TopBusiness
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR
No Result
View All Result
TopBusiness
No Result
View All Result

Berkat GRC, Bank Mayora Sukses Diakuisisi BNI dan Siap Jadi Bank Digital

Busthomi
29 June 2022 | 10:56
rubrik: Event, GCG
Berkat GRC, Bank Mayora Sukses Diakuisisi BNI dan Siap Jadi Bank Digital
Share on FacebookShare on Twitter

Jakarta, TopBusiness – PT Bank Mayora masih mencatatkan kinerja positif kendati dihantam badai pandemic Covid-19. Beberapa indikator keuangan juga masih menorehkan performa yang apik. Kondisi ini memang diakui manajemen tak lepas dari praktek Governance yang baik, Risk Management yang terukur serta Compliance atau kepatuhan tinggi alias praktek GRC terhadap segala regulasi yang ada.

Bahkan pencapaian terbaik selanjutnya, dengan implementasi GRC yang selama ini sudah tepat membuat Bank Mayora dilirik Bank BUMN besar yakni PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk untuk mengakuisisinya. Dan kini Bank Mayora pun menjadi anak usaha BUMN dengan kepemilikan mayoritas dari bank dengan kode saham BBNI itu.

Untuk diketahui, mulai 18 Mei 2022 lalu, BBNI menjadi pemegang saham pengendali dengan kepemilikan mencapai 63,92% dan sisanya sebanyak 36,08% milik Mayora Inti Utama. Dengan nilai transaksi akuisisi tersebut mencapai Rp3,5 triliun. Dengan pemilik baru itu, Bank Mayora pun sudah memenuhi aturan Otoritas Jasa Keuangan (OJK) yakni modal dasar bank minimal Rp3 triliun.

“Jadi ada tiga keberhasilan dalam implementasi GRC ini yang diusung Bank Mayora dalam 1-2 tahun terakhir, pertama adanya ‘zero fraud internal’, karena kalau tidak ini bisa berpotensi merugikan perusahaan. Kedua, adanya laba dan aset perusahaan yang bertumbuh di tengah pandemi COVID-19. Dan ketiga masuknya BNI menjadi pemegang saham pengendali,” terang Yenni Noviyanti selaku Corporate Communication (Corcomm) Bank Mayora, Selasa (28/6/2022).

Pernyataan Yenni ini disampaikan dalam sesi penjurian TOP GRC Awards 2022 yang digelar Majalah Top Business dengan menggandeng beberapa lembaga professional di bidang GRC, hari ini. Turut mendampingi Yenni adalah Susi, Kepala Divisi Kepatuhan Bank Mayora dan  Teidy, Kepala Divisi Risk Management Bank Mayora.

Di awal presentasi, Yenni memaparkan terkait Visi-Misi Perusahaan dan nilai-nilai perusahaan yang menjadi dasar dalam menjalankan GRC ini. Nilai-nilai itu adalah, Integrity, Focus on Customer, Passion, Continuous Improvement, dan Teamwork.

“Integrity itu kita konsisten dalam perkataan dan tindakan dalam rangka melaksanakan tugas dengan penuh tanggung jawab.”

“Focus on Customers, kita memahami kebutuhan dan harapan customer dalam rangka memberikan layanan dan solusi yang tepat dan bemanfaat.”

“Passion itu semangat dan kecintaan dalam bekerja dengan penuh dedikasi untuk memberikan hasil yang terbaik.”

BACA JUGA:   PT PER Punya Analisis SWOT

“Continuous Improvement, inisiatif untuk melakukan perbaikan terus menerus dalam rangka menyediakan produk dan layanan yang memberi nilai tambah.”

“Serta Temwork itu memahami diri sendiri dan orang lain untuk bekerja sama secara efektif.”

Dengan nilai-nilai itu dan ditopang oleh praktik GRC, kata dia, telah membuat kinerja Bank Mayora selama pandemi ini tetap bisa bertumbuh positif. Kendati memang, diakuinya, banyak dampak pandemi yang dirasakan perseroan. Namun lagi-lagi dengan adanya tindakan antisipatif yang tepat dan manajemen risiko yang sesuai, pihaknya berhasil mengatasi risiko pandemi itu.

Beberapa dampak itu seperti, adanya kegiatan pemasaran dari offline beralih ke online, pertemuan fisik dengan nasabah menjadi terbatas. Juga suku bunga simpanan Bank Mayora sangat terpengaruh BI Rate (BI 7 Day Repo Rate), karena selama pandemi suku bunga BI terus turun. Plus, adanya penyaluran kredit terhambat karena ekonomi lesu, namun NPL Bank Mayora masih bisa ditekan di level aman. Dan terakhir, meningkatnya permintaan restrukturisasi kredit.

“Dan kami pun berhasil mengatasinya dengan strategi, program promosi untuk retensi nasabah terus kami lakukan. Lalu, adanya program relaksasi pinjaman bagi debitur terdampak COVID-19 sesuai arahan regulator yakni OJK dan penambahan fitur-fitur digital banking,” terangnya.

Fitur-fitur digital banking ini menjadi penting, mengingat seiring adanya pemegang saham baru, ke depan Bank Mayora akan menjadi bank digital milik BNI. Seperti, selain mobile banking juga sudah ada QRIS dan top up e-wallet yang beraneka ragam. Sehingga transaksi online nasabah juga terus berkembang.

“Makanya brand Bank Mayora ini nantinya bisa jadi tak ada lagi, karena kami akan menjadi bank digital milik BNI. Dengan penambahan fitur-fitur digital banking menjadi strategi bisnis kami selama ini dan ke depannya,” ujar dia.

Kinerja Keuangan

Lebih jauh Yenni menegaskan, selama pademi ini, bahkan dalam lima tahun terakhir, kinerja keuangan Bank Mayora cukup positif. Secara keseluruhan, untuk indikator keuangan seperti total asset dan ekuitas terus meningkat. Apalagi dengan adanya pemilik modal baru membuat modal inti Bank Mayora juga sudah hampir mendekati Rp4 triliun. Meski begitu, liabilitas perusahaan juga masih terus meningkkat.

Untuk total asset pada tahun 2017 lalu di angka Rp6,40 triliun dan di akhir 2021 sudah di posisi Rp8,98 triliun. Lalu untuk total ekuitas juga terus naik selama lima tahun ini. Dari mulai Rp1,15 triliun di 2017 menjadi Rp1,25 triliun per akhir 2021 lalu. Adapun posisi liabilitas di angka Rp7,73 triliun per akhir 2021 lalu.

BACA JUGA:   BRI Optimistis Ekonomi Mulai Pulih Seiring Laju Restrukturisasi yang Melandai

Untuk pendapatan bunga sendiri memang masih mengalami penurunan, baik itu interest income (NII) atau pendapatan bunga bersih maupun net interest margin (NIM) atau margin bunga bersih. Hal ini lantaran selain faktor pandemi juga karena adanya tren penurunan suku bunga acuan Bank Indonesia yang terus melandai.

“Untuk NII dan NIM per akhir 2021 lalu masing-masing di posisi Rp225,28 miliar dan NIM di level 3,33%. Namun begitu, dari sisi laba bersih justru terus melonjak tajam. Per 31 Desember 2021 lalu, laba Bank Mayora sebesar Rp32,22 miliar naik tajam dari tahun sebelumnya di posisi Rp11,66 miliar,” ungkap Yenni.

GRC di Bank Mayora

Dalam praktek GRC, Susi menambahkan, untuk perangkat GRC juga terus bertambah. Baik itu yang posisinya di bawah Dewan Komisaris maupun Direksi. Seperti ada Komite Audit, Komite Pemantau Risiko, Komite Remunerasi dan Nominasi, Komite ALCO (Asset Liabilities Committee), Komite Manajemen Risiko, Komite Pengarah TI, dan Komite Kredit.

“Di Bank Mayora sendiri sudah menerapkan GRC ini sejak tahun 2016 lalu dan hingga kini. Adapun untuk regulasi internal seperti SE dan SK yang banyak dibuat di tahun 2021 lalu itu, karena memang kami banyak melakukan penyesuaian terhadap aturan-aturan dari regulator yang ada, seperti aturan dari OJK,” terang Susi.

Untuk GCG, lanjut Susi, pihaknya sudah mengadopsi dan menyelaraskan sesuai dengan regulasi yang ada. Selain UU terkait, Bank Mayora juga sudah mengadopsi POJK 55 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, POJK 45 tentang Penerapan Tata Kelola dan Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum, SEOJK 13 tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum, dan SEOJK 40 tentang Penerapan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi Bagi Bank Umum.

“Semua ini (regulasi) menjadi dasar yang kita tetapkan dan buat untuk kebijakan GCG di dalam internal kami. Dengan system dan kebijakan GCG di Bank Mayora ini ada 10 regulasi yang sudah kami sahkan di dalam SK Manajemen dan SK Direktur,” tandas dia.

BACA JUGA:   Resmi, OJK Terbitkan Kebijakan Bank Digital

Seperti, terkait dengan Tata Kelola dalam Pemberian Remunerasi, Kamus Kompetensi Bank Mayora, Corporate Governance Manual-Revisis 1, Pedoman Tata Kelola Perusahaan, Pedoman dan Tata Tertib Kerja Dewan Komisaris, Pedoman dan Tata Tertib Komite Audit, Pedoman dan Tata Tertib Komite Pemantau Risiko, Pedoman dan Tat Tertib Komite Remunerasi dan Nominasi, serta Penunjukkan Tim Penyusun Rencana Aksi Keuangan Berkelanjutan (RAKB) dan Laporan Keberlanjutan (sustainability report).

Kembali Susi mengatakan, untuk skor penilaian GCG sendiri berada di level Baik. Namun begitu, untuk Skor Penilaian GCG ini tidak digunakan Bank Mayora semenjak berlakunya ketentuan Bank Indonesia yang dituangkan dalam SEBI No.15/15/DPNP tanggal 29 April 2013 Perihal Pelaksanaan Good Corporate Governance bagi Bank Umum, saat ini telah dikonversi melalui SEOJK No.13/SEOJK.03/2017 Tentang Penerapan Tata Kelola Bagi Bank Umum.

“Hanya saja, Bank Mayora saat ini menggunakan metode asesmen untuk menilai kelemahan dan/atau kekuatan Penerapan Tata Kelola termasuk implementasi Penerapan Tata Kelola yang dapat ditingkatkan Bank,” ucap dia dengan menambahkan pihaknya juga tetap menerapkan metode whistleblowing system sesuai regulasi yang ada.

Teidy menambahkan, terkait pengelolaan risiko, pihaknya telah menerapkan manajemen risiko yang mencakup: Pengawasan aktif Dewan Komisaris dan Direksi; kecukupan kebijakan, prosedur dan penetapan limit; lalu Kecukupan proses identifikasi, pengukuran, pemantauan dan pengendalian risiko serta; sistem informasi manajemen risiko dan sistem pengendalian internal yang menyeluruh, serta ada pedoman pelaksanaan internal.

“Adapun lingkup penerapan manajemen risiko Bank meliputi 8 (delapan) jenis risiko: yakni Risiko Kredit, Risiko Pasar, Risiko Operasional, Risiko Likuiditas, Risiko Hukum, Risiko Kepatuhan, Risiko Stratejik dan Risiko Reputasi,” ujat Teidy.

Dengan implementasi GRC dari sisi GCG, manajemen risiko, dan kepatuhan yang kuat itu, kata dia, berdasar aspek maturitas atau kedewasaan GRC Bank Mayora sendiri sudah baik.

“Jadi, GRC Maturity Level terhadap model GRC perusahaan berada pada tingkat maturitas: yakni Transformed. Yaitu telah didukung oleh kebijakan, prosedur, dan metodologi yang selaras satu sama lain sehingga elemen dari setiap model keunggulan GRC terus menerus diperbarui dan ditingkatkan seiring dengan tantangan dan perubahan yang dihadapi,” kata dia mengakhiri.

FOTO: TopBusiness

Tags: Bank BNIBank Mayoragrcsektor perbankanTOP GRC Awards 2022
Previous Post

IHSG Negatif

Next Post

RI Tetap Investment Grade, Ini Respons Gubernur BI

Leave a Reply Cancel reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

  • Redaksi
  • Pedoman Media Siber
  • Info Iklan
  • Disclaimer
  • Email

TopBusiness - Inspire Great Business Performance | All Rights Reserved

  • Home
  • Economic
  • Business Info
  • Capital Market
  • Finance
  • BUMN
  • BUMD
  • DAERAH
  • Marketing
  • Event
  • CSR