai ekspor makanan pada 2020. Hal itu dijelaskan oleh Dirjen Tanaman Pangan Kementerian Pertanian, Suwandi, dalam keterangan tertulis dari Kopitu yang diterima kemarin malam oleh Majalah TopBusiness.
Adapun 15 negara tujuan ekspor produk makanan olahan RI, adalah Amerika Serikat, Filipina, Malaysia, China, Singapura, Jepang, Thailand, Arab Saudi, Australia, Vietnam, Belanda, Taiwan, Korea Selatan, Nigeria, dan Burma. Hingga beberapa waktu lalu pada program Merdeka Ekspor Pertanian, total nilai ekspor produk pertanian Indonesia mencapai lebih dari 7 triliun yang dikirim ke 11 negara.
“Hal ini menunjukkan bahwa kekuatan pertanian Indonesia sangat besar,” kata Suwandi.
“Sebetulnya banyak sekali potensi pangan lokal yang entah sudah kita ketahui atau belum, yang justru menjadi nilai tambah produk olahan pangan kita di pasar ekspor. Inilah yang perlu kita angkat untuk meningkatkan ekspor kita, terutama untuk komoditi GRATIEKS”, ungkap Suwandi.
Ketum KOPITU Yoyok Pitoyo menambahkan bahwa peningkatan ekspor tidak hanya perlu dari segi kuantitas saja yang secara signifikan.
“Seperti kata Pak Dirjen tadi, kami KOPITU juga berusaha turut serta melakukan peningkatan ekspor terutama akselerasi”, ungkap Yoyok. Menurutnya, akselerasi ekspor penting untuk menjaga kestabilan supply chain sehingga tidak terjadi perubahan pasar yang bisa menjadi bencana besar dalam supply chain.”
“Terutama dengan adanya dua persetujuan bilateral dengan Australia dan New Zealand, sebenarnya sudah mendorong para pengusaha untuk meningkatkan ekspor”, tambahnya.