Jakarta, TopBusiness – Seiring restrukturisasi piutang nasabah sebagai dampak pandemi covid-19 yang akan selesai, PT BFI Finance Indonesia Tbk (BFI Finance) optimistis size bisnis perusahaan akan kembali seperti sebelum pandemi.
Direktur Keuangan BFI Finance Sudjono mengungkapkan, sampai dengan kuartal III 2021, sebanyak 86,8 persen dari pembiayaan yang direstrukturisasi telah kembali normal. Sementara 12,9 persen adalah rerestrukturisasi dengan ketentuan yang telah ditinjau kembali dan sisanya adalah restrukturisasi dengan opsi grace period.
“Nilai piutang yang direstrukturisasi saat ini adalah 14,8 persen dari total piutang yang dikelola Perusahaan, atau turun dari porsi sebelumnya di 35,5 persen di September 2020,” terang Sudjono dalam acara Public Expose virtual di Jakarta, Rabu (17/11/2021).
BFI Finance juga akan melakukan transformasi digital untuk seluruh transaksi dengan penerapan teknologi berbasis data. “Perusahaan juga terus mengeksplor peluang bisnis baru di tengah kondisi new normal,” tutup Sudjono.
Sekadar catatan, hingga kuartal III 2021 BFI Finance kembali berhasil mencatatkan peningkatan nilai pembiayaan baru sebesar Rp 9,4 triliun atau naik 72,7 persen year-on-year (yoy) dan 4,2 persen jika dibandingkan secara quarter-to-quarter (qoq).
Pencapaian ini berkolaborasi apik dengan rasio non-performing financing (NPF) senilai 1,97 persen atau membaik 70 basis points dari periode yang sama di tahun 2020 dan naik 18 basis points dari posisi per Juni 2021. Sementara itu, pencadangan tetap dilakukan secara konservatif sehingga mendorong angka NPF neto ke level 0,3 persen.
Dengan hasil positif tersebut, BFI Finance berhasil membukukan laba bersih sebesar Rp796 miliar, atau meningkat sebesar 53 persen dibandingkan perolehan pada periode sama tahun sebelumnya.
Adapun komposisi pembiayaan dari nilai piutang pembiayaan yang dikelola senilai Rp13,7 triliun, porsi terbesarnya adalah pembiayaan mobil bekas 71,7 persen, disusul dengan alat berat dan mesin 13,7 persen. Sedangkan komposisi pembiayaan motor bekas sebesar 9,3 persen. Porsi pembiayaan 5,3 persen diisi oleh pembiayaan property-backed financing (PBF), mobil baru, dan syariah.