Jakarta, TopBusiness – Defend ID, holding dari beberapa perusahaan pelat negara, yang tergabung dari 5 industri pertahanan seperti PT Len Industri, PT DAHANA, PT Pindad, PT Dirgantara dan PT PAL.
Dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi dari ke lima perusahaan Defend ID, tentunya diperlukan suntikan modal dari pemegang saham yaitu Pemerintah RI sebagai pemegang saham tunggal dari Industri Strategis Nasional di segmen pertahanan ini.
Bobby Rasyidin sebagai leader Holding Defend ID menegaskan, bahwa suntikan modal berupa PMN dari pemegang saham (pemerintah) sangatlah diperlukan, agar 5 industri yang tergabung dalam industri pertahanan itu semakin meningkatkan kemampuannya dalam memproduksi produk. Dengan meningkatknya permintaan order produksi 5 industri Defend ID tentunya akan memberi kontribusi peningkatan pendapatan dan akan menigkatkan capaian laba. “Dan yang sangat penting pula tentunya akan meningkatkan daya serap tenaga”, tegas Bobby kepada Top Business di MTH Jakarta, kemarin.
Defend ID memerlukan suntikan atau penyertaan modal negara (PMN) sebesar Rp 3 triliun. PMN akan meningkatkan kapasitas produksi dari PT Dirgantara Indonesia, sebagai produsen pesawat terbang CN 235. Permintaan pasar dalam dan luar negeri akan produk pesawat terbang CN 235 sangat tinggi. Saat ini kapasitas pruduksi sebanyak 6 pesawat terbang per tahun. Sementara untuk memenuhi permintaan pasar harus meningkatkan kapasitas produksi minimal 10 pesawat terbang dalam setahun.
Demikian juga PT Pindad. Sebagai perusahaan industri pertahanan dengan keunggulan produknya dalam memproduksi senjata api untuk kegiatan militer dan juga berbagai peluru. Pindad sedang kebanjiran orderan senjata api dan peluru dari dalam negeri dan luar. Serta PT Pal, sebagai industri perkapalan juga mengalami peningkatan orderan akan kapal-kapal untuk pertahanan dan militer. Juga, PT Len Industri memerlukan suntikan modal pemerintah.
Harapan Bobby kepada pemegang saham atau pemerintah agar pengajuan PNM ini bisa teralisir dalam waktu dekat ini.
Foto: Rendy MR