Jakarta, TopBusiness – Berstatus Badan Layanan Umum Daerah (BLUD) sejak 2008, Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Dr. Iskak Tulungagung kini menjelma jadi rumah sakit dengan pelayanan berkelas internasional.
Berbagai langkah terobosan dan inovasi layanan yang dilakukan manajemen telah mengantarkan RSUD milik Pemerintah Kabupaten Tulunguagung ini meraih berbagai penghargaan di tingkat nasional dan internasional.
“Strategi bisnis kami adalah mengedepankan Low Cost, High Quality and Social Responsibility. Strategi bisnis ini yang membuat kami memenangkan penghargaan internasional,” kata Wakil Direktur Pelayanan RSUD Dr Iskak, dr. Zuhrotul Aini Sp.A dalam penjurian TOP BUMD Awards 2022 yang dilakukan secara daring, Jumat (25/3/2022).
Pada 2019, RSUD Dr Iskak mendapat penghargaan sebagai Rumah Sakit Terbaik Dunia, Gold Winner Category Social Responsibility 2019 versi International Hospital Federation. Selain penghargaan di tingkat internasional, RSUD ini juga meraih banyak penghargaan di tingkat nasional dan bahkan menjadi RS percontohan nasional.
Menurut dr. Zuhrotul Aini, RSUSD Dr Iskak tidak hanya melayani pasien yang datang di RS, tapi juga ada misi social responsibility, sehingga layanan yang diberikan ada pre hospital, intra hospital, dan post hospital.
Jadi layanan yang diberikan RSUD ini mulai sebelum pasien ke RS, selama pasien di RS, dan setelah pulang dari RS. Semua terobosan yang dilakukan manajemen ini
Terobosan layanan yang diberikan RSUD ini dimulai pada tahun 2014 dengan Instagram atau Instalasi Gawat Darurat Modern.
“Sampai sekarang layanan Instagram kami sudah menjadi IGD percontohan nasional. Sekarang sudah 100 lebih RS melakukan studi banding dan ditiru di RS lain,” ujar dr. Zuhrotul Aini yang dalam presentasi penjurian ini membawakan materi berjudul ‘Hospital Without Walls’ dalam Platform Public Safety Centre Network.
Selanjutnya pada 2015, RSUD Dr Iskak membangun platform Public Safety Centre (PSC) Network. Setahun kemudian atau tahun 2016, RSUD Dr Iskak mengembangkan sistem Laskar atau Layanan Sindrom Koroner Akut Terintegrasi.
“Ini platformnya masih menggunakan PSC, tapi khusus untuk pelayanan serangan jantung. jadi untuk emasang ring dan lainnya sudah bisa kami lakukan,” tutur dr Zuhrotul.
Tahun 2018, menurut dia, RSUD mengimplementasikan EB Solih (Emergency Button Solution In My Hand) dengan platform Hospital Without Wall. ” Saat pandemi Covid-19 tahun 2020, kita kembangkan EB Solih ini menjadi Smart Covid Tulungagung,” tutur dia.
Untuk yang intra hospital, kata dr Zuhrotul, Manajemen Korporasi Rumah Sakit dan manajemen klinik itu berjalan sejajar, berkoordinas, dan semuanya harus mencapai tujuan bersama. “Untuk itu kami kembangkan yang pertama Flowting Slip, jadi semua surat-surat ter-record di rumah sakit,” ujar dia.
Inovasi kedua untuk layanan internal hospital adalah Sistem Informasi Obat Elektronik (SI MONIK). SIMONIK ini sangat efisien dalam mempercepat pembelian atau pengadaan obat, sehingga di RS tidak mengalami kekosongan obat.
“Dengan SI MONIK juga tidak ada ada pertemuan antara penyedia obat dengan klinisi dan manajemen, semua dalam proses pengadaan yang ter-record,” tuturnya.
Inovasi berikutnya adalah GOENDALA untuk Manajemen Mentenance & Repair Sarana dan Prasarana RS. Di sini semua peralatan baik medis maupun nonmedis dilakukan oleh instalasi pemeliharaan sarana dengan perawatan harian. “Ini ternyata mengurangi biaya perawatan alat, karena kita sudah melakukan daily maintenance,” ucap dia.
Invoasi keempat di intra hospital adalah Pendaftaran On Line (Si Poetri) dan Pendaftaran Mandiri (Si Tole). Sistem pendaftaran ini sudah terntegrasi dengan BPJS Kesehatan, Mobile JKN, dan cetak SEP.
Inovasi kelima adalah Pemanfaatan Data Kependudukan (NIK) dan penggunaan finger print biometric e-KTP untuk BPJS. “RS kami merupakan satu-satunya RSUD yang sudah bisa memanfaatkan fingerprint biometrik e-KTP untuk data pasien,” ucap dr Zuhrotul.
Inovasi layanan berikutnya adalah Kompak Mutu untuk koordinasi manajer pelayanan pasien (MPP) dengan profesional pemberi asuhan (PPA) guna meningkatkan mutu pelayanan Rumah Sakit. “Di sini juga berhubungan dengan Kendali Mutu Kendali Biaya (KMKB) sehingga akan sangat mempercepat handling complain di RS,” tuturnya.
Inovasi lainnya adalah E – Resume Medis, Pentol Pati (Pendaftaran Operasi On Line Pasien Terkini) untuk Bridging dengan BPJS, sehingga semua pasien akan bisa melihat jadwal operasi mereka dan jadwal lainnya. Inovasi kesembilan adalah membangun SIM-RS (Sistem Informasi Rumah Sakit), Tarif Berbasis Unit Cost dengan Metode ABC, Real Cost, dan lainnya.
“Kesepuluh yang kami rasakan sekali manfaatnya saat puncak pandemi kemarin adalah SIMOXY atau Sistem Pengelolaan Oksigen Tangguh dalam Menanggulangi kelangkaan Oksigen di saat pandemi. “Dengan sistem ini, Alhamdulillah RS kami tidak pernah mengalami kekurangan oksigen pada 2020 di mana hampir seluruh RS di Indonesia kekurangan oksigen,” tutur dia.
Sedangkan untuk inovasi terkait manajemen klinis rumah sakit antara lain Marmer atau mencegah resistensi antimikroba melalui efisiensi restriksi. “Di sini kami sangat terbantu dengan inovasi ini karena bisa mengurangi penggunaan antimikroba yang tidak relevan, sehingga mengurangi biaya untuk pembelian antimikroba,” kata dr Zuhrotul.
Ada pula layanan pemberian antibiotik bijak sehingga bisa mengurangi MDRO atau resistensi obat bagi pasien. Selanjutnya ada layanan Laskar (Layanan Sindrom Koroner Akut Terintegrasi).
Inovasi lainnya adalah PENAKIB (Integrasikan KIA On Line, data Maternal Neonatal seluruh Faskes se-kabupaten Tulungagung kedalam Sistem PSC yang sudah dikembangkan sejak 2015. Ada pula Padi Wangi atau Pengingat Digital Waktu Ganti Cairan Infus.
Inovasi yg terbaru juga adalah Hotma Paris (Hotline Komunikasi Informasi dan Pendidikan Kesehatan di Ruang Isolasi covid-19). “Ini kami implementasikan pada 2020 di mana saat itu sekitar 80 persen tempat tidur RS kami dijadikan ruang isolasi covid, sehingga kami melakukan terobosan bagaimana keluarga dan pasien covid tetap bisa komunikasi tapi tetap menjaga aturan di ruang isolasi,” papar dr Zuhrotul.
Sedangkan untuk inovasi layanan Post Hospital Care adalah Pelayanan Home Care terutama untuk pemantauan pasien kritis yang sudah keluar RS. Ini juga dilakukan untuk pasien-pasien pasca isolasi covid.
Berbagai inovasi tersebut yang membawa RSUD Dr Iskan meraih banyak prestasi di tingkat nasional dan internasional. Tahun 2016, RSUD ini meraih 35 Top SINOVIK Kemenpan-RB, kemudian 40 Top SINOVIK Kemenpan-RB Tahun 2018. Marketer of the Year 2018 from Mark Plus Hermawan Kertajaya, Public Services Of the Year 2018, Versi Mark Plus Hermawan Kertajaya, RSUD Dr Iskak Tulungagung sebagai RS Tipe B Terbaik I Tahun 2019 Versi BPJS Kesehatan.
Selanjutnya, RSUD DR. Iskak Tulungagung sebagai RS Tipe B Terbaik II Tahun 2020 Versi BPJS Kesehatan, RSUD DR. Iskak Tulungagung Sebagai Role Model Pelayanan Prima penyelenggara pelayanan publik 2019 versi Kemenpan-RB. Peraih GOLD AWARD INDOHCF INNOVATION AWARD (terbaik pertama) Tahun 2017 , Peraih PLATINUM AWARD INDOHCF INNOVATION AWARD Tahun 2020 (terbaik pertama).
RSUD Dr. Iskak Tulungagung terpilih sebagai Rumah Sakit Terbaik Dunia Gold Winner Category Social Responsibility 2019 versi International Hospital Federation
Selain penghargaan-penghargaan tersebut, hasil penilaian BPKP Capaian kinerja BLUD RSUD Dr. Iskak Tulungagung sebesar 74,59 dengan predikat “Baik” dalam kategori “A”. Penilaian BPKP itu menyangkut aspek keuangan dengan total skor 18,75, pelayanan 26,5 dan aspek mutu dan manfaat kepada masyarakat 29,34.
Sementara itu, survei kepuasan pelanggandengan juga hasilnya terus meningkat. Tahun 2018, skornya 83,05, kemudian naik menjadi 84,45 pada 2019 dan tahun 2020 sebesar 85,64.
Tingkat hunian tempat tidur atau Bed Occupancy Rate (BOR) RSUD Dr Iskak pada 2020 mencapai 82,50 persen dan cost recovery ratio (CRR) 104 persen, serta tingkat kemandirian rumah sakit 87 persen.
Meskipun berstatus BLUD dengan proporsi usaha 100 persen pelayanan publik, pendapatan RSUD Dr Iskak pada 2020 mencapai Rp 331,44 miliar dengan jumlah pasien 199.166 orang. Jumlah pasien itu lebih rendah ketimbang 2019 sebanyak 239.880. “Pasien menurun karena ada pandemi, tapi kalau kita lihat skor layanan pelanggan kita tetap meningkat,” kata dr Zuhrotul.