Jakarta, TopBusiness—Di tengah sejumlah sentimen pasar yang menyebabkan melemahnya ekonomi global seperti menguatnya USD, konflik geopolitik, dan pembatasan mobilitas di China yang berdampak pada industri logam termasuk timah, pada minggu ke-3 Juni 2022, harga timah ICDX masih berada di kisaran USD35.000 per metrik ton.
“China yang merupakan konsumen timah terbesar dunia yang saat ini tengah pembatasan kegiatan, memberikan dampak pada demand ekspor timah dan memengaruhi harga timah. Namun, hal tersebut tidak memengaruhi harga timah Indonesia yang diperdagangkan melalui Bursa Komoditi ICDX,” kata Direktur ICDX, Nursalam, ke wartawan hari ini, tertulis.
Harga timah ICDX yang masih berada di atas USD30.000, ketika harga timah dari bursa luar berada di sekitar USD27.000 menunjukkan bahwa Bursa Komoditi memiliki peran penting dalam tata niaga perdagangan komoditas unggulan Indonesia.
“Naik turun harga dalam pasar adalah hal yang wajar. Namun yang perlu diperhatikan adalah bagaimana harga komoditi unggulan Indonesia tersebut tetap menjadi referensi perdagangan komoditi tersebut di pasar global. Perdagangan timah melalui Bursa Komoditi ICDX membantu pembentukan harga timah yang optimal dan lebih transparan, sehingga harga timah Indonesia dapat menjadi referensi harga timah dunia,” kata Nursalam
ICDX melihat bahwa harga timah Indonesia akan kembali naik dikarenakan beberapa faktor seperti rencana pelarangan ekspor timah oleh Pemerintah Indonesia. Selain itu, potensi penurunan kasus Covid-19 di China yang dapat melonggarkan pembatasan kegiatan, diharapkan juga dapat memicu kenaikan harga timah di pasar global.