Jakarta, TopBusiness – Indeks harga saham gabungan atau IHSG di PT Bursa Efek Indonesia hingga sesi penutupan perdagangan hari ini berpotensi sideways.
Di laman Samuel.co.id, tim riset Samuel Sekuritas Indonesia dalam laporan riset harian, memperlihatkan judul IHSG Berpotensi Kembali Sideways Hari Ini.
Bursa saham AS semalam ditutup menguat. Dow Jones 1,23%; S&P500 1,23%, dan Nasdaq 1,33% seiring dengan kemajuan negosiasi damai antara Ukraina dan Rusia serta adanya pembayaran kupon obligasi Rusia dalam dollar di hari Kamis.
Selain itu, pasar juga telah mengantisipasi tindakan The Fed terhadap kenaikan suku bunga menjadi 0,5%.
Pasar komoditas bergerak mixed; minyak WTI terpantau naik 7,9% ke level USD 103/bbl, sementara nikel melemah 8,0% ke level USD 41.944/ton, batubara -5,1% di level USD 242/ton, CPO -2,6% ke MYR 6,173/ton, timah -1,9% ke level USD 42.277/ton.
Bursa Asia ditutup mayoritas menguat pada perdagangan Kamis (17/03).Hang Seng +7,04%, diikuti Nikkei 3,46%, Shanghai 1,40%, Kospi 1,33%.
IHSG ditutup melemah 0,40% ke level 6.964. Total keseluruhan net foreign buy sebesar Rp 854.6 miliar. Net foreign buy pada pasar regular sebesar Rp 708,1 miliar dan net foreign buy pada pasar negosiasi tercatat sebesar Rp 146,5 miliar. Net buy asing tertinggi di pasar reguler dicatatkan BBRI (Rp 410.1 miliar), BRMS (Rp 136,4 miliar), dan EMTK (Rp 92,3 miliar). Net sell asing tertinggi di pasar reguler dicetak TLKM (Rp 112,1 miliar), BBCA (Rp 111,6 miliar), dan ITMG (Rp 55,9 miliar).
Kasus Covid-19 di Indonesia ada penambahan 11.532 kasus baru kemarin, dengan daily positive rate 9,2%. Sementara itu, sebanyak 237 orang yang meninggal dan kasus aktif sebanyak 262.477 pada hari yang sama.
Dari dalam negeri, Bank Indonesia mempertahankan BI7DRR tetap di 3,5%. Pagi ini pasar Asia dibuka mixed, Nikkei flat -0,05% dan Kospi +0,04%.
“Kami perkirakan IHSG akan bergerak sideways hari ini, seiring dengan mixed sentimen pasar global dan regional serta harga komoditas yang juga mixed,” demikian tertulis.