Jakarta, TopBusiness—Maskapai penerbangan Garuda Indonesia hari ini mengumumkan keterbukaan informasi untuk Bursa Efek Indonesia (BEI), Jakarta. Isinya pengumuman bahwa Garuda akan menggelar rapat umum pemegang saham luar biasa (RUPSLB) dan rapat umum pemegang saham tahunan (RUPST) pada 12 Agustus 2022 di Jakarta.
Rapat tersebut membahas rencana menambah modal dengan HMETD (hak memesan efek terlebih dulu) kepada pemegang saham.
Dalam keterbukaan informasi itu, manajemen maskapai itu memberikan analisis mengenai pengaruh penambahan modal dengan HMETD terhadap kondisi keuangan dan pemegang saham.
Garuda memerkirakan bahwa rencana penambahan modal dengan memberikan HMETD kepada pemegang saham, akan berpengaruh positif terhadap kondisi keuangan. Yaitu antara lain memerkuat struktur permodalan serta meningkatkan kemampuan kas untuk memenuhi kebutuhan modal kerja, yang pada akhirnya memberikan nilai tambah bagi pemegang saham.
“Dalam penambahan modal dengan memberikan HMETD ini, Garuda mengharapkan sebanyak-banyaknya partisipasi dari para pemegang saham untuk melaksanakan HMETD yang dimiliki oleh para pemegang saham,” demikian dijelaskan oleh manajemen Garuda.
Dalam hal aset, pelaksanaan HMETD akan memberikan dampak langsung berupa peningkatan jumlah kas dan setara kas setidaknya sejumlah Rp7,5 triliun yang berasal dari PMN (penyertaan modal negara) oleh pemerintah Indonesia.
Jumlah ini akan menjadi lebih besar apabila pemegang saham lain, selain pemerintah Indonesia, juga turut serta berpartisipasi dalam HMETD.
Peningkatan jumlah aset berupa kas dan setara kas akan akan memperbaiki profil likuiditas Garuda yang pada tanggal 31 Desember 2021 rasio lancar (current ratio) berada pada posisi 0.05 kali; di mana setelah pelaksanaan HMETD ini akan menjadi 0.14 kali (dihitung dengan asumsi jumlah aset lancar dan kewajiban lancar lainnya tidak berubah, dan kurs setara dengan Rp14.500 per USD).
Sementara dalam hal ekuitas, penyertaan modal baru dari PMN dan setoran modal dari pemegang saham lain juga akan memerbaiki struktur permodalan, dengan peningkatan modal disetor setidaknya sebesar Rp7,5 triliun sebagaimana tercatat dalam kas dan setara kas.
Rasio kewajiban terhadap modal pada tanggal 31 Desember 2021 adalah -2.18; dan setelah pelaksanaan HMETD ini maka rasio yang sama diproyeksikan menjadi -2,38 (dengan asumsi jumlah kewajiban dan komponen modal lainnya tidak berubah). Modal disetor akan meningkat setidaknya sebesar 39% dari posisi tanggal 31 Desember 2021
“Perbaikan posisi keuangan dari penyertaan modal HMETD ini akan memberikan keuntungan bagi Garuda untuk terus fokus pada penyelesaian program restrukturisasi keuangan; salah satunya untuk memberikan tambahan pendanaan bagi operasional,” demikian dipaparkan manajemen maskapai itu.