Jakarta, TopBusiness – PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS), sebagai emiten yang bergerak di sektor perkebunan sawit terus konsisten menjalankan program-program keberlanjutan atau sustainability. Langkah ini sebagai komitmen perusahaan yang semakin kuat untuk menatap masa depan bisnis perusahaan.
“SSMS menargetkan akan 100% sudah sesuai dengan standar Roundtable on Sustainable Palm Oil (RSPO) per akhir tahun 2021. Makanya, SSMS selalu mengikuti apa yang terjadi baik secara domestik maupun internasional baik itu dari segi operasional maupun human rights. Ini untuk menguatkan komitmen kami terhadap prinsip-prinsip keberlanjutan bisnis dan lingkungan,” ujar CFO SSMS Hartono Jap dalam acara public expose virtual, Selasa (30/11/2021).
Salah satu langkah sustainability itu, kata dia, perseroan telah melakukan integrasi antara perkebunan dan ternak sapi, sehingga konsep ini telah mampu menekan beban produksi dan meningkatkan kesuburan pohon yang menghasilkan tandan buah segar (TBS) yang baik berkat kotoran sapi tersebut.
Selain itu, perseroan juga turut terlibat dalam pengelolaan kawasan konservasi orang utan di Pulau Salat, Kabupaten Pulang Pisau, Kalimantan Tengah. Ini, kata dia, SSMS telah menunjukkan bagaimana industri sawit berkelanjutan diterapkan di lapangan.
“SSMS telah berpartisipasi dalam berbagai inisiatif lingkungan yang diprioritaskan dengan prinsip-prinsip bisnis kelapa sawit berkelanjutan. Prinsip-prinsip ini menjadi landasan bagi emiten perkebunan, dan industri kelapa sawit itu, pada setiap lini bisnis untuk memberikan hasil maksimal kepada seluruh pemangku kepentingan. Dan juga kinerja sustainability kita juga sudah didasari dengan sertifikasi ISO-ISO,” terangnya.
Selanjutnya, dalam mendukung kinerja dan menjaga sistem keberlanjutan itu, pihaknya menggunakan sistem automasi perkebunan yang sudah berbasis sistem Plantation Makro Mikro Program (PMMP). Proses digitalisasi ini sudah digunakan dari panen hingga pabrik dan proses pemanas juga sudah menggunakan proses digital ini.
“Lalu kita punya tangki-tangki pemproses TBS kita hingga jadi minyak dapat dihitung tonasenya untuk dibawa ke perusahaan terafiliasi, PT Citra Borneo Utama (CBU) atau tempat-tempat lain penjualan CPO walaupun jarak tangki sekitar 60 km, namun bisa termonitor dari kantor pusat. Semua sistem sudah terintegrasi dengan Enterprise Resource Planning (ERP),” ungkap dia.
“Apalagi keuntungan kami adalah semua kebun kami berada di Kalimantan Tengah dan dekat sekali dengan kantor pusat yang hanya 1 jam (perjalanan), sehingga bisa melakukan kontrol dengan mudah dan itu keunggulan SSMS dibandingkan pemain-pemain lain. Sehingga bisa mendukung kinerja menjadi lebih efisien,” imbuh dia lagi.
Sejauh ini, utilisasi pabrik sendiri telah meningkat menjadi 64 persen per September 2021 lalu dari sebelumnya yang di angka 58 persen per September 2020 lalu.
PT Sawit Sumbermas Sarana (SSMS) sendiri memiliki lahan di Kalimantan Tengah seluas 116.067 hektare (ha), dengan luasan area tertanam 81.273 ha. Kapasitas pabrik mencapai 540.000 ton per tahun, dan oil extraction rate (OER) sebanyak 22,5 persen.
FOTO: Istimewa