Jakarta, TopBusiness – Berdasarkan survei pemantauan harga yang dilakukan Bank Indonesia (BI) pada pekan pertama Februari 2022 menunjukkan, perkembangan harga pada Februari 2022 masih relatif terkendali.
Dengan adanya survei ini, Bank Sentral memperkirakan terjadi deflasi sebesar 0,10 persen (month to month/mtm).
Direktur Eksekutif Kepala Departemen Komunikasi Bank Indonesia, Erwin Haryono mengatakan, penyumbang utama deflasi bulan ini ditempati oleh komoditas telur ayam ras, kemudian disusul oleh minyak goreng.
“Penyumbang utama deflasi yaitu komoditas telur ayam ras (-0,11 persen, mtm), minyak goreng (-0,07 persen, mtm), cabai rawit (-0,06 persen,mtm), daging ayam ras (-0,04 persen, mtm), cabai merah (-0,02 persen, mtm), dan angkutan udara (-0,01 persen, mtm),” jelas Erwin dalam keterangannya di Jakarta seperti dikutip Senin (7/2/2022).
Dalam survei ini, Bank Indonesia juga mencatat sejumlah komoditas yang mengalami inflasi.
Komoditas tersebut yaitu tomat dan bawang merah masing-masing sebesar 0,02 persen (mtm), serta beras, sabun detergen bubuk/cair, dan rokok kretek filter yang masing-masing menyumbang inflasi sebesar 0,01 persen (mtm).
Dengan adanya survei pemantauan harga, Bank Indonesia akan terus memperkuat koordinasi dengan Pemerintah dan otoritas terkait untuk memonitor dinamika penyebaran Covid-19 dan dampaknya terhadap perekonomian Indonesia dari waktu ke waktu.
“Serta langkah-langkah koordinasi kebijakan lanjutan yang perlu ditempuh untuk menjaga stabilitas makroekonomi dan sistem keuangan, serta menopang pertumbuhan ekonomi Indonesia tetap baik dan berdaya tahan,” tutur Erwin.