Jakarta, TopBusiness—United Tractors punya program CSR yang menitikberatkan ke penanganan bencana. Namanya adalah United Tractors for Emergency Response and Action (UT Action).
“Dalam program UT Action, kami bergerak dari hulu ke hilir. Hal ini pun berlaku untuk jenis CSR lainnya,” kata E.S. Department Head United Tractors, Himawan Sutanto, hari ini dalam presentasi untuk Dewan Juri Top CSR Awards 2022 gelaran Majalah TopBusiness bersama sejumlah lembaga.
Himawan mengatakan bahwa dalam penanganan bencana, yang bergerak terlebih dulu ke satu lokasi bencana, adalah tim UT Action. Setelah itu, barulah unit-unit lain yang asalnya dari grup United Tractors, ikut bergerak masuk. “Kehadiran tim dari unit lain, disesuaikan dengan kompetensi yang dibutuhkan untuk kebutuhan di lokasi tersebut,” Himawan menjelaskan.
Sementara, dalam kesempatan yang sama, Associate CSR United Tractors, Dimas Aryo, menjelaskan sejumlah faktor penyebab munculnya program UT Action tersebut. Satu di antara itu adalah bahwa Indonesia tergolong kawasan berpotensi bencana.
Di situ, letak geografis Indonesia ada pada titik temu tiga lempeng tektonik besar. “Indeks risiko bencana menunjukkan bahwa, tsunami dan gempa, berpotensi banyak terjadi di Indonesia,” ucap Dimas.
Data dari Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) menunjukkan bahwa tahun 2021 ada 23.780 bencana. “Sementara itu, untuk tahun 2020, jumlahnya lebih banyak yakni 4.941 bencana,” papar Dimas.
Dimas mengatakan bahwa jika potensi bencana tinggi, maka punya risiko besar terhadap tercapainya tujuan global oleh Indonesia. Oleh karena itu, “United Tractors harus berperan meminimalkan risiko bencana,” kata dia.
Kemudian, Dimas memaparkan bahwa program CSR UT Action meliputi manajemen risiko bencana, manajemen darurat bencana, dan manajemen pemulihan dampak bencana. “Jadi, CSR kami bersifat sampai ke tahap rehabilitasi pascabencana. Tim kami masih di lokasi bencana sementara yang lain sudah usai, demi melakukan rehabilitasi pascabencana,” papar Dimas.
Saat bencana letusan Gunung Semeru di Jawa Timur, misalnya, Tim UT Action bergerak sedari awal. Dan hingga saat ini, tim tersebut masih ada di lokasi bencana tersebut untuk bergerak di tahap rehabilitasi pascabencana.
“Penerima manfaat UT Action pada bencana letusan Semeru, ada 763 kepala keluarga,” papar Dimas.