Jakarta, TopBusiness – PT Borneo Indobara (BIB) kembali terpilih sebagai Finalis ajang TOP CSR Awards 2022 yang diselenggarakan majalah Top Business. Perusahaan telah mengikuti Tahapan Penjurian ajang tersebut secara daring pada Senin (07/03/2022).
Presentasi dari BIB disampaikan oleh Dindin Makinudin selaku Empowerment and Sustainability Dept. Head, dengan membawakan materi bertajuk “Merajut Asa Menuju Kemandirian.”
Di bagian awal presentasi, Dindin memaparkan BIB melakukan penambangan batu bara sistem open pit dengan izin sampai tahun 2036. “Dengan kelayakan produksi mencapai 36 juta ton, termasuk Obyek Vital Nasional (OBVITNAS), tahun 2020 setoran PNBP mencapai US$ 200 juta dimana 32 persennya diberikan kepada Kab. Tanah Bumbu Provinsi Kalimantan Selatan sebagai daerah penghasil,” katanya.
Program CSR BIB Mengadopsi Praktek Terbaik
“Kami memiliki Rencana Induk Program Pemberdayaan Masyarakat (RIPP) periode 2018-2023. Untuk periode 2021-2023,” kata Dindin. “Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) kami mendapat Proper Hijau berturut-turut tahun 2018, 2019, dan 2020 dari Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK).”
“Di tahun 2021, PPM kami fokus pada penanganan pandemi COVID-19 dan pemulihan ekonomi. Serta menjadi kandidat Proper Emas dari KLHK,” sambung dia.
Kemudian di tahun 2022 ini, lanjut dia, fokus pada pengembangan ekonomi skala industri dalam rangka pemulihan ekonomi pasca darurat pandemi.
“Kami akan melakukan evaluasi PPM 5 tahun pertama itu pada tahun 2023 dengan melakukan pengukuran seperti IPM, SROI, IKM, dll,” terang Dindin kepada dewan juri.
Dindin menegaskan PPM yang dijalankan BIB telah sejalan dengan Strategi Bisnis Perusahaan, Mulai dari tahap Eksplorasi dan Persiapan Lahan; Penambangan, Hauling, dan Pengapalan sesuai Kepmen ESDM 1824/2018; dan Reklamasi dan Pasca Tambang.
“Bahkan kami telah mengadopsi standar internasional dalam menjalankan PPM seperti ISO 26000, ESG untuk Praktek Pertambangan yang Baik, dan Sustainable Development Goals,” ujar dia.
Dalam ajang TOP CSR Awards 2022 ini, Dindin memaparkankan sejumlah Program Pemberdayaan Masyarakat (PPM) unggulan Borneo Indobara yang telah mengadopsi konsep Creating Shared Value, ISO 26000, ESG, dan SDG.
“Kami telah menyelaraskan PPM yang kami jalankan yaitu, 19 desa yang berlokasi ring 1 dibagi sesuai potensi SDA-nya menjadi 4 cluster yaitu pertanian, peternakan, perikanan dan industri,” ungkap dia.
Program unggulan yang diproyeksikan bagi upaya pengentasan kemiskinan, kata dia, yaitu budi daya madu, home industry olahan makanan, produksi pakan, pembibitan dan pembesaran ikan, puyuh, bebek dan ayam.
Semua program yang dijalankan itu sudah di-design exit strategy-nya untuk menjadi mandiri dan berkelanjutan melalui tata kelola dan pendampingan kelembagaan.
PPM BIB Mengentaskan Kemiskinan
Dalam kesempatan ini, kepada dewan juri, Dindin pun memaparkan sejumlah multiplier effect PPM BIB.
“Sejak tahun 2018 hingga 2021, penerima manfaat langsung dari PPM BIB di bidang Pendidikan, Kesehatan, Pertanian, Perikanan, Peternakan, Ekonomi Kreatif, dan Infrastruktur, berjumlah 15.218 KK, dengan multiplier effect ke 20.308 orang, itu berarti 203% dari target 10.000 orang.”
Mengutip data dari Ditjen Bina Pemerintahan Desa Kemendagri tahun 2021 (Prodeskel.binapemdes .kemendagri.go.id), masa pandemi ini meningkatkan jumlah masyarakat miskin di Kabupaten Tanah Bumbu yaitu 13,18% (+ 2.281 KK).
“Namun, di 5 kecamatan lingkar BIB (19 desa ring 1), dengan mengalami penurunan tingkat kemiskinan sebesar 0,065% atau sebanyak 1.133 KK (49,8% dari jumlah penduduk miskin di kecamatan ring 1),” tutur Dindin.
Program PPM BIB ini, sebut dia, berkontribusi 62% (708 KK) dari jumlah angka penurunan kemiskinan di 5 kecamatan ring 1 yang berjumlah 1.133 KK. Atau berkontribusi sebanyak 0.04% terhadap penurunan jumlah kemiskinan di Kab. Tanah Bumbu.
“Program PPM dititikberatkan kepada peningkatan ekonomi riil dan kemandirian ekonomi pada masa pandemi sebagai daya dukung Pemulihan Ekonomi Nasional (PEN).”
Ia pun mengungkapkan saat ini ada 708 KK yang merupakan warga binaan BIB dengan pendapatan di atas Rp500.000 per bulan. “Bidang Pertanian 223 KK; Bidang Peternakan 159 KK; Bidang Perikanan 246 KK; dan Bidang Home Industri: 80 KK,” sambungnya.
Mengacu pada kriteria kemiskinan menurut BPS 2021, kategori masyarakat miskin adalah dengan pendapatan < Rp472.525, bulan per kapita.
Dengan demikian, Dindin pun menyatakan bahwa PPM di berbagai bidang itu turut membantu mengentaskan kemiskinan di Kab. Tanah Bumbu, terutama di daerah ring 1 BIB.
Penghargaan yang Diraih
Di bagian akhir presentasi, Dindin mengutarakan Borneo Indobara telah memperoleh sejumlah apresiasi di tingkat daerah, nasional, dan regional (ASEAN) untuk aspek HSE & Production, dan Program CSR/PPM.
Dalam tahapan Penjurian TOP CSR Awards 2022 ini, bertindak selaku dewan juri yaitu M. Lutfi Handayani, AJ Boesra, Ermon Idrus dan E. Kurniawan. Turut hadir dari Borneo Indobara yaitu: Sylvina Aditia selaku Empowerment and Development Dept. Head; dan PMO yaitu Bilqis Nabila dan Dede Pahmy Rahmadani, dan Reza Alfiansyah.
Penulis: Teguh IS